Randu terlihat khawatir tatkala melihat reaksi ibunya setelah menerima sebuah panggilan telepon.
Ia lalu meletakkan gelas berisi air putih yang baru sekali diteguk kemudian menghampiri ibunya yang terduduk di sofa ruang tamu dengan kepala tertunduk yang bisa disaksikan dengan jelas olehnya dari dapur.
"Buk, Ibuk kenapa?"
Aini mengangkat kepala, guratan kecemasan terlukis jelas di wajahnya. "A-adikmu, Ndu...," ucapnya dengan bibir bergetar dan mata yang berkaca-kaca. "A-adikmu...."
Randu mengernyitkan dahinya. "Maksud Ibuk, Rinai? Kenapa dengan dia?" Sedetik kemudian ia menyadari kalau adik perempuannya itu tidak ada di rumah.
Biasanya Rinai memang suka bermain ke rumah temannya dan pulang sekitar sore hari. Randu tidak ambil pusing awalnya, tapi melihat ibunya kalut setelah dihubungi seseorang membuatnya berfirasat buruk.
"Rinai... adikmu sekarang ada di rumah sakit, Ndu...."
Ucapan ibunya mau tak mau membuatnya terkesiap. "Ba-bagaimana bisa, Buk? A-apa Rinai baik-baik saja?"
Aini menganggukkan kepalanya. "Untungnya dia enggak apa-apa." Terdengar helaan napas berat. "Tapi Ibuk khawatir... kita harus ke rumah sakit sekarang!"
"Iya, Buk. Kita ke sana sekarang!" Baru saja Randu hendak mempersiapkan dirinya, ia teringat harus kembali bekerja. "Tapi, Buk...."
"Kenapa, Ndu?"
"Aku harus kembali kerja."
"Lagi? Bukannya kamu baru saja pulang?" Sebuah decakan keluar dari mulut Aini. "Sudahlah, biar Ibuk saja yang ke rumah sakit! Sepertinya pekerjaanmu lebih penting dari adikmu!"
"Buk, bukan begitu maksudku..." Randu tercekat untuk melanjutkan perkataan melihat kekecewaan ibunya. "Aku janji, sepulang bekerja nanti langsung ke rumah sakit menjemput Ibuk dan Rinai...."
Tidak ada jawaban dari Aini, selain helaan pasrah yang membuat hati Randu meringis dan bersalah.
Sebagai seorang anak, Randu sangat tahu bagaimana perjuangan ibunya selama ini. Betapa ibu tidak ingin membebaninya dan Rinai dengan segala permasalahan hidup.
Lagipula, ibu mana yang mau anaknya kesusahan?
Tapi, anak mana yang tidak tahu diri jika sudah melihat pengorbanan, cinta dan kasih sayang ibunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Randu & Ranti [COMPLETED]
RomancePerkenalkan, Randu Baskara. Pria 25 tahun yang merasa hidupnya menyedihkan. Ada juga, Ranti Samarra. Perempuan 18 tahun yang merasa dirinya selalu dianggap tidak ada. Semesta menggariskan takdir pertemuan mereka untuk pertama kalinya dengan menghubu...