RAWS | 18

219 42 17
                                    

Ranti terjaga di Unit Gawat Darurat menemani adiknya yang tengah terlelap.

Dokter sudah mengizinkan Rafka untuk pulang, hanya saja itu harus tertunda karena papanya baru saja sampai dan sedang mengurus administrasi rumah sakit.

Kedua mata Ranti nampak lelah mengamati kesibukan para perawat dan petugas medis di sekitarnya. Pasien silih berganti datang dan pergi. Terdengar suara decitan roda brankar menggesek lantai yang hilir mudik, membuatnya sedikit pusing.

Beberapa suster mengganti botol infus dan beberapa yang lain mencoba memasangkan infus. Tim paramedis pun tak kalah menambah keramaian membawa korban luka-luka akibat kecelakaan.

Terlihat seorang Dokter menunjukkan keahliannya memberikan pertolongan pertama dengan sigap.

Bau anyir bercampur alkohol, serta obat-obatan khas rumah sakit membuat Ranti sedikit merasa mual.

Namun, bukan itu yang membuatnya tidak tenang. Melainkan ketidakpedulian orang-orang yang seakan menganggapnya tidak ada.

Atau mungkin itu hanya perasaannya saja!

Lalu, pandangannya jatuh ke sosok wanita paruh baya yang sudah sedari tadi menunggui anak perempuan di seberang ranjang adiknya. Berjalan perlahan mendekat ke tempatnya.

Refleks, Ranti menegakkan tubuhnya. Ia tahu, wanita yang kemungkinan seumuran papanya itu hendak berbicara kepadanya.

"Maaf, Dek. Saya ibu dari Rinai," ucap Aini memperkenalkan diri. "Ibuk dengar, adiknya tadi berusaha menolong putri Ibuk?"

Oh? Nama anak itu Rinai?

"Iya, Buk. Apa Dek Rinai baik-baik saja?"

"Alhamdulillah, dia baik-baik saja." Aini tersenyum lega. "Terima kasih ya? Adikmu juga baik-baik saja, kan?"

Kedua sudut bibir Ranti terangkat naik. "Iya, Buk. Untungnya Rafka juga baik-baik saja."

Ia baru saja hendak menanyakan sesuatu, tiba-tiba papanya muncul yang membuat bukan hanya dirinya tapi juga Aini tersentak.

Kedua alis Ranti seketika menyatu dengan kebingungan yang jelas di wajahnya saat wanita dan lelaki paruh baya di hadapannya itu saling menatap satu sama lain dengan ekspresi terkejut.

Seakan waktu berhenti begitu saja, ketika mereka saling menyebut nama masing-masing.

"Radin?"

"Aini?"

Randu & Ranti [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang