34| (someone) please

779 107 4
                                    

Dengan membuka matanya, Aera seketika merasakan pusing yang teramat.
Membuat dia harus memegang kepalanya sejenak, pandangan matanya juga belum terlalu baik.

"hei...sudah bangun putri" sontak suara itu mengagetkan Aera.

Dia tersadar dan sangat pelan mencoba berbicara "bin... Tolong"

Namun lawan bicara nya hanya tersenyum miring, Aera takut melihat nya.

"Lo yang lakuin ini semua ? Engga kan ?"

Sayang nya Seobin juga hanya tersenyum lagi, kali ini dia berjongkok agar tinggi nya sama dengan Aera yang tengah terduduk dan terikat dengan tali.

"Asal lo tau rasa sakit yang lo rasain ini ga sesakit yang gue rasain Lee Aera !" Bentakan itu seolah seperti petir yang menyambar pikiran Aera dia terkejut sekaligus takut. Badan mungil nya bergetar hebat dengan sembari menggenggam tangan . Aera berharap seseorang menolong nya.

Sebuah pisau kecil keluar dari saku Seobin dia memandang pisau kecil itu dan membuat goresan kecil seperti ukiran lebih tepatnya.

' Lee Aera ' tertulis disana, waktu yang berjalan ketika perlahan Seobin membuat goresan tersebut Aera merasakan sakit yang teramat sakit, melihat teman sekaligus orang yang pernah dicintai nya menjadi seperti ini.

"Seobin...jangan hiks,..hiks" entah berapa kali Aera mencoba untuk menghentikan aksi Seobin namun dia seolah tak mendengar.

Seobin pun menunjukkan hasil tato buatan nya pada Aera "indah bukan ?" Tanya nya.

Aera menangis lagi, dan lagi dia menjerit keras di dalam hati.

"Bin...jangan gini ak..u disini... Udah ya stop,...itu pasti sakit nanti kerumah ku ak...u obati" Aera terbata mencoba membujuk Seobin namun dia masih tak yakin dengan apa yang akan diperbuat oleh nya.

Seobin mendekat dan tersenyum simpul "Aku udah bukan Seobin"

"Gue Seobin yang lo sakitin Ra" ucap nya lagi.

Aera merangkak dan memeluk erat Seobin walaupun tangan nya terikat, merasa dia menyentuh tubuh Seobin saja dia benar-benar bergetar.

"Jangan bin, Aera suka sama Seobin yang dia kenal"

Seobin benar-benar menangis dan membalas pelukan Aera .

"Maafin gue Ra, gue terlalu suka sama lo"

Seobin mengecup puncak kepala Aera dan masih dalam keadaan yang sama Aera memegang kuat dada nya sambil mencoba untuk bernafas dengan baik. Mungkin kalian tidak tahu namun Aera punya riwayat sakit ashma yang bisa kambuh kapan saja.

Seobin panik sesegera mungkin dia melepas ikatan Aera namun disaat itu Yohan dan Yunseong masuk dengan mendobrak pintu.

Yohan yang melihat itu langsung memberikan bogem pada Seobin membuat darah segar keluar dari hidung Seobin.

Sekuat tenaga Aera memegang dada nya dan meraup oksigen dengan kesulitan "St....op kak..kh"

"Aera !" Yunseong pun melepaskan sisa ikatan tadi dan membopong Aera keluar dari tempat itu.

Bersamaan itu Hangyul datang dengan membawa polisi yang segera menahan Seobin atas tindakan nya.

Hangyul yang melihat Aera dibawa Yunseong langsung panik .
Yohan juga segera menyiapkan mobil untuk ke rumah sakit.

Namun dalam perjalanan Aera kehilangan kesadaran nya.

Sampai di rumah sakit, keadaan Aera semakin memburuk bibir nya membiru dengan segera tim medis memberikan oksigen kepada Aera dan  menuju ruang ICU dimana Aera harus dirawat.

"Yun, Aera sakit. Lagi" Hangyul memandang adik nya yang ditangani sebelum pintu tersebut ditutup.

"Dan ini salah gue gak menjaga amanah almarhum mamah dengan baik" Hangyul terus-terusan menyalahkan diri sendiri. Yunseong hanya menenangkan kakak nya dengan menepuk pundaknya.

Sedangkan Yohan hanya diam seperti seorang yang tidak memiliki jiwa, mengapa harus Aera ? Dan kenapa yang harus sakit juga harus Aera, dia rela jika dirinya saja yang dalam kondisi ini.


Maaf, karena up nya telat.
Aku sedih aja gitu banyak sider nya 😥
Kalian gak susah kan kalo cuma ngasih vote gitu atau sekedar komen yang buat aku semangat ^^

 Fierce || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang