SRSS | Sebuah harapan

1K 91 21
                                    

Minhyuk mendudukan dirinya di teras rumah Moonbyul. Ia cukup lelah setelah mengantar Ken yang mabuk itu pulang. Untung saja Seokjin mengarahkan jalan ke rumah Ken jadi mereka tidak tersesat.

"Orang mabuk itu kenapa sih suka sekali merepotkan, ahh bahuku pegal sekali," keluh Moonbyul ikut mendudukan dirinya di samping Minhyuk.

"Benar sekali."

"Dia tidak biasanya begitu, aku juga baru melihat sisinya yang seperti itu," sahut Seokjin mendapat tatapan menyepit dari Moonbyul.

"Kau payah sekali baru tahu sekarang, katanya sahabat," ledek Moonbyul membuat Seokjin tersenyum tipis.

"Memangnya dia juga tahu semua hal tentangku? Pasti ada satu, dua hal yang ia tidak ketahui," jawabnya membela diri. Mendengar itu Moonbyul jadi teringat kata-kata Ken tadi, walaupun ia tidak tahu saat membicarakan hal itu Ken sadar atau mabuk.

"Kalau itu benar Kim Seokjin, sampaikan maafku padanya. Lain kali juga kau bisa kan menjadi penghubung kami untuk berkomunikasi? Hahahaha konyol sekali aku percaya hal ini."

Minhyuk melirik ke arah keduanya sebelum bangkit dari duduknya. Ia mengusap surai Moonbyul sebelum pergi membuat Seokjin dan Moonbyul menatapnya heran.

"Sudah mau pulang? Kau tidak mabuk kan?" tanya Moonbyul memastikan.

"Iya kau tenang saja, aku pamit yah. Oh, iya Seokjin aku izin mendekati sepupumu yah," ujar Minhyuk sebelum masuk ke dalam mobilnya membuat Seokjin loading.

"Sepupuku? Aish, sialan awas saja kau dekati Nayeon," protes Seokjin saat mobil Minhyuk sudah menjauhi kediaman Moonbyul.

"Bukannya itu lebih baik? Coba kau pikirkan, lebih baik dia bersama Nayeon atau kekasihmu?" tanya Moonbyul sambil menatapnya.

"Tidak ada yang lebih baik. Dan kau ini lucu yah? Bukannya kau naksir Minhyuk, kenapa kau selalu mendukung dia dengan orang lain dibandingkan dengan kau?" tanya Seokjin balik membuat Moonbyul mencebik kesal.

"Dasar, sudah pergi saja kau!" usir Moonbyul membuat Seokjin terkekeh.

"Tidak mau, kau juga tidak menjawab pertanyaanku jadi aku tidak mau pergi," tolak Seokjin.

"Hei kau belum membuktikan tentang Sowon kan? Pergi saja sana, kesempatanmu tidak banyak," ucapnya dan setelah itu ia menutup pintu rumahnya.

"KALAU DIA MEMANG TIDAK INGIN MELIHATKU, YA SUDAH TOH KETIKA AKU BANGUN NANTI DIA TETAP KEKASIHKU KAN, AKU TIDAK INGIN MENAKUTINYA SAAT KONDISIKU SEPERTI INI," teriak Seokjin membuat Moonbyul merotasikan bola matanya, dia masih di belakang pintu itu.

"Dasar bucin."

*¤*¤*¤*¤*¤*¤

Sowon menahan tangan Ken membuat pria itu meliriknya sinis. Apalagi ia tahu di belakang gadis itu ada Chanyeol. Ia tidak ingin mengawali pagi dengan buruk bersama keduanya. Jadi dengan kasar ia menepis Sowon.

"Ken mau sampai kapan kau seperti ini? Bukannya kau sudah bebas?" pertanyaan itu membuat langkahnya terhenti.

"Bebas katamu?" Ken berbalik lalu menyibak poninya ke arah Chanyeol dan Sowon membuat keduanya terkejut.

"Ken-"

"Gosipnya sudah sampai ke fakultas kalian yah? Hahaha kalian pikir aku putus bisa langsung bebas? Mustahil tolol," ujar Ken kemudian berbalik meninggalkan Chanyeol dan Sowon yang saling pandang.

Spirit Romance, Sixth Sense I & IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang