PS : INI HANYALAH SEBUAH FIKSI!
Bold + italic = jiwa Seokjin ketika bicara._______
Seokjin melempar ponselnya ke arah Sandeul yang sedang sibuk membaca buku. Di sebelahnya Ken sedang bermain game. Sedangkan Seokjin malah membaringkan dirinya di kasur Sandeul.
"Ada apa kali ini?" tanya Sandeul membuat Seokjin meliriknya sekilas lalu terkekeh. Ken mengalihkan pandangannya ke arah dua teman itu.
"Chanyeol mengundang kalian tapi katanya tidak ada satu pun yang membalas pesannya," ucap Seokjin membuat Sandeul dan Ken saling pandang.
"Ah kalau aku sih baru ganti ponsel jadi nomor-nomor kalian belum ada," jawab Ken enteng.
"Terus kenapa kau melemparnya padaku?" tanya Sandeul lagi.
"Aku menyuruhmu untuk membaca pesan darinya, karena panjang jadi kuberikan padamu," jelas Seokjin yang diangguki Sandeul.
Ken yang penasaran mengabaikan ponselnya dan melihat pesan panjang Chanyeol yang dikirimnya ke Seokjin. Sandeul menghela nafasnya ketika tahu beberapa hal yang ada di pesan tersebut.
"Aku tidak bisa seperti ini, kalian tahu kan aku dalam masa percobaan di rumah. Kalau ayah tahu aku kesana habislah aku semua aset yang diberikan akan di sita," tutur Sandeul panjang lebar.
"Iya aku juga sedang malas, aku titip salam saja," tambah Ken.
Mendengar penjelasan kedua sahabatnya itu entah kenapa Seokjin jadi murung dan kesal. Padahal ia kira akan seru jika semua temannya berkumpul di sana. Melihat raut wajah Seokjin, Sandeul pun bangkit dari duduknya dan menghampiri sahabatnya itu.
"Kau tidak lupakan kalau kau anak seorang Dosen? Jangan sampai kau mencemari nama Ayahmu," nasihat Sandeul membuat Seokjin terkekeh.
"Hei semua yang ada di sana teman kita kok, ada yang dari sekolah dasar, menengah, dan menengah atas. Kalian bisa dianggap sombong jika tidak datang," jelas Seokjin.
"Terserah kau saja, aku dan Sandeul kan sudah bilang tidak bisa. Kalau kau ingin main dengan yang lain silahkan tapi jangan paksa kami," jawab Ken yang kembali fokus menatap ponselnya.
"Oke kalau gitu," singkat Seokjin sebelum mengambil ponselnya. Ia bahkan langsung pergi tanpa berpamitan dengan kedua sahabatnya itu.
"Aku tidak mengerti jalan pikirannya," keluh Sandeul.
Seokjin mengendarai mobilnya dengan kesal. Ia pikir teman-temannya mau bertemu dengan Chanyeol, ya walaupun ia tahu keduanya memang ada sedikit konflik dengan Chanyeol. Dan tujuan ia sebenarnya memang untuk memperbaiki hubungan Sandeul, Ken, dan Chanyeol agar seperti semula tapi akhirnya ia gagal.
Mobilnya ia parkirkan di dekat mobil-mobil yang disiapkan untuk balap liar. Matanya kesana - kemari mencari sosok yang lebih tinggi darinya. Ia keluar dari mobilnya dan menghampiri si tinggi yang ternyata sedang bercengkrama dengan teman-teman yang lain.
"Selamat ulang tahun bro!" seru Seokjin membuat Chanyeol menoleh ke arahnya.
"Hu waaw makasih bro, gimana sudah siap hari ini?" tanya Chanyeol sambil menaikkan satu alisnya.
"Tentu saja, aku akan pastikan hadiah kemenanganku menjadi hadiah ulang tahunmu," ucap Seokjin dengan bangga.
"Kedengarannya bagus juga," celetuk Baekhyun yang daritadi ada di sebelah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit Romance, Sixth Sense I & II
FantasíaSeokjin kecelakaan, rohnya keluar dari tubuhnya. Apa yang harus dia lakukan untuk memberitahu kekasihnya? Memasuki tubuh orang? Atau? Genre : Semi horor, Romance, Fantasy, Friendship. Alur lambat Disclaimer : Cast bukan milik saya melainkan milik Tu...