🌾🌾🌾🌾🌾
"Naik!" pintah Rafa.
"Gak mau, gak usah sok perhatian deh"
" Gue bilang naik yah naik!"
"Aku tetep gak mau pulang bareng kamu" setelah itu, Kanaya langsung berlari keluar kampus dan langsung memberhentikan angkot yang lewat dan meninggalkan Rafa dengan rasa dongkolnya.
"Brengsekkkkk!" Maki Rafa sambil menyalakan motornya dan berlalu pergi.
🌾🌾🌾🌾🌾
Malamnya, Kanaya hanya berguling-guling di atas kasurnya. Kanaya tidak bisa tidur karena memikirkan perubahan yang terjadi pada pacarnya-Rafa.
Ting. Satu chat masuk dari hp Kanaya. Ia langsung mengambil hp nya yang berada di nakas dekatnya.
Nama Rafa muncul di layar hp Kanaya. Kanaya segara membuka isi chat dari pacarnya itu.
"Besok gue jemput!"
Kening Kanaya mengernyit membaca isi chat tersebut. Kanaya pun langsung membalas isi chat tersebut.
"Ini Rafa kan?"
Tak lama muncul balasan dari Rafa.
"Menurut Lo? Pokoknya besok tungguin gue!"
Bukan Rafa sekali pikir Kanaya. Selama 10 bulan mereka berpacaran, sangat jarang Rafa men-chat Kanaya duluan. Bahkan bisa dihitung jari. Apalagi untuk mau menjemputnya. Aneh banget- batin Kanaya.
🌾🌾🌾🌾🌾
Benar saja, keesokan harinya pria yang notabenenya merupakan pacar Kanaya tersebut sudah berada didepan pagar rumahnya.
"Naik!" Ujar Rafa setelah Kanaya tiba didepannya.
"Tumben kamu mau jemput aku?" Tanya Kanya setelah naik dimotor pacarnya itu. Hari ini Rafa memutuskan untuk membawa motor saja dibandingkan mobil. Melihat jam yang masih pagi memungkinkan mereka akan terjebak macet apalagi jika memakai mobil.
Rafa tak menjawab pertanyaan Kanaya dan lebih memilih menyalakan mesin motor Scoopy nya dan melenggang pergi dari rumah Kanaya.
Selama perjalanan hanya hening yang tercipta diantara mereka. Dengan kecepatan sedang, mereka sampai ke kampus dalam 10 menit.
Kanaya pun turun dari motor Rafa dan menyerahkan helmnya pada Rafa.
"Makasih, Raf" Ujar Kanaya dan langsung melenggang pergi dari hadapan Rafa, namun tiba-tiba Rafa memegang tangannya dan membuat Kanaya langsung berbalik dan berhadapan dengan dada bidang dari pacarnya itu.
"Siapa nyuruh Lo buat pergi?" Ujar Rafa sambil masih memegang tangan Kanaya.
Jantung Kanaya rasanya mau copot. Wajahnya seketika blushing. Untuk pertama kalinya ia begitu dekat dengan Rafa. Mungkin ini merupakan skinship paling intim diantara mereka.
"Em...emang aku mau ngapain lagi kalo gak langsung pergi?" Kanaya belum berani untuk menatap wajah pria yang ada didepannya itu, alhasil ia hanya menatap dada bidang pria itu. Terbesit di pikiran Kanaya, bagaimana jika tangannya berada di dada bidang pria itu. Dadable banget- batin Kanaya.
"Udah puas ngebayangin yang enggak enggak, hmmm?" Skakmat. Kanaya langsung memerah dan melepaskan tangannya dari pria itu dan berlari menuju kelasnya.
Rafa hanya tersenyum tipis-bahkan sangat tipis saat melihat pacar itu berlari meninggalkannya diparkiran sendirian.
🌾🌾🌾🌾🌾
"Lo tau gak, Ntan?" Tanya Kanaya pada Intan saat kelas mereka telah usai.
"Tau apa?" Jiwa kekepoan Intan langsung muncul.
"Gue merasa kalo Rafa udah berubah" Jawab Kanaya saat mereka tengah berjalan di koridor menuju kantin kampus yang berada di fakultas mereka.
"Maksud Lo, berubah gimana? Jadi power ranger gitu? Hahahahaha" Canda Intan.
"Apasih receh banget. Seriusan menurut gue tuh dia udah berubah"
"Berubah gimana atuh neng?"
"Lo tau tadi siapa yang nganter gue ke kampus?"
"Mang Supri, bukan?" Timpal Intan.
"Salah, Ntan! Rafa yang nganterin gue ke kampus" Jawab Kanaya.
"APAAA?" Teriak Intan dan membuat orang-orang yang berada di koridor sekitar mereka menjadi menatap mereka dengan tatapan bingung.
"Serius lo?" Intan tak percaya dengan ucapan Kanaya.
"Seriusan gue, gue aja heran banget. Lo tau sendiri kan gimana cueknya tuh cowok gue sama gue"
"Wah kira-kira kenapa tuh cowok lo perhatian gitu sama Lo?" Selidik Intan sambil berpikir. Tak lama mereka pun sampai di kantin dan langsung duduk dipojokan.
"Gue juga gak tau, Ntan" Jawab Kanaya setelah mereka duduk dan memesan makanan. Tak lama pesanan mereka pun datang.
"Mungkin dia udah sadar kali, kalo lo tuh berharga dan dia yang bego" Timpal Intan sambil menyeruput es jeruknya.
"Ihhh apaan sih, gak mungkin banget. Gue sih mikirnya mungkin dia lagi kesambet setan baik kali yah"
"Tapi kalo gue pikir-pikir nih yah Kanaya. Rafa tuh sebenarnya sayang sama Lo. Walaupun dia nya cuek pake banget ke Lo tapi dia gak pernah biarin Lo buat Deket sama cowok lain" Ujar Intan.
"Itu mah karena dia posesif banget orangnya. Bukan cuma ke gue doang kok. Sama nyokapnya juga, adiknya si Rena juga di posesifin, apalagi sama tuh cewek satu" Kanaya memang begitu mengenal pacarnya itu. Berbanding terbalik dengan Rafa yang tak tahu apa-apa tentang dirinya. Miris- batin karena.
"Eh iya juga sih. Eh tapi gue yakin banget kalo Rafa tuh beneran sayang sama lo" Intan berusaha menyakinkan temannya tersebut.
"Entahlah, Ntan. Gue gak mau berharap" Nada kecewa jelas terdengar pada suara Kanaya.
"Gini yah, Nay. Lo tau kan kalo semua tuh butuh proses. Gue yakin banget suatu saat nanti Rafa bakal balik buat ngejar lo dan pada saat itu datang Lo harus balas dendam, hhaahah" Intan berusaha menyenangkan temannya tersebut.
"Apaan sih lo, gue cuma pengen dia ngeliat gue doang tanpa adanya si cewek itu. Se simpel itu, Ntan"
"Gue yakin lo pasti kuat, Nay" Ujar Intan sambil memegang lengan Kanaya.
Terdengar alay di telinga kalian tentang sesi curhat dua sahabat tersebut. Namun, itulah kebodohan perasaan. Kau tak akan tahu sampai kau mengalami nya langsung.
🌾🌾🌾🌾🌾
gnb.
![](https://img.wattpad.com/cover/193638240-288-k33864.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Break | ✓
Tiểu Thuyết ChungCOMPLETE 🌺🌺🌺🌺🌺 Kanaya berbalik pada Rafa. Rafa pun tersenyum lega ketika Kanaya mau kembali mendengar penjelasan nya. Namun, sebelum Rafa kembali berucap, Kanaya tiba-tiba..... "Aku mau kita putus!" Setelah mengucapkan kata itu. Kanaya langsung...