bab 10

124 8 8
                                    

nadh al sheba

hamdan mondar mandir diluar pintu kamar tamu yg berada diistana megahnya itu, ia sedikit panik dengan kondisi shanaya yg saat ini sedang ditangani oleh dokter, ia berharap semoga kondisi shanaya baik" saja, saat ini semua penghuni nadh al sheba terheran" dengan tuannya itu, karena mereka mempertanyakan siapa wanita yg ia bawa kemari, karena disaat hamdan dan shanaya tiba dirumahnya, ia memerintahkan para pengawal dan pelayan untuk menggiring shanaya masuk kedalam rumahnya, shanaya memberontak dan berupaya mencoba ingin melarikan diri, tetapi usahanya sia" dan akhirnya para pengawal dan pelayan berhasil membawa shanaya masuk kedalam rumah megah yg ditinggalkan oleh hamdan dan maheera

selang 1 jam hamdan menunggu diluar kamar, akhirnya dokter yg dipanggil untuk meriksa kondisi shanaya keluar dari pintu kamar yg didalamnya ada shanaya, hamdan antusias dan segera cepat" menghampiri dokter itu

"dokter zeynab, bagaimana keadaan shanaya sekarang ? apa sebenarnya yg terjadi padanya ?"

dokter yg bernama zeynab, menghela nafas panjang dan memasang wajah memprihantikan melihat kondisi shanaya sekarang, hal itu membuat hamdan semakin panik dan tidak sabar dengan jawaban dokter itu

"kenapa kau diam saja dok ? tolong katakan sekarang .."

"aku sangat menyesal ingin mengatakan hal ini sheikh, kondisi shanaya saat ini sedang memburuk"

"tolong katakan yg lebih jelas dok apa yg membuatnya menjadi seperti ini ? aku tahu saat ini dia sedang tidak baik"

"shanaya adalah korban dari kekerasan seksual sheikh"

hamdan terdiam sejenak sambil melihat dokter itu dengan sorotan mata tajamnya, ia tidak menyangka apa yg dikatakan dokter zeynab barusan

"kekerasan seksual ?"

"iya sheikh, saya sudah periksa semua sekujur tubuhnya, begitu banyak luka lebam bahkan bekas luka lebam yg sudah lama, bukan hanya kekerasan seksual saja yg dialami shanaya sepertinya ia juga mengalami penyiksaan yg terus menerus dilakukan oleh oknum tersebut,hal itu yg membuat ptsd nya menjadi kambuh sheikh, ia sangat syok dan memiliki trauma yg amat sangat berat, sehingga ia beranggapan setiap orang yg ditemuinya ingin menghancurkannya dan sekarang ia sama sekali tidak mengenal orang" yg ia kenal sebelumnya"

hamdan memejamkan matanya, rasanya ia tidak sanggup mendengar apa yg dikatakan dokter zeynab selanjutnya tentang kondisi shanaya, hal ini membuat dirinya semakin bersalah

"maaf sheikh, aku harus mengatakan hal ini padamu,aku sudah periksa seluruh bagian tubuhnya termasuk bagian sensitifnya, sepertinya ia dikerjain secara bergantian dan ada luka diarea tersebut akibat benda tumpul yg masuk dan.."

"HENTIKAN JANGAN TERUSKAN LAGI ...!!!!"

hamdan spontan berteriak menyuruh dokter itu untuk berhenti melanjutkan penjelesannya tentang kondisi shanaya, hal ini membuat dokter zeynab terkejut dan berhenti melanjutkannya

hamdan sedih dan semakin syok, apa yg dipikirkannya selama ini benar, terjadi hal buruk menimpa shanaya sehingga ia berprilaku seperti itu, hamdan menyenderkan bahunya ke dinding luar kamar yg ditempati shanaya sekarang, ia sangat menyesal akan hal ini dan menyalahkan dirinya sendiri, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia tidak tahu lagi apa yg harus ia lakukan sekarang semuanya sudah terjadi, apakah shanaya bisa normal kembali seperti dulu, sepertinya dokter zeynab mengerti dengan apa isi hati hamdan, ia mencoba untuk menyemangati hamdan

"aku tidak tahu siapa sebenarnya wanita ini yg menurutmu sangat berharga sheikh, tapi kau tenang saja amnesianya tidak permanen seiring berjalan waktu dia bisa ingat kembali dan normal seperti dulu yaitu satu"nya jalan dia harus melakukan terapi rutin"

P R O M I S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang