Mimpi ini seperti tayangan layar lebar. Sebuah bunga tidur menayangkan kejadian perdana. Secara cepat, namun jelas. Sabita dibuat merasakan semua hal yang ada dalam mimpi. Tidak benar jika mimpi ini disebut bunga tidur. Sabita seperti diajak ke dalam dimensi lain. Semuanya tampak nyata. Mulai dari kejadian-kejadian yang dialami oleh sosok yang berusaha mencari perhatiannya. Berawal dari kisah cinta bak film romance, dan berakhir dengan penderitaan yang tidak disangka-sangka.
Riela Adistira namanya. Sosok yang sudah lama menempati rumahnya. Riela tidak sering menampakkan diri. Sosoknya terlalu introvert. Tidak menyeramkan memang. Parasnya terlalu cantik untuk disebut seram. Netra bulat kelabunya begitu sayu. Sabita pernah melihatnya sedang menatap Sabiru. Tidak hanya satu kali, setiap melihat Riela, sosoknya selalu menatap kosong pada Sabiru. Seolah pernah terjadi apa-apa diantara mereka.
Sekarang, Sabita mendapatkan mimpi yang menunjukkan bagaimana bahagianya kehidupan Riela dulu. Dirinya seperti bayangan yang tak terlihat. Menonton setiap adegan yang disediakan.
“Jadi besok mama mau pergi?” tanya gadis bersurai pirang terlihat sedih. Lengkukan mukanya terlihat tirus. Dengan bibir tebal yang merona. Hidung mancung agak sedikit bulat. Lesung pipinya sangat terasa manis jika terus dilihat.
“Ya. Jadi, besok kamu jangan terlalu manja. Mandirilah.” ucap Mama Riela tegas. Sambil mengaduk teh, Riena–mama Riela terus bergelut dengan buku-buku tebal di pangkuannya. Tangannya tak henti membalikkan setiap halaman yang ada.
“Jadi Riela dirumah sendirian?” ucapnya sedih.
“Iya. Papamu akan pulang minggu depan. Jadi kamu harus bersikap mandiri. Mama akan pulang bulan depan. Dan kakakmu akan pulang lusa. Bersikaplah yang sopan pada kakakmu. Jangan menggodanya jika tidak ingin sesuatu terjadi padamu. Kau tahu kan jika kakak tirimu itu adalah pemuda yang mesum?” jelasnya menghentikan aktivitasnya. Membenarkan kaca mata yang melorot pada hidung mancungnya. Menyimpan buku tebal itu pada meja kayu dihadapannya.
“Iya. Riela tahu itu.” jujur, Riela mulai merasa takut. Kehadiran Sam–Kakak tirinya memang sangat mengerikan. Otaknya yang mesum dan juga kasar. Pernah suatu hari Riela menemukan dirinya kepergok sedang berduaan di dalam kamar. Riena terlihat marah saat itu. Tatapannya sangat tajam membuat Sam bergidik ngeri.
“Jadi, jika dia pulang, kamu harus tetap berada di kamar. Jangan keluar jika dia mengetuk pintu kamarmu. Dan, jangan terlalu malam jika pulang sekolah. Mama takut terjadi apa-apa padamu.”
Riela tersenyum.
“Iya ma. Riela akan terus hati-hati. Mama tidak perlu khawatir. Maaf jika selama ini Riela jadi beban hidup mama.”
“Kamu jangan berbicara seperti itu.”
“Apa tidak bisa Riela ikut mama saja?”
“Tidak bisa. Mama disana untuk bekerja. Bukan untuk bermain-main.”
“Tapi Riela tidak akan mengganggu mama.”
“Tidak bisa. Dunia sana terlalu bebas untuk anak gadis sepertimu.”
Riela tidak bisa membendung air matanya. Terjatuhlah cairan kristal putih itu. Melesat sempurna pada pipi meronanya. Riena terlihat tidak perduli. Dia berdiri sambil membawa buku-bukunya. Pergi tanpa ingin menenangkan putri sulungnya.
“Mama...” bisiknya lirih.
•••
Riela sangat ketakutan saat Sam menghampirinya dan melingkarkan tangannya pada perut Riela. Sam memeluknya dari belakang. Riela sangat terkejut dengan kehadiran Sam yang pulang begitu cepat. Setelah mamanya pergi meninggalkan Riela sendiri, Riela mulai mencuci satu piring kotor. Tiba-tiba saja dekapan membuat jantungnya berdebar. Bau alkohol terasa menyerbak, menusuk indra penciumannya. Sam terus meracau memanggil nama Isabella–kekasihnya. Riela bisa menebak jika ada sesuatu yang sudah terjadi pad kakak tirinya. Tubuh Riela seketika bergetar ketika Sam menguatkan pelukannya. Nafasnya terasa hangat pada bagian leher belakang Riela.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABITA
HorrorSabita berteriak kencang dan mencoba melepaskan cekalan dari sosok yang perlahan ingin berdiri dengan menaikan tangan dinginnya pada kaki Sabita. Sabita mencoba melepaskannya tetapi tidak bisa. Seolah tangan dari sosok itu adalah lem perekat. Sangat...