25

2.3K 297 74
                                    

Sediakan tisu sebelum baca

HAPPY READING



"Seul, ayo kita pulang" ucap jisoo menepuk pundak seulgi yang masih berdiri diam.
"Semua salahku unnie" ucap seulgi terisak dengan mengepal tangannya dan bahu yang sedikit bergetar.
"Anniya, bukan salahmu. Ini sudah takdir dan itu keputusannya, kau harus menerima semuanya seul, ayo pulang hujan akan segera turun" jisoo menatap sedih pada seulgi yang masih berdiri didepan pemakaman yang masih baru tersebut.
"Unnie, tolong biarkan aku sendiri disini" lirih seulgi dengan masih terisak.
"Tapi seul-"
"Kumohon unnie, tolonglah" mohon seulgi yang kini menatap jisoo dengan matanya yang merah dan sembab.
"Baiklah, pakailah payung ini dan ini.." ucap jisoo memberikan sebuah payung dan sepucuk surat.
"Apa ini?"
"Pihak kepolisian menemukan itu saat mereka menemukan mayatnya dan tertulis namamu juga" jelas jisoo.
"Baiklah aku akan baca"
"Ne unnie pergi duluan" jisoo menjauhi seulgi dan sesekali melihat kearah adiknya tersebut dengan pandangan yang mentedihkan.

.


Seulgi kemudian membuka isi surat tersebut dan mulai membacanya.

"Seulgi-ya... Mian ne, aku benar² sangat terpukul dengan semua kejadian ini, aku tidak bisa berpikir lagi, semakin hari rasa sakit itu semakin terasa, aku tidak bisa melakukan aktivitas apapun lagi, setiap saat selalu namanya terlintas dipikiranku dan itu semakin membuat lukaku bertambah, mian.. aku tidak sekuat dan setegar dirimu, jaga dirimu dan perjuangkan apa yang seharusnya jadi milikmu, jangan menyalahkan dirimu sendiri lagi, karena ini keputusanku, semangat dan tetaplah kuat.

Park Sooyoung :')

Seulgi meremas kuat² surat tersebut dan menangis sejadi²nya di depan tanah kuburan yang masih basah tersebut dengan air hujan yang mengguyur tubuhnya. Seulgi berlutut dan terus menangis menatap bingkai foto yang berada didepannya.

"Mian joy unnie mian... Aku tau ini sangat menyakitkan.. miaaan.. jeongmal mian unnie" ucap seulgi disela² tangisannya.
"Kenapa... Kenapa hiksss... Kenapa aku selalu menderita!!!!!" Teriak seulgi dibarengi hujan yang semakin lebat.

Seulgi terus menangis dan tidak peduli dengan tubuhnya yang basah dan kotor. Dia terus menangis sekencang²nya meluapkan segala emosi yang dia rasakan, merasakan sakit yang tidak ada habisnya sampai seulgi merasa seluruh tubuhnya terasa melemah dan kehilangan kesadaran dibawah hujan deras dan diatas tanah kuburan tersebut.



***



"Ya seungwan! Kenapa terus mengurungku dikamar!" Teriak irene dari dalam kamarnya.

"Aku akan mengeluarkanmu jika kau berhenti mengatakan nama Seulgi"

"Mwoya?!! Kau jahat seungwan, kau tau dia sahabatmu, dan aku.. aku mencintai dia! Tapi kau malah memanfaatkan keadaan!!"

"Berhentilah mengatakan hal itu, dia bukan sahabatku lagi, kau tau aku begitu banyak diabaikan olehnya, aku selalu diam tapi bukan berarti bodoh dan sekarang aku sudah membalaskan rasa sakit hatiku itu, satu lagi, tetap menjadi istriku dan menurutiku jika kau memang mencintai seulgi atau kau tau akibatnya IRENE!".

"Apa maksudmu!! Seungwan!! Keluarkan aku dari sini!!!" Teriak irene lagi namun tidak dipedulikan wendy.
"Hiks seulgi, mian ne mian aku melupakanmu, tolong aku" isak irene dibalik pintu dengan terduduk dan memeluk lututnya.



***



Story Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang