Part 15

3.4K 180 37
                                    

Saya back!

Cepet kan updatenya? Saya lagi baik ni

Siap spam komen kata "Next🔥" sebanyak banyaknya? Sanggup?

Vote sampe 300 saya bakal double up.

Pembacanya 1k masa 300 vote ga bisa? Payah kalian!

Typo bertebaran.

"Ternyata dapetin lu susah ya! Siangannya diatas rata rata semua" Arlan Sean R.

Deon saat mendengar Fasya kembali masuk kerumah sakit. Dia langsung membatalkan meeting besar. Padahal meeting ini sangat sangat berpengaruh bagi perusahaannya. Itu tak dipermasalahkan Deon. Mau dia bangkrut atau apalah itu. Yg terpenting sekarang adalah adiknya! Masalah perusahaanya gampang. Dia bisa meminta opanya untuk menyuntikan dana kepada perusahaannya.

Deon sangat sangat khawatir. Dia takut kehilangan adiknya sekaligus penyemangatnya. Sekeluarga memanfaatkan Fasya untuk membujuk atau membuat Deon tidak dingin terhadap keluarganya.

"Dek cepet sembuh ya. Abang berasa kehilangan separuh jiwa abang kalo kamu sakit kayak gini. Jangan sakit lagi! Jangan tinggalin abang! Abang gak tau gimana hidup abang nanti ga ada kamu. Mungkin nanti abang bakalan mati. Jaga kesehatan yah jangan sakit lagi. Abang mohon," Deon menahan rasa sesak didadanya. Dari kecil Fasya sudah keluar masuk rumah sakit. Tapi semenjak Fasya dinyatakan sembuh dari penyakitnya Fasya sudah tidak pernah keluar rumah sakit lagi.

Tapi entah kenapa penyakit Fasya kembali lagi? Deon takut Fasya seperti dulu lagi.

Fasya seperti terusik. Dia perlahan membuka matanya. Karna merasa terganggu dengan air mata Deon yg terjatuh ditangannya, "Bang," panggil Fasya pelan.

Deon menghapus air matanya. Dia tersenyum hangat kearah Fasya, "Apa yg sakit hm? Bilang sama abang," ucap Deon

"Ga ada yg sakit. Cuma Sya susah nafasnya," jujur Fasya.

"Susah? Abang panggilin dokter ya? Biar kamu dipasangin selang oksigen"

Fasya menggeleng, "Jangan Sya kesiksa make itu. Sya ga mau masa kecil sya keulang lagi."

Deon tersenyum miris, "Yaudah kamu istirahat lagi. Kalo sesak nafas panggil nama abang. Kayak dulu," ujar Deon.

Fasya kembali memejamkan matanya. Dia kembali masuk kealam mimpi. Deon mendekatkan wajahnya kepipi Fasya.

Cup

Cup

Cup

"Cepet sembuh princesnya abang,"
gumam Deon.

***

"Siapa yg bikin Fasya masuk kerumah sakit lagi?" tanya Deon serius.

Delvin menundukan kepalanya. Dia tidak berani menatap mata elang Deon. Sungguh aura Delvin seperti ingin memakan orang saat ini.

"Jawab Delvin!" bentak Deon

"A-alya bang," gugup Delvin

Brak

Astagfirullah kaget gua njing batin Delvin.

"Alya?!" beo Deon

Delvin mengangguk, "Iya dia bangunin Fasya dengan cara ngegebrak meja. P-padahal itu bahaya," jelas Delvin.

Deon memejamkan matanya. Ia mengontrol emosinya. Agar Delvin tidak kena imbasnya. Dia mengeluarkan Handponenya. Menekan sebuah nomer.

"........"

Bar Bar Vs Childish (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang