6 i x

2.8K 160 6
                                    

💐💐💐💐💐

"Kenapa gitu tiba-tiba pengen. Kita udah pacaran 10 bulan loh dan ini nge date pertama kita, Raf?" Cecar Kanaya pada Rafa.

"Ya terus?" Balas Rafa.

"Yah kenapa baru sekarang?"

"Yah karena gue....." Belum selesai Rafa menjawab. Tiba-tiba.....

"Rafa"

"Cin...dy"

💐💐💐💐💐

Setelah mengingat kembali kejadian seminggu yang lalu membuat Kanaya benar-benar jengkel dengan Rafa.

Kencan yang semestinya menjadi sesuatu yang istimewa untuk Kanaya justru menjadi sesuatu yang sangat ia benci.

Saat kejadian itu, dimana wanita yang paling Kanaya tidak suka datang dengan seenak jidatnya menganggu kencannya dengan sang pacar. Bahkan setelahnya, Rafa langsung menyuruh Kanaya pulang tanpa penjelasan apapun. Brengsek memang.

Bahkan setelah kejadian itu, pria itu menghilang bak ditelan bumi. Seminggu tanpa kabar dan bahkan Kanaya sama sekali tidak melihat batang hidung pria itu di kampus.

Saat Kanaya sedang melamun, tiba-tiba........

"Wisshhh ngelamunin apa nih?" Suara itu berasal dari pria yang baru ditemuinya lagi.

"Gi...Gilang?!"

"Iyaaaa, ini gue Gilang. Ganteng banget yah gue sampe lo ngeliatin kayak gitu" Canda pria itu.

"Apasih, bikin kaget aja"

"Hehehehe sorry deh, abisnya gue liatin dari tadi lo ngelamun terus. Lagi mikirin apa emang nih?" Pria itu langsung duduk di samping Kanaya. Saat ini mereka sedang berada di taman kampus.

"Ih siapa juga yang ngelamun? Ngaco deh" Sangkal Kanaya.

"Wihhh siap siap. Jadi ada yang gak mau ngaku nih" Timpal Gilang.

"Ih aku emang beneran gak ngelamun yah. Enak aja"

"Iyadeh iya. Eh btw lo sendirian nih?"

"Menurut kamu?" Gilang tersenyum simpul mendengar jawaban dari wanita didepannya itu.

"Kalo gue liat-liat nih lo lagi sendirian sih" Jawab Gilang.

"Tuh tau" Gilang hanya mengangguk-angguk kan kepalanya sesekali ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Ehem gue gak ganggu lo kan?" Seketika suasana canggung tercipta diantara mereka.

"Gak kok. Emang kenapa sih?" Balas Kanaya.

"Yah gpp sih. Gue takutnya lo ngerasa keganggu sama gue. Itu doang" Ujar Gilang jujur.

Kanaya berbalik kearah Gilang dan mata mereka saling menatap untuk beberapa saat sampai akhirnya Kanaya memutuskan untuk mengalihkan pandangannya dari Gilang.

"Santai aja kali, Lang. Ohiya aku lupa banget mau bilang makasih sama kamu udah bantuin aku waktu itu nyari buku. Berkat kamu, tugas aku jadi mudah. Makasih yah" Ujar Kanaya tulus sambil kembali menatap Gilang.

"Hahaha sama-sama, Nay. Lagian gue juga ikhlas banget bantuin lo kok" Balas Gilang dibarengi dengan senyum manis yang entah mengapa membuat Kanaya memerah.

"Mmmmm kalo gitu aku ke kelas dulu yah, soalnya masih ada mata kuliah. Bye Gilang" Kanaya langsung bersiap untuk pergi. Namun, suara Gilang menghentikan langkahnya.

"Nay, gue boleh gak minta nomor hp lo?"

"Hah maksudnya, Lang?" Dahi Kanaya mengkerut seketika.

Senyum terbit di bibir Gilang ketika melihat wanita didepannya itu mengerutkan dahinya. "Lucu" batin Gilang.

"Yah gue minta aja, sapatau kapan-kapan gue butuh bantuan lo kan atau justru lo yang butuh bantuin gue, kan gampang tinggal calling aja kan? Gimana nih?" Jelas Gilang.

Kanaya tampak berpikir sejenak, namun akhirnya ia meminta hp Gilang dan mengetikkan nomor hp nya.

"Makasih, Nay" Ujar Gilang setelah Kanaya selesai mengetikkan nomor hp nya dan mengembalikan hp nya kembali.

Kanaya hanya mengangguk dan berlalu pergi, tak lupa ia melambaikan tangannya pada Gilang.

Gilang hanya tersenyum tipis melihat kepergian wanita itu.

💐💐💐💐💐

Jam 17:47, kelas Kanaya telah selesai, Kanaya langsung bergegas untuk pulang. Hari ini, ia akan pulang sendiri. Intan yang biasa menjadi teman pulangnya tidak masuk kelas karena sahabatnya itu terkena demam.

Kanaya berniat untuk menjenguk intan. Namun, sahabatnya itu telah pulang dari RS dan membuat Kanaya membatalkan niatnya karena Kanaya yakin besok pagi, sahabatnya itu sudah akan masuk kampus.

Kanaya sedang menunggu angkot ketika mobil hitam tiba-tiba berhenti tepat didepannya. Seseorang pria turun dari mobil itu.

"Gilang?!" Kanaya sempat kaget.

"Ketemu lagi nih kita"

"Kamu ngapain disini?" Tanya Kanaya.

"Lah gue kan juga kuliah disini, Nay kalo lo lupa"

"Iya aku tau, tapi ngapain kamu berhenti disini?"

"Mmmm mau gue anterin pulang gak?" Tawar Gilang.

"Makasih deh. Tapi aku pulang naik angkot aja"

"Yakin nih gak mau ikut gue? Lagian bentar lagi maghrib lo, Nay. Biasanya nih jam segini angkot rada susah buat Lo dapetin" Bujuk Gilang.

Semenjak tadi memang Kanaya belum melihat satupun angkot yang lewat. "Beneran nih gak ngerepotin?" Tanya Kanaya dengan tak enak hati.

"Yaelah kan gue yang nawarin lo, santai aja. Nganterin lo sama sekali bukan masalah buat gue. Sekalian nyari pahala juga kan" Canda Gilang dibarengi dengan kekehan.

"Yaudah deh, tapi beneran gak ngerepotin kan?" Sekali lagi, Kanaya meyakinkan Gilang.

"Sumpah deh, Nay. Biar tiap hari juga lo nyuruh gue anter jemput lo bakal gue turutin dah" Ujar Gilang sambil membukakan pintu mobil untuk Kanaya.

Perkataan Gilang hanya ditanggapi senyum manis oleh Kanaya. "Makasih" Ujar Kanaya saat telah memasuki mobil Gilang.

"Siap tuan putri" Balas Gilang sambil berjalan menuju ke sebelah pintu mobil lainnya dan memasukinya. Mobil itu pun langsung melesak pergi.

Tanpa disadari Kanaya dan Gilang. Diseberang jalan terdapat sosok pria yang memperhatikan mereka sejak tadi sambil mengepalkan kedua tangannya.

💐💐💐💐💐

gnb.

Break | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang