Penyesalan Adalah Permulaan

115 15 9
                                    

Tidak ada daratan di dunia ini yang tidak pernah menjadi tempat dari sebuah penyesalan, Termasuk tanah jawa ini.
Siang itu seharusnya menjadi siang yang menyenangkan bagi ZULFI, karena ia memiliki sepeda baru, lama ia bermain dilapangan dengan sepedanya hingga ia lupa kalau sudah sore, Karena belum puas bermain dengan sepedanya ia mengayuh sepedanya dengan cepat saat hendak pulang ke rumahnya, Karena kecerobohannya ia akan menabrak anak yang sedang memakan es krim.
"Bruukk", Suara itu terdengar saat Zulfi menabrak anak itu, mereka berdua terjatuh dan es krim anak itu terlempar dan jatuh ke tanah.

Zulfi langsung berdiri dan meminta maaf sambil menolong anak itu berdiri
"Maaf ya.. aku keburu - buru" Katanya,
"Iya gak papa kok.."
Kemudian Zulfi berlalu dan pulang, ia tidak menoleh anak tersebut karena masih bersalah atas kejadian tadi. Ia terus saja memikirkan kejadian tersebut di sepanjang jalan yang dilaluinya, sampai di depan rumahnya karena sangat memikirkan hal tersebut sampai ia lupa kalau rumahnya itu berpagar sehingga ia lupa tidak membukanya dan malah menabraknya, lalu ia sadar dan membukanya.

Di dalam rumah ia bertemu IBUNYA, "Loh kenapa tanganmu kok sampek berdarah fi?"
tanya ibunya,
"Gak papa kok ma.., tadi cuma jatuh Aja..", Ia mulai menjelaskan skenario jatuhnya tadi,
"Tadi tuh aku lagi main sepeda, sedikit ngebut sih.. terus aku nabrak anak sebenernya dia udah nepi jalannya tapi aku tabrak sampai es krimnya jatuh, ya gak es krimnya doang sih orangnya juga ikut jatuh.., terus aku juga jatuh tapi aku langsung berdiri dan tolongin dia buat berdiri sambil minta maaf gitu ma ceritanya, yang salah tuh aku.. bukan dia..",
Katanya sambil tertunduk malu dan penuh penyesalan
"Gak papa kan fi?"
"Gak papa kok ma.."
"Mama kasih plester ya.., tunggu mama ambilin dulu.."
"Iya ma.." ia beranjak ke sofa di ruang tamu.

"Ooouuuccchhh",
Serunya sambil menahan rasa sakitnya yang dipasangi plester,
"Udah sekarang tinggal nunggu lukanya kering.."
Kata ibunya, ia tidak menjawab dan hanya melamun saja
"Yaudah kamu lanjutin ngelamun mu itu.."
"Eh iya ma.. maaf ya.."
"Iya gak papa jangan lupa nanti sholat maghrib nya sama ayah biar nggak tersesat"
"iya ma"
Zulfi adalah orang yang baru pindah ke kota tersebut sehingga bahasanya masih halus dan ia belum tahu lingkungan sekitarnya.

"Allahuakbar.. allahuakbar.."
Suara adzan maghrib pun mulai terdengar mengingat perkataan ibunya Zulfi pergi ke masjid bersama ayahnya agar tidak tersesat, sesampainya di masjid anak yang dia tabrak tadi sholat disebelahnya,
"Eh kamu yang aku tabrak tadi ya.."
"Hmm.. iya.., kamu baru pindahan ya..?"
"Iya, yang tadi maaf ya.."
"Nggak papa kok.."
Lalu mereka melaksanakan sholat bersama - sama.

Setelah sholat dan dzikir mereka pulang ke rumah dalam perjalanan pulangnya anak itu dihentikan oleh Zulfi,
"Tunggu..",
"Iya, tapi maaf ada urusan apa ya?",
"Rumahmu dimana?",
"Owh.. itu rumahku disana, diseberang jalan tuh.., emang kenapa?",
"Nggak papa nanya doang, Em.. berarti kita sejalur ya.. gimana kalo kita jalannya barengan aja?",
"Emm.. iya deh ayo kita bicara sambil jalan",
Mereka berdua berbincang - bincang sambil berjalan,
"Soal yang tadi maaf ya.. aku kebut kebutan jadi kamu ketabrak dan es krim mu jatuh gara gara aku.."
"Iya nggak papa kok tadi aku terus balik beli es lagi.. Udah ah.. gausah dibahas lagi.."
"Ooooh.. gitu ya, Kalau gitu bagus deh.. aku tuh orang baru disini aku gamau punya musuh disini..., Eh iya lupa kita kan belum kenalan Kenalin namaku Ahmad Zulfikar Efendi Aku besok baru sekolah..",
"Oooh.. begitu pantesan gak pernah liat kamu, Mau sekolah dimana?",
"Di situ MI di ujung jalan tuh.."
"Beneran?",
"Iya, Namamu siapa?"
"Oh iya lupa namaku tuh ERVAN ENDRIANA ASKALANIA, aku asli orang sini dan.."
"Dan apa?"
"Aku sekolah disitu.."
"Oh iya? Em.. baguslah kalau gitu"
"Tapi aku juga baru masuk besok, kemarin aku sekolah di SDN tapi karena aku dibuly jadi aku pindah ke situ"
"Oalah.. kamu kasihan juga ya.. Kita bicara nanti ya pas waktu sholat isya' Aku udah sampai rumah soalnya.."
"Oooh.. ini rumahmu? Berarti rumah kita gandeng ya.., oke sampai nanti lagi ya fi.."
"Iya Van.."
Merekapun pulang ke rumah masing - masing.

Jarak Yang Jauh Bukan Berarti HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang