RAWS | 23

189 41 9
                                    

Randu mengajak Ranti bertemu di sebuah kafe beberapa hari kemudian, setelah peristiwa di mana ia menyelamatkan gadis itu dari aksi mahasiswa yang berakhir ricuh.

Ia membutuhkan waktu untuk memahami cerita mengenai hubungan masa lalu ibunya dengan laki-laki yang berstatus papanya Ranti.

Hatinya meringis, mengingat bagaimana pertemuannya dengan Ranti telah menghadirkan rasa yang tidak bisa dijelaskan olehnya, kemudian terbersit keinginan untuk membicarakan hal ini dengan gadis itu.

Mungkin saja ini bisa menjadi jalan terbaik untuknya, juga Ranti.

Namun tanpa diduga, apa yang menurutnya terbaik bukanlah menjadi keinginan gadis itu.

Dan entah kenapa, Randu menyetujui untuk mengikuti permintaannya.

"Maaf, Mas Randu. Sudah lama menunggu, ya?"

"Eh?" Randu terkesiap dari lamunan. "Enggak, belum lama kok."

Ranti mengangguk dan segera duduk di hadapan Randu. "Terima kasih ya, Mas, sudah mau ketemuannya di sini. Nggak jauh dari kampusku soalnya."

"Santai saja, kafe ini sebenarnya tempat kerjaku."

"Oh ya?" Ranti sedikit terkejut. Kemudian... "Aku sering kumpul dengan teman-temanku di sini. Mungkinkah kita—"

"Benar." Randu segera memotong dengan senyum semringah. Seakan mengerti apa yang dipikirkan Ranti. "Aku baru ingat, kita pernah bertemu di sini."

Ranti sedikit memiringkan kepalanya. Menatap lekat wajah Randu sembari mengingat-ingat. "Apa kamu... pelayan kafe itu?"

Randu terkekeh. "Jadi? Kamu siap, kan, dengan percobaan pertama kita?" tanyanya langsung pada topik pembicaraan.

"Aku siap, tapi... bagaimana jika mereka tidak menyetujuinya?"

"Kamu bilang, papamu cinta pertama ibuku, kan?"

Ranti mengangguk, lalu menggeleng. "Itu kata papaku."

"Benar, kata papamu." Randu berdeham. "Dan aku rasa, ibuku juga papamu tidak masalah dengan apa yang sudah kita rencanakan."

"Tapi tetap saja,"—Ranti mulai meragu—"bagaimana jika kita dianggap tidak menghargai perasaan mereka?"

"Ranti, luka yang mereka rasakan ada di masa lalu. Sedangkan kita berada di masa sekarang." Randu memahami keraguan gadis itu. "Setidaknya kita sedang mengusahakan masa depan. Bukan hanya untuk mereka, tapi juga untuk kita semua."

Randu & Ranti [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang