Randu melihat tampilannya pada cermin besar di pintu lemari. Setelah merasa cukup rapi, ia memantapkan diri untuk memulai sebuah pekerjaan yang baru saja diterimanya.
Sudah berkali-kali ia melamar ke berbagai tempat, selalu saja terhenti di tahap wawancara. Ia cukup sadar kalau sudah ditolak secara halus ketika bagian HRD mengatakan akan menelepon kembali. Nyatanya? Tidak ada satu pun yang meneleponnya!
Namun tiga hari lalu, usaha dan doanya terbayar. Salah satu perusahaan yang dilamarnya menelepon dan mengatakan kalau dirinya diterima.
Randu tidak mau berharap banyak. Sadar akan statusnya yang hanya lulusan SMA, ia cukup mengerti jika akan dianggap sebelah mata.
Harapannya, ia mendapatkan pekerjaan yang layak dan dihargai.
Setelah berpamitan dengan ibunya, Randu bergegas menuju tempat kerjanya yang baru. Memang bukan perusahaan besar, tapi ia meyakini jika kali ini berada di tempat yang tepat.
Randu menghela napas sebelum memasuki bangunan sederhana di hadapannya. Lalu, ia diminta untuk menemui seseorang yang akan menjelaskannya sebuah kontrak pekerjaan.
Randu membaca serius kumpulan kertas di tangannya. Meski hanya lulusan SMA, ia tidak bodoh untuk memahami isi perjanjian.
Setelah yakin, ia menandatangani kontraknya. Kemudian langsung dipertemukan pada atasannya yang membuat kedua alisnya saling bertaut sempurna, bingung sekaligus terkejut.
"Om Radin?"
"Randu, silakan duduk! Benar ini Om, orang yang sudah kamu temui beberapa hari ini."
Randu menatap Radin lekat. "Apa Om, menerima saya karena mengenal ibu saya?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutnya.
Radin tersenyum. "Itu salah satu faktornya. Selebihnya, Om percaya kemampuan kamu."
"Tapi... saya hanya lulusan SMA...."
Radin mengangguk. "Kenapa jika kamu lulusan SMA? Kamu akan dilatih terlebih dahulu sebelum menjadi pegawai tetap, juga mendapat pesangon. Jadi, kamu siap?"
Randu bergeming. Terbersit pemikiran, apa benar ini keputusan yang tepat?
"Orang yang sadar memiliki potensi, pasti bisa mengalahkan diri sendiri dari segala kekurangannya. Om yakin, kamu bisa melakukannya," ucap Radin mencoba untuk menepis keraguan Randu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Randu & Ranti [COMPLETED]
RomancePerkenalkan, Randu Baskara. Pria 25 tahun yang merasa hidupnya menyedihkan. Ada juga, Ranti Samarra. Perempuan 18 tahun yang merasa dirinya selalu dianggap tidak ada. Semesta menggariskan takdir pertemuan mereka untuk pertama kalinya dengan menghubu...