chapter 2

2K 141 4
                                    

Pagi menjelang, rintikan hujan yang tengah beradu suara dengan hembusan angin yang cukup kencang tak membuat gadis cantik ini malas untuk menjalankan tugasnya menuntut ilmu. Suara bising di luar kamarnya sudah bisa ia tebak bahwa kekasihnya kini tengah berada di kediamannya entah untuk menjemputnya atau kakaknya itu.
“duduklah Chanyeol, eomma akan panggilkan Luhan terlebih dahulu”
“nde, eomma” panggilan itu, Eomma memang sudah sangat umum baginya dia sudah memanggil eomma sejak kecil, karena memang aku berteman dari kecil begitupun aku memanggil ibu Chanyeol dengan sebutan Eomma.
“Chanyeolie”
“oh, hai sayang”
“kau mau menjemputku?”
“ oh yaa aku ingin menje-“
“Chanyeol” suara itu, ia tahu ini akan berakhir dengan membuat hatinya terluka lagi
“oh hai nuna”
“kau menjemputku hari ini, baiklah ayo kita berangkat”
“oh, aku ingin menjemput Bek-“
“ayo ayo berangkatlah kalian nanti terlambat”
“nde eomma”
“lalu bagaimana denganku” gumamnya yang masih bisa di dengar dengan baik oleh sang kekasih
“aaah hari ini kami tidak bisa mengantarkan Luhan jadi eomma mohon biarkan dia berangkat ke sekolah bersamamu Chanyeol karena kau tahukan bahwa Luhan sakit jadi dia tak bisa bertahan di kedinginan apalagi di luar hujan, eomma mohon Chanyeolie”
“nde eomma”
“mianhae Baekhyunie”
Mendengar suara lirih itu, ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah yang bagaikan neraka baginya, ia tahu abhwa orang tuanya hanya berbohong bahwa dia tak bisa mengantarkan Luhan ke sekolah. Entah apa yang membuat orang tuanya seakan-akan mendukung keinginan kakaknya itu untuk menjadikan kekasihnya itu menjadi kekasih kakaknya. Apakah memang dia harus memutuskan hubungannya dengan sang kekasih?.
Tak ada yang tau mengenai kehidupan selanjutnya, takdir yang dituliskan tuhan kita hanya menjalankan tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti sekarang hubungannya dengan Chanyeol semakin renggang, hari-hari yang dilaluinya hanya dengan keadaan sesak yang mendera hatinya. Chanyeol jadi semakin dekat dengan kakaknya bahkan saat hari ulang tahunnya satu minggu yang lalu dia tak mengucapkan apapun padanya. Dan yang lebih mengejutkan kembali di hari ulang tahun kakaknya yang jatuh pada hari ini dia datang ke pesta ulang tahun kakaknya dengan membawa bunga. Ingin rasanya dia pergi dan berlari menghindari rasa sakit ini tapi dia bisa apa. Dia hanya bisa menangis dalam diam.
“hiks bawa aku menemuimu tuhan hiks”
Dia merasakan tangan lembut menyentun pundaknya dia merasakan suatu kehangatan dia semakin terisak dengan kencang saat bibi Nam merangkulnya dan memeluknya dengan erat dalam pelukan hangat seorang ibu baginya. Hanya bibi Nam seorang yang mengerti keadaannya tak ada lagi yang tahu mengenai perasaannya kecuali bibi Nam.
“kenapa tuhan hiks tidak mengambilku saja bibi hiks”
“sssttt tidak boleh bicara seperti itu hmm”
“ini menyakitkan bagiku bibi hiks”
“sssttt ada bibi disini hmmm”
Merenung, itu adalah kebiasaannya sejak dulu, merenungkan tentang bagaimana kehidupan berikutnya. Akankah dikehidupan selanjutnya dirinya akan mendapatkan kebahagiaan atau justru kesedihan yang menyelimutinya sampai ajal menjemputnya. Dia terlahir tanpa penyakit yang menyelimutinya berbeda dengan sang kakak yang sakit jantung, lalu apakah salah dirinya jika kakaknya menderita penyakit itu sehingga dia tak dianggap oleh keluarganya sendiri. Apakah dia harus mendonorkan jantungnya untuk sang kakak agar bisa mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya.
“kau melamunkan apa”
“eoh eonni mengejutkanku”
“kau mencintai Chanyeol?”
“apa maksud eonni menanyakan itu”
“kau menyayangiku?”
“eonni bahkan tahu meskipun aku tak menjawabnya”
“bisakah kau melepaskan Chanyeol untukku?”
“eon-ni”
“kau tahu aku sakit dan mungkin tak akan lama lagi aku hidup Baekhyunie”
“eonni, aku tidak bisa”
“wae Baekhyunie”
“eonni bahkan tahu hubunganku dengannya sudah lama tak bisa seperti itu eonni”
“lepaskan dia untukku Baekhyun”
“eonni aku tak bisa, mengapa eonni memaksa sekali. Apa tak ada selain Chanyeol? Bahkan eonni mendapatkan kasih sayang eomma dan appa sedangkan aku tidak”
“Karena aku menyukai Chanyeol Baekhyun”
“eon-ni aku mohon jangan seperti ini”
“LEPASKAN DIA UNTUKKU BAEKHYUN”
“TIDAK EONNI AKU SANGAT MENCINTAINYA”
Nafasnya kakaknya tersenggal-senggal bahkan sekarang kakanya sudah berlutut di rumput belakang rumahnya karena tidak kuat menopang tubuhnya yang merasakan sesak bagian dadanya.
“ hah hah to-long hah”
“eon-ni bertahanlah”
“APA YANG KAU LAKUKAN ANAK BODOH”
“luhan bertahanlah sayang hiks”
“eom-ma”
“diamlah bodoh, kau apakan kakakmu ha”
PLAK
“eomma hiks”
“bahkan aku menyesal telah melahirkanmu di dunia ini, aku harap aku hana memiliki anak luhan saja”
Dia benci situasi seperti ini,dia benci situasi dimana dia menjadi orang yang bersalah atas semua ini, memang mungkin salahnya karena dia tidak mau melepas Chanyeol untuk kakaknya tapi apakah semua miliknya harus berbagi dengan kakaknya bahkan kekasihnya sendiri.  Bahkan orang tuanya tadi berharap bahwa anaknya hanya luhan saja dan menyesal telah melahirkannya ke dunia ini bahkan dia tidak diizinkan ikut ke rumah sakit menemani kakaknya.

Brak~
“apa yang kau lakukan Baekhyunie”
“Chanyeolie”

Silahkan vote and comment yaaaa
Thank you
Happy reading guysss

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang