Part 20

1.7K 91 9
                                    

Arga merentangkan tangannya setelah 2 jam bermain ps tanpa jeda. Tubuhnya sedikit pegal.

"Bang Fasya kapan balik?," tanya Arga

"Udah balik dari satu jam yang lalu," jawab Deon

Arga melototkan matanya. "Kenapa lu gak bilang sih bang," Arga segera keluar dari ruangan keluarga. Dia berlari kekamar Fasya.

Tok...tok..tok

"Sya," panggil Arga

"Masuk gak dikunci," jawab sang pemilik kamar dari dalam.

Arga langsung masuk kedalam. Pemandangan yg pertama kali dilihat. Fasya yg sedang rebahan sambil memaikan handponenya. Arga mendekati Fasya. "Kenapa lu gak keruang keluarga buat panggil gua," ujar Arga

"Lu lagi asik maen ps. Gua panggil juga kaga bakal nengok saking fokusnya sama ps," cibir Fasya

Arga menggaruk tengkuknya. Yang diucapkan Fasya memang benar adanya. Jika sudah bermain ps dengan Delvin atau yang lainnya sudah dipastikan dirinya tidak ingat dengan orang sekitar. "Hehe ya maaf,"

"Cih. Ngapain lu kesini? Balik sana," usir Fasya

"Kata kata pedesnya mulai aktif ya moms," sindir Arga.

"Apa sih gua bukan mak²,"

"Pft lu ga tau kata² itu? Kudet banget jadi orang," ledek Arga. Fasya melotot tidak terima. Bisa bisanya dia dibilang kudet? WHAT THE HELL? "Gua gak kudet anjim,"

"Kalo gak kudet kaga mungkin lu gak tau apa yang gua bilang,"

"Diem atau gua lempar pake gelas?" ancam Fasya

"Gelasnya mulai aktif ya moms,"

"ARGA!"

Arga tertawa melihat wajah Fasya yang sangat kesal dengan dirinya. "Haha sorry². Damai kita," ujar Arga.

"Cih! Lu belom jawab pertanyaan gua,"

"Pertanyaan yang mana dah?"

"Ngapain lu ada disini?"

"Gua suntuk sama kerjaan. Tiap hari kerja teros kaga pernah libur. Capek hayati," curhat Arga

"Itu mah derita lo sendiri. Sapa suruh udah punya perusahaan sendiri. Capek kan lo. Ortu udah kaya. Bang Azrel juga gak kalah kaya. Masih aja kerja,"

"Iya gua capek. Tapi gua gak nyesel udah punya perusahaan sendiri. Tiap mau beli apa² gua gak perlu minta lagi keorang tua. Terus kalo udah punya perusahaan sendiri kan enak istri gua nanti gam bakal ikut kerja. Cukup jadi ibu rumah tangga dan ngurus anak," ujar Arga.

"Ga sini dah kepala lo," pinta Fasya. Arga menurut. Dia mendekatkan wajahnya ke Fasya. Fasya memegang kening Arga. "Hm gak panas. Tadi pas lu kekamar gua gak kepentok tembok kan?" heran Fasya

Arga mendatarkan mukanya, "Anjip bener lo!"

"Lagi gua heran sejak kapan lu bisa bijak kek tadi. Biasanya juga bobrok dan kata katanya kaga berbobot sama sekali" ucap Fasya

"Udah lama kali gua bijak mah," sombong Arga.

"Cih songong," cibir Fasya. Arga tertawa kecil, "Siap siap gih," ucap Arga.

"Mau kemana emang? Males ah gua udah pw,"

"Kemana aja dah. Udah buru siap siap sana. Gak bakal nyesel dah nanti,"

Fasya menatap Arga. Sumpah demi celena neneknya tapasya dia saat ini sedang malas. "Aslian ga gua baru rebahan. Gua cape," keluh Fasya.

Arga memutar bola matanya "Ganti baju atau gua yg gantiin?" ancam Arga.

Bar Bar Vs Childish (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang