Sekolahnya terlihat sibuk sekarang ini. Jeongin duduk manis menunggu namanya dipanggil untuk mengikuti kegiatan bakti sosial. Para siswa akan dibagi kelompok lalu ditugaskan untuk mencari warga sekitar yang membutuhkan bantuan.
Setiap kelompok didampingi oleh dua PPL, dan Jeongin berdoa semoga ia didampingi Hyunjin. Ia hanya rindu, padahal kemarin mereka pergi dan pulang larut malam.
"Ardanu, Melly, Alena, Felix, dan Rusel jadi kelompok tujuh belas" seru Daniel, wali kelas Jeongin.
Jeongin terkejut, ia satu kelompok dengan Guanlin. Sekarang ini ia berdoa semoga PPL pendampingnya benar-benar Hyunjin.
Mereka dibariskan satu banjar kebelakang, Jeongin memilih berdiri di barisan paling belakang agar jauh dari Guanlin. Sialnya, pria tinggi itu memicing senyum lalu berpindah ke belakang Jeongin.
"Mel, mau gantian nggak sama gue?"
Tawar Jeongin pada Jiheon di depannya. Gadis lucu itu tersenyum manis, Jeongin bungah."Nggak, maaf ya"
Bahu Jeongin merosot. Ia benar-benar pasrah sekarang.
Saat Jihyo tengah menyampaikan instruksi di tengah lapangan, Guanlin tiba tiba menaruh dagunya di bahu Jeongin. Empunya terkejut lalu menoleh, untung saja ia tak mencium pipi Guanlin yang sangat dekat dengan bibirnya saat ini.
"Kak..."
Jeongin menggerakkan bahunya meminta Guanlin pergi dari sana.
"Diam atau gue koar koar sekarang?" Ancam pria tinggi itu
Guanlin sangat berbeda. Dahulu pria itu sangat menyayangi Jeongin. Ia bahkan menemani Jeongin ke toko hewan hampir setiap minggu. Ia siap mengantar jemput Jeongin setiap hari. Dan saat awal mereka berpacaran, tak ada kekasaran diantara mereka. Yang ada hanya tulusnya kasih dan sayang.
Rasanya Jeongin ingin menangis sekarang. Satu dua pasang mata menatap mereka berdua dengan tatapan aneh dan mengintimidasi.
"Kak, lo berubah nggak kaya dulu"
Jujur, Jeongin masih mengharapkan Guanlin yang dulu walau bukan sebagai kekasihnya.
"Dulu gue sering gini, kan?"
Memang dulu Guanlin sering manja kepada Jeongin. Namun, mereka masih ingat tempat dan situasi. Yang Guanlin lakukan sekarang terasa disengaja.
"Gue benci lo kak"
Guanlin malah mendekatkan wajahnya pada leher Jeongin. Reflek Jeongin menjauh dari wajah Guanlin.
"Terserah, gue nggak peduli. As long as i love you, rasa benci lo nggak ada apa apanya"
Guanlin memicing senyum lagi. Tangannya bergerak ingin memeluk Jeongin.
"Tolong didengarkan ya!" Ucap Jihyo lantang.
Guanlin reflek menjauhkan tubuhnya dari Jeongin, pria kecil itu bernapas lega. Ia mengedarkan pandangannya memastikan tidak ada orang yang melihat atau memandangi mereka lagi.
Sialnya, maniknya malah bertemu dengan milik Hyunjin. Sepertinya pria itu memperhatikannya sedari tadi karena bukannya menatap Jeongin, Hyunjin justru menatap Guanlin.
Jeongin benar benar merasa bersalah.
"Silakan anak-anak PPL pilih kelompok yang akan kalian dampingi"
Jeongin menatap manik Hyunjin penuh harap. Namun, yang ia tatap masih melemparkan pandangan tak suka. Di samping pria itu ada Seungmin yang mengajaknya bicara sedari tadi, namun tak ia tanggapi. Ia sibuk menatapi Jeongin yang semakin merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me •♡Hyunjeong ✔️
Fanfiction[lokal] Siapa sangka melakukan syarat kelulusan di kampusnya mendatangkan rasa baru dalam hidupnya? Seorang Zidan baru saja jatuh cinta. 🔗hyunjeong