Part 3

9.7K 445 8
                                    

Sebotol vodca mengajarkan kita, bahwa yg putih polos belum tentu suci

-Fasyasina_

Jangan lupa tekan bintang yg ada dipojok kiri bawah wokeh! Dan jangan lupa buat komen.

Typo ada dimana mana:v

Happy reading!

******************************

"Hiks kapan mama hiks sayang ama gue bang? Kapan! Gue juga hiks mau ngerasain kasih sayang mama hiks sama papa. Dimata mama sama papa tuh cuma ada FELI, FELI DAN FELI. SELALU SAJA FELI! Gue berasa ga ada apa apanya dimata mereka. ARHG GUE BENCI!" jerit Fasya dipelukan Delvin.

Delvin merasakan apa yg Fasya rasakan, dia tidak tega melihat adiknya seperti ini, ingin marah namun ia bisa apa? Meberitahu keortunya? Percuma mereka semua tidak akan mau dengar. Jika bukan omanya yg menyuruh. Delvin mengelus punggung Fasya. Delvin mendengar deru nafas fasya teratur, mengendong tubuh fasya seperti.

Menggendong koala, ia membawa Fasya keuks, sekalian mengobati tangan adik tersayangnya ini.

Diuks.

"Woii pmr, siapin p3k, kain ama air anget gc!" Perintah Delvin.

Keyna anggota pmr, mengambil pesanan delvin. Delvin menaruh Fasya dikasur dengan hati hati, takut adiknya terbangun.

"I-ini kak" Keyna meletakan dinakas.

"Pergi!' Usir delvin

Tanpa babibu keyna langsung pergi, ia mengambil kain itu dan memasukannya kedalam air hangat, dia peras lalu mengelap darah Fasya yg hampir kering.

Setelah itu ia meletakan kainnya, membuka kotak p3k. Dia mengambil kain kasa, betadine, dan gunting.

Dan.

Beres. Ia membereskan semuanya, Delvin bangkit dari duduknya, melangkah keluar dan pergi kekelas Fasya untuk mengizinkan adiknya.

"Eh gue cuma mau ngasih tau, izinin Fasya dia sakit" ucap delvin.

"Iyah kak" jawab Rafly sebagai perwakilan.

"Eh kak emng fasya knp?" Tanya alya

"Ga enak badan, yaudah gue pergi yah bye" Delvin pergi meninggalkan alya yg berdiri diabang pintu kelas.

Delvin membuka pintu uks dengan perlahan.

Ceklek.

Delvin melangkahkan kakinya dengan pelan, dia duduk ditempat yg tadi ia duduki, tangan Fasya yg luka sudah diobati olehnya tadi. Ia melihat mata adiknya yg tertutup, mata itu sangat tajam jika marah, dan sayu jika sedih. Adiknya benar benar kuat, Fasya tidak pernah menujukan kesedihannya, selalu tertawa padahal hatinya rapuh.

Menangis? Fasya menangis jika ia sedang berada diposisi paling rendah.

"Abang akan selalu sayang sama kamu dek. Dan abang ga akan biarin feli buat nyakitin kamu" janji Delvin.

Dia memutuskan untuk ikut masuk kealam mimpi.

Skip rumah》》》

Fasya membuka matanya, bentar terakhir kali ia sedang ada dirooftop bersama delvin, tapi kenapa dia sudah ada dikamarnya? Dan ini sejak kapan lukanya diobati dan diperban?.

"Oraurus" gumam Fasya.

Dia bangun dan melesat kekamar mandi, 10 menit, hanya membutuhkan 10 menit fasya keluar dari kamar mandi lengkap sudah dengan baju santainya. Ia melirik jam dinding. Sudah malam rupanya. Pikir Fasya.

Bar Bar Vs Childish (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang