chapter 3

1.9K 158 13
                                    

Dia benci situasi seperti ini,dia benci situasi dimana dia menjadi orang yang bersalah atas semua ini, memang mungkin salahnya karena dia tidak mau melepas Chanyeol untuk kakaknya tapi apakah semua miliknya harus berbagi dengan kakaknya bahkan kekasihnya sendiri.  Bahkan orang tuanya tadi berharap bahwa anaknya hanya luhan saja dan menyesal telah melahirkannya ke dunia ini bahkan dia tidak diizinkan ikut ke rumah sakit menemani kakaknya.

Brak~
“apa yang kau lakukan Baekhyunie”
“Chanyeolie”
“apa yang kau lakukan pada kakakmu, tahukah kau bahwa dia sekarang kritis di rumah sakit”
“Chanyeolie”
“KAMI MENJAGANYA DENGAN SANGAT HATI-HATI BAGAIKAN BENDA RAPUH DAN KAU MEMBUATNYA TERBARING LEMAH SEKARANG, APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA”
nada tinggi itu, bahkan selama berpacaran dirinya tak pernah dibentak oleh Chanyol walaupun dia telah melakukan kesalahan. Namun, saat ini bahkan kesalahan yang tak seutuhnya dia lakukan Chanyeol sekarang marah besar padanya.
“aku tak melakukan apapaun Chanyeol”
“lalu kenapa dia bisa seperti itu sekarang, appa bilang kau berada disana bersama luhan”
“AKU HANYA BERTANYA MENGAPA DIA INGIN MEREBUTMU DARIKU hiks, aku hanya bertanya seperti itu, apa aku salah hiks aku selalu mengalah selama ini apakah aku tidak boleh egois sekali saja hiks dengan tidak mau melepasmu hiks”
“tapi kau tetap salah Baekhyunie, dia adalah kakakmu”
“lalu apakah aku harus mengalah”
“aku harus pergi”
“katakan padaku Chanyeol haruskah aku mengalah demi kakakku, katakana padaku supaya aku bisa mengambil keputusan” ucapan lirih itu menghentikan langkah kaki Chanyeol. Jujur dia memang sangat mencintai Baekhyun hingga saat ini tapi dia tak bisa menolak keinginan Luhan yang menginginkan dirinya apalagi dia sedang sakit seperti saat ini. Hatinya terasa teriris mendengar nada lirih itu tapi dia tidak bisa menolak permintaan kakak kekasihnya itu.
“hiks hah pergilah Chanyeol bahkan aku sudah tahu apa jawabanmu”
“Baekhyunie” nadanya lirih menandakan keputus asaan. Dia tidak bisa melihat kekasihnya seperti itu. Hatinya tercubit melihat wajah berseri kekasihnya yang biasanya menyungingkan senyum manisnya kini dipenuhi dengan air mata.
“pergilah”
“Baekhyunie”
“PERGILAH”
“baik aku pergi, aku akan kembali nanti”
“tak perlu, kau tak perlu kembali”
“Baekh-“
“langkahkan kakimu keluar dari kamarku sekarang juga”
“bee”
“kau tuli?”
“ti-tidak”
dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar kekasihnya dengan perlahan meniggalkan kekasihnya dengan keadaan yang tak baik-baik saja.
“aku semakin yakin bahwa aku membencimu Chanyeol, jangan datang lagi dikehidupanku” kata-kata itu bahkan Chanyeol mendengarnya tapi dia seakan tuli dan melanjutkan langkah kakinya meskipun hatinya tercabik-cabik mendegar bahwa kekasihnya membencinya saat ini.
~~
1 weeks later~~~~
Air mata yang selalu dikeluarkannya kini telah habis, tak ada lagi air mata yang keluar dari matanya meskipun hatinya tercabik-cabik. Kesakitan itu sudah berada pada titik puncaknya, kesabaran itu sudah sampai puncaknya. Seakan telah lelah menangisi semuanya kini dia lebih memilih termenung sambil terus melangkahkan kakinya ke rumah seseorang.
ting nong~~
Cklek~~
“nona Baekhyun, mari masuk”
“tidak perlu bi, aku hanya ingin menitipkan kotak ini berikan pada Chanyeol nanti saat dia pulang”
“baik nona nanti akan saya berikan pada tuan Chanyeol”
“baik bi, terima kasih aku pergi dulu”
Dia tersenyum dengan manis melihat rumah itu, dimana rumah yang mempunyai banyak sekali kenangan anatara dirinya dengan kekasihnya itu. Masih pantaskah dia dipanggil sebagai kekasih? Bahkan rasa kebencian itu sedikit demi sedikit telah tertanam dalam diri Baekhyun. Dia melangkahkan kakinya kembali menjauh dari rumah sang kekasih, tak lama kemudian mobil Chanyeol datang ke rumahnya.
“tuan Chanyeol”
“ya bibi”
“ada titipan untuk tuan” bibi pun memberikan titipan kotak tersebut kepada Chanyeol.
Betapa terkejutnya dirinya setelah tahu apa yang ada dalam kotak tersebut adalah barang-barang yang pernah ia belikan untuk Baekhyun, tentunya ada surat di dalam kotak tersebut, seakan bumi telah berhenri berputar dan dirinya seakan tak menapaki bumi ini lagi jantungnya seakan berhenti berdetak, air matanya luruh seiring dengan langkah kakinya yang melangkah dengan cepat memasuki mobil dan meninggalkan kediaman Park.
“andwe hiks”
Dunianya seakan telah hilang, kebahagiannya seakan pudar. Surat itu, masih teringat dengan jelas satu kalimat yang ada pada surat itu. JALGA (good bye) satu kalimat itu yang tertulis dengan hanya ada inisial nama sang kekasih yang tertera disana. Tujuannya hanya satu yaitu rumah kediaman sang kekasih.
Ting nong~~~
cklek~~
“bibi Nam,kumohon beri tahu aku dimana Baekhyun berada” sambil berlutut di depan bibi Nam yang berada di depannya Chanyeol terus memohon kepada orang yang dikenal begitu dekat dengan kekasihnya itu. Dia tahu bahkan Baekhyun sudah menganggap wanita paruh baya ini sebagai ibunya sendiri.
“bangunlah Chanyeol”
“bibi hiks kumohon bibi”
“dia tak bilang pada bibi Chanyeol, bangunlah nak jangan seperti ini”
“bibi Nam hiks”
“pergilah ke stasiun dia hanya bilang pada bibi akan pergi ke stasiun kereta tapi bibi tak tahu dia akan kemana”
“terima kasih bibi hiks”
“berhati-hatilah”
Suara gesekan sepatu antara pengunjung yang satu dengan lainya saling beradu. Tak banyak orang yang berada di stasiun ini, namun tak begitu sepi pula. Duduk sambil merenungi apakah keputusannya ini sudah tepat ataukah belum. Dia meninggalkan keluarganya, meninggalkan kekasihnya, meninggalkan kota yang penuh dengan kenangan manisnya bahkan kenangan pahitnya pula. Dia terus menarik nafasnya dan menghembuskannya secara kasar. Dia sudah memikirkan ini semua, dia sudah merencanakan ini semua jauh-jauh hari jika rasa sakit di hatinya sudah benar-benar tak bisa di toleransi lagi.
“huh semoga keputusanku benar” ucapan itu terucap seiring dengan luruhnya satu tetes air mata. Masih teringat dengan jelas bagaimana kekasihnya ah atau bisa disebut mantan kekasihnya itu membentaknya atas kesalahan yang tak ia perbuat, memeang tidak bolehkah dia egois hanya sekali saja.
Tuttt tuttt~~
Suara kereta sudah berbunyi menandakan jika dirinya harus masuk ke kereta itu sebelum dirinya tertinggal dan berakhir menyakitkan di kota ini lagi. Berat memang meninggalkan kenangan disini tapi apa boleh buat. Langkah kaki itu semakin cepat saat mata kecilnya menangkap baying-bayang sang kekasih yang tengah kesusahan mencari seseorang, apakah dia mencari dirinya? Tapi keputusan Baekhyun kini sudah bulat dia sudah memutuskan untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu dan berjauhan dengan Chanyeol atau bahkan bisa saja hubungan mereka akan berakhir. Dia telah duduk di dalam kursi penumpang kereta dekat dengan jendela. Dia masih bisa melihat dengan jelas dimana Chanyeol masih terus sibuk berlari kesana kemari mencari apa yang tengah dicarinya. Kereta itu perlahan telah berjalan sampai akhirnya mata kecil itu bertubrukan dengan mata sang kekasih, mereka saling memandang satu sama lain dan keduanya masih termenung dengan pikirannya masing-masing. Baekhyun lebih dahulu menyadarinya terlebih dahulu dan memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“and-dwe Baekh-hyunie” langkahnya dipercepat dia berlari seiring dengan kereta it uterus melaju sedikit demi sedikit. Bagaikan slow motion dia dapat melihat wajah kekasih mungilnya yang tak mau menatapnya meskipun sepertinya Baekhyun tahu bahwa dirinya tengah berada di sampingnya dengan berlari mensejajarkan dirinya dengan kereta yang ditumpangi Baekhyun.
“Baekhyunie hiks ani gajima”
Dia terus berlali meskipun dia sendiri tahu bahwa Baekhyun tak akan pernah melihat kearahnya. Sebenci itukah gadisnya sehingga melihatnya saja tak mau?. Setelah kereta itu benar-benar menjauh dan sulit untuk ia jangkau kembali, Chanyeol langsung menjatuhkan dirinya dengan bertumpu pada lututnya dia tak mempedulikan orang-orang yang tengah menatapnya dengan tatapan iba. Air matanya semakin deras keluar dari matany tanpa permisi. Dia kembali mengingat moment-moment manis dirinya dengan Baekhyun, bagaimana sulitnya mendapatkab hati Baekhyun saat itu. Tak ada yang bisa dilakukannya sekarang selain pulang untuk menenangkan diri, menyusul pun dia tak tahu kemana Baekhyun akan pergi.

Halo halo halooo aku balik lagi gaessss wkwkwkkw
Happy reading yaa
Jangan lupa vote and comment yaaa

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang