3 h r e e

3.2K 172 9
                                    


🌹🌹🌹🌹🌹

"Paansih, Ntan. Lo gak boleh ngomong gitu. Lo harus optimis lah. Lagian bukan Lo yang gak laku tapi lo nya yang kabur-kaburan kalo cowok mau ngedeketin lo. Gimana lo gak jomblo coba"

"Haha lo kan tahu sendiri, Nay. Gue gak suka aja gitu kalo deket-deket ama cowok."

"Jangan bilang lo...." Kanaya mencoba menggoda sahabatnya itu.

"Paansih Lo, yah kagak lah, gue masih normal yah, 100 persen normal."

"Iyadeh, Ntan, gue cuma becanda doang kali"

Mereka pun saling tertawa dan melanjutkan makan mereka.

🌹🌹🌹🌹🌹

"Temuin gue sekarang di belakang fakultas lo!"

Kanaya mendapat chat dari Rafa, tanpa basa basi dan sangat to the point, yaitu Rafa mengajak Kanaya untuk bertemu.

Kanaya yang saat ini sedang duduk di dalam kelas sendirian langsung bergegas untuk menemui pacarnya tersebut.

🌹🌹🌹🌹🌹

Kanaya yang melihat Rafa sedang bersandar di dinding sambil memainkan hp nya pun tersenyum dan langsung menghampiri pacarnya tersebut.

"Hai." Rafa yang sedang memainkan hp nya pun berbalik kearah Ketiak mendengar suara wanitanya itu.

"Gue langsung aja, lo ada apa sama Gilang?" Tanya Rafa dengan wajah seriusnya.

"Maksud kamu apa, Raf?" Kanya bingung dengan pertanyaan Rafa kepadanya.

Rafa menyodorkan hp nya kepada Kanaya yang menampilkan foto Kanaya dengan Gilang yang sedang makan di sebuah kafe.

"Kamu ingat kan waktu aku minta nganterin ke toko buku dan kamu gak bisa. Terus aku pergi sendiri dan ketemu sama Gilang. Dia juga bantuin aku milihin beberapa buku" Jelas Kanaya

"Heh bantuin lo tapi di foto ini jelas jelas lo lagi makan berdua sama tuh anak" Nada mengejek terdengar dari suara Rafa.

"Beneran kok dia bantuin aku milihin buku, terus yah dia ngajakin makan. Aku juga awalnya nolak cuman dia udah bantuin aku jadi aku iyain" Kanaya berusaha meyakinkan Rafa.

"Dasar genit lo" setelah mengatakan itu, Rafa langsung pergi meninggalkan Kanaya. Namun baru beberapa langkah, Kanaya langsung memegang tangan Rafa.

"Kenapa kamu gak percaya aku, Raf?" Kanaya bertanya dengan suara yang terdengar sedih ditelinga Rafa. Namun diabaikannya.

"Kasitau gue, kenapa gue harus percaya sama cewek kayak lo?" Rafa pun berbalik dan memandang Kanaya dengan tatapan tajamnya.

Kanaya melepaskan tangannya pada Rafa, lalu menunduk. "Kamu emang gak pernah percaya kan sama aku, jadi biar aku jelasin bagaimana pun ke kamu, tetep aja kamu gak akan percaya sama aku".

"Nah itu lo tau"

"Terus kenapa kamu marah kalo aku jalan sama Gilang?" Kanaya memberanikan diri untuk menatap mata pacarnya tersebut.

"Lo ngaku juga kalo lu jalan sama tuh anak. Emang genit lu, dasar!"

"Kalo iya emang kenapa? Salah?" Kanaya berbalik menantang Rafa.

Break | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang