26. neverending story

3.4K 385 81
                                    

Sebelum mulai membaca, Saal mau mengucapkan terimakasih buat kalian semua.

Oh ya, bagian ini bagian terpanjang dari bagian-bagian sebelumnya. Saal harap kalian nggak bosan!

Enjoy!


"Uwis to nangisnya, Nu. Saya kan ndak kemana-mana"

Jeongin menghapus jejak air matanya lalu mengatur napasnya agar kembali normal.

"Akuㅡeh Danu nggak nangis kok. Kelilipan aja." Elak bocah itu sambil mengucek matanya.

"Heh jangan dikucek, nanti merah. Sini Mas tiupin" Hyunjin mendekatkan wajahnya ke wajah Jeongin, tangannya membuka mata Jeongin dan ia meniupnya pelan. Padahal Jeongin berbohong, tapi Hyunjin benar-benar melakukannya.

Sialnya perlakuan Hyunjin tadi, dengan posisi sedekat ini, berhasil membuat jantung Jeongin berdegup kencang dan pipinya memanas. Hyunjin terkekeh puas.

"Masㅡ"

"Malu to kamu nangis di depan saya?" Hyunjin tertawa, senang sekali ia menggoda Jeongin. Pria itu mengusak rambut Jeongin gemas, memainkan pipi bocah itu, dan meniup-niup wajah Jeongin. Seperti bermain dengan anak kecil.

Sekarang ini mereka tengah bersantai di taman sekolah yang kebetulan sepi. Hari ini dua hari sebelum Hyunjin lepas PPL, mereka menghabiskan waktu bersama.

"Nu, besok Sabtu kamu ada acara?" Tanya Hyunjin.

"Kayanya nggak ada" jawab Jeongin

Hyunjin menatap kedua bola mata Jeongin serius, tatapannya yang dalam membuat Jeongin gugup. "K-kenapa?"

"Ayo kencan!" Ajaknya bersemangat.

Jeongin membuka mulutnya terkejut, Hyunjin sepolos itu apa sebodoh itu sebenarnya? Ia terlalu jujur. Dan ini mengagetkan Jeongin, jujur saja bocah itu masih kaku dihadapan Hyunjin lantaran pria itu gurunya.

"Sejak Mas jadi pacarmu dan kamu jadi pacar Mas, kita belum pernah kencan, kan?" Tanyanya. Jeongin mengangguk kecil sambil menelan salivanya.

"Mau kencan kemana?" Tanya Jeongin. "Aku ndak mau ke museum lagi!" Sambungnya dengan nada kesal.

"Oh kamu kurang suka ya sama kencan waktu itu? Mas ndak tahu tempat kencan yang romantis itu dimana, Mas kira museum bersejarah memberi kenangan yang berarti juga." Terangnya disambung kekehan kecil. Hyunjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jeongin mengembuskan napasnya pelan, "Danu suka kok!"

"Jangan pura-pura, Mas ndak apa-apa kalau kamu jujur ndak suka. Biar jadi kemajuan buat Mas kedepannya"

Bisa nggak sih nggak usah panggil dirinya sendiri Mas?-Jeongin

"Mas Zidan bisa pakai saya-kamu aja kalauㅡ"

"Ndak mau! Mas maunya pakai Mas Zidan sama Danu!" Astaga, lihat siapa yang tengah mengomel. Hyunjin memajukan bibirnya kesal, hal itu membuat Jeongin gemas.

"Mas Zidan jangan bikin gemes, nanti Danu kesusahan"

"Kesusahan kenapa?"

"Nahan gemes, lagi di sekolah kita" Ucap Jeongin yang lalu mengerucutkan bibirnya kesal.

-∆-

Matahari sudah mulai tenggelam, Jeongin dengan setelan kasualnya bercermin menata rambut. Jantungnya terus terpacu karena sebentar lagi Hyunjin akan datang ke rumahnya untuk menjemputnya, ia bilang mau kencan kemarin. Ditengah kesibukannya, pintu kamarnya diketuk, lalu dibuka.

Teach Me •♡Hyunjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang