RAWS | 28

183 39 8
                                    

Ranti baru saja hendak menyiapkan makan malam, tapi tertunda karena ada yang mengetuk pintu rumahnya.

"Ranti. Tolong kamu buka pintunya, ya? Tamu papa sepertinya sudah sampai."

Dilihat papanya tampak rapi dengan setelan kemeja batik dan celana bahan hitam. "Siapa sih? Rekan kerja Papa?"

Radin menggeleng lalu duduk di sofa ruang tamu. "Bukan. Kamu kenal 'kok sama mereka?"

Dahi Ranti mengernyit. Mereka siapa? Tidak mau berlama-lama  ia pun segera membukakan pintu.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab Ranti, "Ibu Aini? Mas Randu? Rinai?"

Melihat keluarga Baskara di hadapannya, tentu saja membuat Ranti bertanya-tanya, ada apa gerangan? Dengan sopan ia mempersilakan tamunya masuk.

Radin, Aini, Randu dan Ranti duduk bersama untuk memulai sebuah perbincangan serius, sedangkan Rinai dan Rafka terlihat tidak jauh di ruang keluarga menonton televisi.

"Jadi Ranti, Papa mengundang Aini, Randu dan Rinai ke rumah kita untuk mengumumkan sesuatu."

Dada Ranti berdegup kencang. Mengumumkan sesuatu? Apa itu penting? Ia berharap itu sesuatu yang sedang diusahakannya bersama Randu.

Sejenak Ranti melihat Papanya melirik ke arah Aini, seolah meminta izin dan meyakinkan bahwa apa yang akan disampaikannya adalah keinginan mereka selama ini.

"Jadi, Papa mau memberitahu apa?" Bola matanya mengarah ke Randu. Laki-laki itu menatapnya dengan senyuman yang sulit diartikan.

"Begini, Papa dan Aini... kami sepakat untuk"—terdengar dehaman—"menikah."

Ranti terdiam.

Randu bergeming.

Suasana menjadi canggung.

Kenapa Ranti kaget? Bukankah ini yang diinginkannya?

"Kapan Papa mau melamar Ibuk Aini?"

"Kamu beneran nggak masalah Papa menikah lagi?" tanya Radin sedikit terkejut, begitu pula Aini.

"Ranti nggak masalah, tapi nggak tahu kalau Mas Randu?"

"Saya juga nggak masalah." Sekali lagi, laki-laki itu menampilkan senyuman yang sulit diartikan kepada Ranti.

Dan Ranti tak menyadari kedua sudut bibir Randu yang terpaksa naik, karena terlalu senang dengan keputusan Papanya.

Ia merasa beban di pundaknya terlepas bebas, setelah yakin pria paruh baya itu menemukan kebahagiaannya lagi.

Randu & Ranti [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang