Bus!
Ia muncul dan menghilang di dalam bus!Aku naik bus berikutnya,
Hiresa tidak muncul.Sebelum bus keluar kompleks,
aku turun di Halte 10,
menyeberang jalan,
naik bus kembali ke Halte 7.
menyeberang jalan.Jarak antarbus 45 menit.
Bus 1, 5, 3, dan 8,
aku naik bolak-balik antara dua halte,
Hiresa tidak muncul.Lewat tengah hari,
Bus 13 kembali memasuki kompleks.
Nyaris kosong.
Aku naik, disapa Pak Mulya.
Ekspresinya bertanya.
Aku hanya menggeleng.Kulihat Darlina, putrinya.
Duduk paling belakang.
Asyik main ponsel.CuteDarlins, id medsosnya.
18 tahun, satu sekolah denganku.
Gonta-ganti ponsel,
sesering gonta-ganti cowok,
kenal segala idola, film, musik,
ngetren, update, modis, populer,
kerap selfie depan rumah mewahDarlina, segalanya, yang bukan aku.
Karena ketulianku,
kami nyaris tak bertegur sapa sekarang,
walau sering kubaca keluhan dari bibirnya.Kuabaikan dia, fokus pada kekosongan
tempat Hiresa muncul dan menghilang
beberapa jam lalu.Jantungku berdegup,
menyakitkan.Menjelang Halte 7,
Mataku tak berkedip.Halte 7 terlewati.
Ia tidak muncul.Aku menunduk menahan tangis.
Sesuatu tertangkap mata.Pada dinding kusam
dekat lantai,
noda merah samar
seperti usapan mendatar
tiga jemari tengah.
Bisindo untuk huruf E.Esa?
Perutku terpelintir.Punggungku ditepuk.
Darlina berbicara,
"Ngapain jongkok di situ?
Kayak inspektor saja!
Semalam sudah aku pel, tahu?
Salah Bapak naikin orang
bawa daging segar.
Darahnya berceceran.
Aku yang repot."Ia turun di Halte 3,
dekat gang ke rumah.Bus sudah berjalan lagi.
Aku tidak turun,
sibuk memikirkan keluhan Darlina.
Ceceran darah bisa membentuk E di dinding?
Janggal, tapi aku berdoa semoga benar.
Terlalu mengerikan
kalau noda itu dibuat Hiresa.Akan kutanyakan pada Pak Mulya
di terminal nanti.Aku duduk,
mencoba menghubungi Hiresa.
Tak dijawab juga, ya Tuhan.Kukontak Suster Yanti lagi.
Tak ada kabar baru.
JBI pun tidak tahu.Bus melintasi Hutan Kota,
Aku bersandar,
mendesah,
memandang keluar jendela.Melihat Hiresa
di antara pepohonan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Pudar
Fiksi RemajaAranza tuli dan Hiresa bisu-tuli. Sebuah kejadian mempertemukan mereka 10 tahun lalu, menjadi akrab walau hanya dua bulan, karena Hiresa melanjutkan sekolah di Amerika. Aranza sudah kelas 11 sekarang. Hiresa berusia 25 tahun dan kembali ke Bandung. ...