Seokjin mendongkak menatap Moonbyul yang memberikan botol air padanya. Setelah gadis itu melerai Minhyuk dan Seokjin, seniornya itu memilih pergi untuk mendinginkan kepalanya. Begitu juga dengan Seokjin, Moonbyul tetap di sana menemani Seokjin yang mengobati lebam di wajahnya sendiri.
"Kau tidak ingin membantuku?" melas Seokjin namun Moonbyul hanya meliriknya sekilas.
"Tidak, urus saja sendiri," cueknya membuat Seokjin menghela nafasnya, ia dengan sembarangan menempel plester di area lukanya.
"Kenapa kau di sisiku? Aku pikir kau lebih memilih menenangkan Minhyuk, kalian kan sangat dekat," kata Seokjin memecahkan keheningan di antara mereka.
"Katanya kau ingin berteman denganku? Kalau tidak mau ya sudah aku bisa pergi kok," jawab Moonbyul hendak beranjak namun Seokjin segera menahan tangannya.
"Aku cuman heran, karena hubungan kalian tiga bulan yang lalu tidak seperti ini. Sangat lengket seperti orang pacaran, tapi nyatanya tidak yah," tutur Seokjin membuat Moonbyul menatapnya serius.
"Tiga bulan yang lalu yah? Benar banyak yang sudah berubah, tapi kenapa kau tidak?" batin Moonbyul bertanya-tanya.
"Ck kau pikir manusia tidak akan berubah? Justru aku yang harusnya heran, budak cinta seperti kau kenapa memutuskannya sepihak, aku tidak mengerti," jawab Moonbyul membuat Seokjin merenung.
"Kau tidak punya pendirian, aku pikir kau sudah berubah setidaknya sikapmu saat jadi arwah melekat padamu ternyata tidak yah," gumam Moonbyul berhasil membuat Seokjin menatapnya bingung terlalu pelan hingga ia tidak menangkap pembicaraan gadis itu.
"Kau bilang apa?" tanya Seokjin membuat Moonbyul menggelengkan kepalanya.
"Tidak, hmm aku ingin tanya. Saat koma apa kau bermimpi?" tanya Moonbyul hati-hati membuat Seokjin berpikir.
"Aku lupa tapi samar-samar aku selalu mendengar suara Sowon dan sering mendengar suara seorang perempuan yang entah siapa," jelasnya membuat Moonbyul terkesiap.
"Kau yakin?" Seokjin mengangguk, ia memandangi surai Moonbyul yang berubah menjadi pirang kecokelatan.
"Sejak kapan kau semir rambut?" tanyanya tanpa sadar.
"Kenapa mengalihkan pembicaraan, tidak ada urusannya denganmu juga aku semir atau tidak," omel Moonbyul membuat Seokjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aku akan ceritakan lagi kalau ingat, lagian kau seperti dokter saja ck," dengus Seokjin namun ia melirik terus surai pirang kecokelatan Moonbyul.
"Sial kenapa dia menatap rambutku terus?" umpat Moonbyul dalam hati.
Di tempat lain, Minhyuk mengusak surainya kesal. Jika diingat-ingat seharusnya ia tidak perlu memukul Seokjin. Untung tidak ada mahasiswa yang melihatnya kalau ada mungkin dia akan kena rumor lagi.
"Minhyuk," panggil Hakyeon yang langsung mendudukkan dirinya di samping Minhyuk.
"Hmm," juteknya membuat Hakyeon menghela nafas.
"Kemarin seru nontonnya? Sungkyung tidak bisa dihubungi jadi aku penasaran sekali bagaimana reaksi kalian," ujar Hakyeon tetapi sepertinya Minhyuk tidak percaya akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit Romance, Sixth Sense I & II
FantasySeokjin kecelakaan, rohnya keluar dari tubuhnya. Apa yang harus dia lakukan untuk memberitahu kekasihnya? Memasuki tubuh orang? Atau? Genre : Semi horor, Romance, Fantasy, Friendship. Alur lambat Disclaimer : Cast bukan milik saya melainkan milik Tu...