SRSS 2 || Kebenaran yang Sedang Terjadi

712 55 9
                                    

"Aku tidak mengerti kenapa rasanya sesesak ini, tapi apa dia pura-pura mencintaiku, Sungkyung?" pertanyaan itu membuat Sungkyung semakin mengeratkan pelukannya. Sahabatnya benar-benar sedang patah hati.

Sowon yang melihat itu menghela nafasnya ia memberanikan diri meraih knop pintu ruang rawat Minhyuk. Ia tidak mau kedatangannya sia-sia sekalipun harus mengganggu suasana di dalam sana.

Cklek

Bisa Sowon lihat setelah kehadirannya Psikater bernama Sungkyung melepaskan pelukannya. Sowon tersenyum canggung ke arahnya yang dibalas senyum canggung juga oleh Sungkyung.

"Maaf mengganggu kak, aku membawa buah tangan untuk kak Minhyuk," ucap Sowon mendekat ke arah mereka. Ia melirik ke arah Minhyuk yang menatapnya juga.

"Jangan-jangan kamu sudah lama di luar? Maafkan aku yah pasti sungkan untuk masuk tadi," sesal Sungkyung membuat Sowon menggeleng.

"Baru saja kak, justru aku yang minta maaf karena mengintrupsi kalian," jawabnya masih setia memperhatikan Minhyuk yang kembali merebahkan tubuhnya.

"Aku ingin bicara dengan Sowon empat mata, keluarlah dulu Sungkyung," tukasnya membuat Sungkyung tersentak namun dia langsung mengerti dan pergi meninggalkan keduanya di dalam.

"Nayeon-"

"Iya, apa kau bisa bantu tanyakan pada Seokjin? Diakan sepupu Nayeon pasti dia tahu, setidaknya," potong Minhyuk membuat Sowon mengelengkan kepalanya.

"Relakan dia kak!" tegas Sowon membuat Minhyuk menatapnya nyalang. Kenapa gadis itu tiba-tiba memerintahnya?

"Aku tahu perintahku konyol tetapi aku juga tahu bahwa kakak dan Nayeon sudah selesai. Cerita kalian sudah selesai dan tidak akan bisa bersama lagi. Jadi, relakan saja kak," tutur Sowon diakhiri dengan lirihan. Mendengar itu Minhyuk mengusak surainya frustasi.

"Cerita kami belum selesai, bahkan kami belum memulainya Won jadi jangan paksakan aku-"

"Sudah berakhir, jangan pura-pura bego dan tidak menerima kenyataan," sergah Sowon membuat Minhyuk terdiam dengan tatapan kosong.

Baiklah, jadi yang sebenarnya terjadi adalah Nayeon harus pergi karena ia melanggar suatu hal. Seseorang yang sudah menjadi roh dalam keadaan koma tidak boleh mengingat atau memberitahukan siapapun apa yang ia ketahui, namun kala itu Nayeon melanggarnya dan jujur pada Minhyuk. Itu sebabnya ia pergi meninggalkan Minhyuk, jika tidak Minhyuk akan terus dalam bahaya karenanya. Sowon sadar akan hal itu saat matanya bertatapan langsung dengan kakak tingkatnya itu.

"Kak Minhyuk bisa memulainya dari awal," ucapnya lagi sembari mengusap puncak kepala pria tersebut.

"Aku baru saja membuka hatiku pada seseorang. Tidak bisakah aku dibiarkan bahagia dalam hidupku? Banyak orang yang kukecewakan hanya untuk bisa bersamanya tetapi dalam sekejab semuanya sirna Sowon. Selanjutnya kamu mau aku memulai seperti apa?" pasrah Minhyuk sembari menggenggam tangan Sowon membuat sang empu tersentak.

Di sisi lain, dunia yang tadinya biru cerah kini menjelang senja. Langit-langit sudah berwarna jingga kemerahan. Angin berhembus cukup kencang kala Moonbyul melangkah menyelusuri jalanan menuju rumahnya. Sudah 2 minggu lebih ia melangkah sendirian, tidak ada lagi roh atau arwah yang mengintilinya dan menganggunya. Mengingat memorinya bersama Seokjin entah mengapa membuatnya terkekeh.

"Tentu saja aku akan mengikutimu terus Byul, tunggu aku!"

"Pengen saja, soalnya kan beberapa hari ini aku tidak bersamamu terus tidak salah dong aku mengikutimu lagi seperti awal kita bertemu."

"Aku tidak mengerti Moonbyul, kenapa kau sangat tertutup? Ah memang aku bukan siapa-siapamu hanya saja aku pikir kita bisa berteman dan saling mencurhakan satu sama lain, tetapi aku merasa kau enggan melakukan itu."

Spirit Romance, Sixth Sense I & IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang