Challenge

28 3 0
                                    

"Sudah lengkap semua?"

"Sudah dong,"

"Pakaian hangatmu? Seoul sedang dingin,"

Hari menghitung-hitung barang bawaannya yang sudah masuk koper. "Sudah, sayang,"

Seungyoun merebahkan tubuhnya di sofa sambil menghela napas. Melihat Hari yang akan segera berangkat syuting di Seoul selama tiga bulan seperti ini, ia jadi menyesal menyemangati pacarnya untuk ambil project ini.

"Kau yang mengirimku lho, nggak boleh ada kata menyesal," kata-kata Hari yang ini selalu terngiang di kepalanya.

"Pacar,"

"Hmmm?"

"Kau beneran berangkat?"

"Hey, jangan mulai lagi deh," Hari tergelak. Ia menutup kopernya yang penuh itu sekuat tenaga lalu menegakkannya. Ia mengusap-usap tangannya.

Seungyoun membentangkan tangannya, tersenyum samar ke arah Hari. Hari langsung duduk dan memeluknya. Seungyoun menyergapnya, menciumi aroma shampoo khas Hari di rambutnya.

"Kan cuma tiga bulan,"

"Schedule-ku full banget. Aku takut ga sempat samper kamu. Tiga bulan kalau semuanya lancar, kalau ada sesuatu kan kamu harus extend disana,"

Hari melepas pelukannya, duduk menatap Seungyoun. "Kamu nggak percaya kalau semuanya akan lancar di tanganku?"

"Bukannya gitu. Kalau mendadak ada tawaran yang menjanjikan disana kan agensi juga senang,"

"Yaudah nanti aku kabur saja ke tempatmu langsung begitu syuting selesai," ujar Hari lalu menyergap Seungyoun lagi sambil memeluknya. Seungyoun hanya tersenyum sambil menciumi keningnya.

"Ah, Hari-ah. Ada yang penting kubicarakan,"

"Apa?" Hari mendongak ke arah Seungyoun. Seungyoun mencari kata-kata yang pas. Sejenak ia berpikir sambil memainkan rambut Hari di dekat telinganya

"Jangan temui ibuku sendirian ya,"

Hari terdiam. Ia menegakkan tubuhnya dan menatap Seungyoun dengan ekspresi awkward.

Ibunya Seungyoun, terakhir bertemu dengannya sudah menampakkan ekspresi tidak suka. Hari sangat ingat peristiwa itu hingga tertanam di otaknya. Seungyoun pun tahu persis karena Hari selalu membahas hal ini dengannya.

Hari tahu betul saat ia akan memulai hubungan dengan Seungyoun, drama seperti ini akan terjadi. Seungyoun seorang konglomerat, risikonya amat besar waktu Hari nekat pacaran dengannya. Hari selalu bilang padanya jika hubungan ini serius, Seungyoun harus benar-benar memikirkan semuanya matang-matang. Hari tak ingin Seungyoun ikut terluka jika diabaikan karena menikahi gadis keturunan keluarga biasa.

Hari bahkan selalu menolak jika ada acara penting di keluarga Seungyoun. Ia selalu berkilah ada acara atau ada pemotretan.

Orang tuanya pun belum tahu tentang ini, ia takut mereka ikut sedih.

"Aku mengerti kok. Aku juga tidak akan berani menemuinya sendirian,"

Seungyoun jadi salah tingkah karena Hari tiba-tiba diam, "Maaf Hari-ah. Bukan maksudku melarang tapi bahkan aku saja tidak bisa mengobrol dengan baik dengannya. Kita temui bersama saja ya saat aku kesana,"

Hari hanya mengangguk pelan. Seungyoun tersenyum sambil mengusap pipi Hari.

"Kau harus cepat pulang ya,"

Hari hanya tersenyum kecil lalu memeluk pria itu lagi.

***

Seungwoo mengetuk pintu bertuliskan nama Lee Dongjun di depannya. Setelah beberapa saat, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Tampak seorang pria melongok ke arahnya lalu tersenyum sumringah.

Dilema Diana (Han Seungwoo AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang