🍁🍁🍁🍁🍁
Diperjalanan pulang, keadaan didalam mobil begitu hening. Tak ada percakapan yang tercipta. Rafa tahu ia harus membiarkan pacarnya itu tenang dulu baru ia akan kembali menjelaskannya kembali.
20 menit kemudian, hari sudah malam. Mereka telah sampai di rumah Kanaya.
Kanaya keluar dari mobil dan disusul oleh Rafa.
"Sayang dengerin dulu penjelasan aku." Rafa kembali berusaha membujuk Kanaya.
Bahkan panggilan pria itu pada Kanaya tak lagi berefek apa-apa. Padahal Kanaya begitu menantikan pria itu memanggil nya dengan sebutan "sayang". Namun, sebutan itu sekarang tak berarti lagi bagi Kanaya.Kanaya berbalik pada Rafa. Rafa pun tersenyum lega ketika Kanaya mau kembali mendengar penjelasan nya. Namun, sebelum Rafa kembali berucap, Kanaya tiba-tiba.....
"Aku mau kita putus!" Setelah mengucapkan kata itu. Kanaya langsung pergi meninggalkan Rafa dan masuk kedalam kamarnya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Setelah sampai di kamar, Kanaya langsung membuang dirinya di kasur, menenggelamkan wajahnya di bantal dan menangis sejadi-jadinya.
Sang ibu yang merupakan ibu Kanaya yang melihat anaknya yang bahkan memasuki rumah tanpa salam dengan mata yang sudah basah dengan air mata pun mengerti bahwa anaknya-kanaya sedang ada masalah dengan sang pacar-Rafa.
Ibu Kanaya yang melihat Rafa masih berada diluar pagar sambil menatap ke lantai dua rumah mereka pun memutuskan menghampiri pria itu.
"Nak Rafa?" Panggil ibu Kanaya pada pria itu.
"Iya Tante" Rafa tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.
"Tante ngerti sekarang kamu ada masalah dengan Kanaya, jadi sekarang mendingan kamu pulang dulu. Kanaya nanti biar Tante yang ajak bicara" Ujar Ibu Kanaya.
Rafa merasa bahwa sekarang memang bukanlah waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya pada pacarnya tersebut. Ia pun menganggukkan kepalanya pada wanita paruh baya didepannya itu.
"Kalo begitu, Rafa pamit pulang dulu Tante. Salam sama Kanaya" Ujar Rafa dan balas dengan senyuman oleh ibu Kanaya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Setelah kepergian Rafa, ibu Kanaya pun memasuki rumahnya dan berjalan menuju kamar anaknya itu.
Ibu Kanaya membuka secara perlahan pintu kamar kanaya. Ia melihat anaknya sedang berbaring sambil menangis dengan tersedu-sedu.
"Sayang" panggil ibu Kanaya pada Kanaya. Ia berjalan menuju ranjang Kanaya dan duduk disamping anaknya itu.
"Sayang, sini peluk sama bunda" Kanaya yang mendengar suara ibunya pun langsung memeluk ibunya tersebut.
"Anak bunda kenapa nangis hemmm?" Ujar ibu Kanaya pada Kanaya.
"Sakit, bunda. Hati Kanaya sakit banget!" Ujar Kanaya.
Walaupun usia Kanaya sudah 19 tahun. Namun, ia masih sangat manja terhadap ibunya. Terlebih Kanaya merupakan anak sulung dikeluarga Bimana tersebut membuat dirinya selalu mendapatkan kasih sayang yang berlebih dari kedua orang tuanya. Termasuk, Kanaya selalu menceritakan apapun yang sedang ia rasakan pada ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break | ✓
General FictionCOMPLETE 🌺🌺🌺🌺🌺 Kanaya berbalik pada Rafa. Rafa pun tersenyum lega ketika Kanaya mau kembali mendengar penjelasan nya. Namun, sebelum Rafa kembali berucap, Kanaya tiba-tiba..... "Aku mau kita putus!" Setelah mengucapkan kata itu. Kanaya langsung...