lama ga ketemu ya, hehehe... mana ini udah hari senin pula. ya udah deh gapapa heu.
aku sibuk banget kemarinan, jadi ga sempet lanjut.
gimana kabarnya? sehat? aku sempet sakit heu
btw ini chapter baru lady luck! semoga suka.
read-comment-vote, bantu benerin typo juga kalau bisa ^^
enjoy!
---
Garin tidak salah. Sesampainya di sana, banyak sekali laki-laki yang mencuri pandang kepada Val. Rambut yang dikucir seperti ekor kuda memungkinkan orang-orang untuk melihat leher dan bahunya. Meskipun overall jeans-nya sedikit menutupi bahunya, tetap saja banyak kulit yang terlihat.
Val berusaha untuk tetap percaya diri dengan penampilannya, tetapi lama-lama dia risih juga. Garin berdiri di sampingnya, tetapi dia acuh tak acuh. Dia melihat sekeliling—Val menduga Garin sedang mencari Friska yang merupakan panitia penyelenggara pensi—tapi tidak sekalipun mengarahkan tatapannya kepada Val. Gadis itu sendiri ingin meminta tolong, tapi minta tolong dalam bentuk apa pun dia tidak tahu. Meminjamkan jaketnya? Menghalangi tatapan para laki-laki itu?
Akhirnya yang dapat Val lakukan adalah menunduk dalam-dalam, padahal pensinya sudah dimulai. UKM pom pom boys sedang melakukan aksi mereka sebagai pembuka pensi. Sungguh meriah sekaligus menghebohkan, karena laki-laki manly pun ikut pom pom boys dan berdandan ala perempuan. Garin hanya geleng-geleng kepala sembari tersenyum lebar untuk menahan tawanya sehingga Val mendongak untuk melihat cowok sengak itu. Tumben sekali mood-nya bagus, batin Val.
Aksi pom pom boys pun berakhir. Salah satu anggotanya melipir ke tempat Garin dan Val berdiri. Val sampai berjengit kaget ketika ada cowok berkumis tetapi memakai gincu merah menyala mendekat.
"Eh Garin, bawa cewek baru aja, nih!" celetuknya.
Garin berdecak. "Lupa? Ini anak yang dulu di warmindo itu."
Cowok pom pom boys itu melotot. "Oh astaga! Pangling aku! Cantik banget," pujinya. "Eh belum kenalan. Saya Bian, panjangnya Biiiiiaaaaannn," ujarnya, berusaha melucu. "Mbaknya?"
Bian mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Val, yang disambut dengan ragu oleh gadis itu.
"Valsha."
"Wih, namanya bagus," Bian memuji lagi. "Gimana penampilan pom pom boys tadi?"
Val mengangguk pelan seraya tersenyum canggung. "Bagus, menghibur banget."
Bian tersenyum senang. "Nanti aku tampil lagi, lho. Tapi bukan sebagai pom pom boys. Nanti di sini sampai acaranya selesai, kan?"
"Iya."
"Bagus!"
"Apaan sih, sono pergi!" usir Garin ketus. "Ganggu pemandangan aja. Hush hush!"
"Ya elah... pelit amat kasih kesempatan buat kenalan sama calon adik tiri... kan siapa tahu kita nanti jadi keluarga. Kan kita nggak pernah tahu!"
Garin tampak ingin menimpali, tapi diurungkannya sehingga hanya menyisakan raut wajah yang sepet seperti salak bali. Bian tertawa lepas karena berhasil menjaili Garin, tapi tentu Val tidak bisa tertawa. Bukan karena sedang ada kelainan saraf, tetapi takut dicincang oleh Garin jika dia ikut tertawa. Toh, kenapa pula si Bian-Bian ini harus jadi keluarga? Hmm.
"Garin! Val!"
Friska melambaikan tangan kepada calon saudara tiri tersebut. Garin hanya mengangguk sementara Val seperti bertemu kembali dengan penyelamatnya. Ketika Friska menghampiri, untunglah cewek itu memeluk Val duluan sebelum sang pacar. Jika Val balas memeluk, Garin hanya diam dan menepuk pelan punggung pacarnya.

YOU ARE READING
Lady Luck
General FictionWill be updated every Sunday (hopefully) Start: June 30th 2019 -------------------------------------------- Pemberitahuan dari Bunda yang hendak menikah lagi membuat pikiran Val kacau. Akibatnya, Val kehilangan kesempatan untuk memasuki universitas...