Part 19

1.9K 111 19
                                    

Setelah memakan semangkuk bubur. Untuk sarapan tadi. Gilang mengajak Fasya kerumahnya. Dan disinilah mereka sekarang. Dirumah besar milik Gilang Devranza. Seorang pengusaha sukses yg saat ini namanya sedang ada dikalangan pembisnis. Baik didalam negeri maupun diluar negeri.

"Uncle! I miss you!" anak kecil berusia sekitar 5 tahun itu berlari kearah mereka berdua. Pipinya yg tembam naik turun karena larinya. Jangan lupakan bedaknya yg tebal membuat anak ini bertambah imut.

Gilang merentangkan kedua tanganya sambil berjongkok. Gadis kecil itu memeluk Gilang erat. Gilang mengelus surai hitam keponakannya. "Baru sehari uncle tinggal. Udah kangen aja,"

"Ih sehali nda sebental ya! Itu lama. Telus uncle juga kalo pulang nda pelnah main sama ala. Waktu ala dateng pun uncle nda ada. Jahat ihhh!" cerocos Ara. Ya gadis cantik nan imut ini bernama Aradella. Atau sering dipanggil Ara oleh keluarganya.

Gilang mencium kedua pipi ponakannya. "Astaga. Maafkan uncle sayang. Uncle sibuk jadi ga bisa jemput kamu atau main sama kamu. Tapi sekarang kita bisa main bareng. Sama kak Fasya," Gilang melirik Fasya.

Fasya tersenyum hangat. "Hai sayang nama kakak. Fasya. Kamu bisa manggil kakak. Kak sya," Fasya ikut berjongkok. Untuk mensejajarkan tinggi gadis kecil ini.

Ara menatap Fasya dengan tatapan terkejut. Ara melepaskan pelukannya. Dia langsung memeluk Fasya. Fasya mengelus rambut Ara dengan sayang.

"Kakak cantik banget. Ala sampek kaget liat kakak," ujar Ara dengan tatapan polosnya.

Fasya terkekeh kecil. "Ara bisa aja. Ara juga cantik kok. Malah cantikan Ara dari pada kakak,"

"Ih nda. Cantikan kakak. Kakak mirip sama bidadari yg ada disurga,"

Fasya mencubit pipi gembul Ara dengan gemas. "Astaga. Kalo begitu terimakasih sudah puji kak sya,"

Ara mengangguk. Dia masih sedikit terkejut melihat wajah Fasya yg sangat cantik. Gilang tersenyum tipis. Kenapa keponakannya ini mau memeluk orang baru? Yg notabenya mereka sama sekali belum pernah bertemu. Ara termasuk anak yg kurang akrab dengan orang asing. Tapi dengan Fasya. Dia rela melepaskan pelukannya dengan Gilang. Dan langsung memeluk Fasya sangat erat. Seakan mereka sudah kenal lama.

"Ayo masuk. Cuaca mulai panas. Tidak baik diluar," Gilang bersuara. Fasya bangun dari jongkoknya. Ara menggenggam tangan Fasya. Dan menariknya masuk kedalam rumah.

"Padahal gua lagi pengen berduaan sama Fasya. Tapi gak papa lah. Kalo Ara tidur gua bisa berduaan sama Fasya. Sekalian ciuman," gumam Gilang

Ya gumaman tadi. Adalah gumaman seorang pedofil yg mesum.

***

Fasya diajak kekamar Ara. Anak ini mengeluarkan semua mainannya. Dari barbie. Boneka. Dan mainan anak kecil lainnya.

"Jangan diberantakin ah. Kasian bibi yg beresinnya," ucap Fasya

"Nda apa apa kak. Eum Ala bingung mau main apa. Bosen sama mainannya. Itu mulu,"

"Astaga Ara ini mainan banyak banget loh. Masa bosen. Pasti ada yg belum dibuat mainan kan?"

Ara mengangguk ragu. "Kayaknya si ada. Tapi Ala bosen mainannya ini aja. Eum gimana kalo kita pelgi ke mall aja. Beli mainan balu," ajak Ara

Fasya melototkan matanya. Mainannya hanya ini? Hanya? Jika kalian tau satu lemari isinya mainan semua. Beberapa ada yg belum dibuka dan masih tersegel. Harga mainan ini seperti harga skincarenya Fasya. Sekitar 10 juta sampai ratusan juta. Tolong garis bawahi mainan harga 10 juta? Mainan woiii mainan!

Bar Bar Vs Childish (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang