Pilih mana..

21 6 0
                                    

"Zulfi kamu udah siuman sayang? Hmm?" ucap ibunya sembari membiarkan air terjun di mukanya mengalir

"Iya ma.."

"Masih sakit a?" sentuhan tangan lembut seorang ibu membelai rambut indahnya

"Agak agak mendingan ma" ucapnya lemah tak berdaya padal abis ketawa lepas
"Kalian ngapain kesini lagi?!"

"Kak kami mau.."

"Pergi!" Sentaknya ibunya kaget tapi Ervan dan Rafli B Aja

"Fi.. Mereka kan adek kamu" ucap mamanya

"Aku gamau tau pokoknya mereka harus pergi dari sini aku gamau liat muka mereka disini, Awhh" kepalanya sakit kembali sepertinya

"Kalian gak denger? Hush" usir Rafli Dengan Jijiks nya

"Lo tuh siapa berani suruh kita keluar ha?!" Sentak Gebi, ya.. Anak ini emang ngelamaq

"Jangan berani kalian sentak dia" ucap Ervan

"Udah udah.." ibunya melerai

"Apa lo?! Lo bukan siapa siapa aja kok disini" sentak Gebi ke Ervan

"Stop..!! Dia sahabat aku jangan sentuh mereka, Keluar!! awh.. Ma.." kepalanya sakit kembali

"Zulfi.. " ucap ibunya lirih

"Fi.., fli ayo kita ngalah aja kita yang keluar dari sini" ucap Ervan dan menarik tangan Rafli keluar

.

"Van.."

"Iya?"

"Kenapa keluar?"

"Gapapa kita ngalah aja demi Zulfi"

"Iya deh.."

"Ayo kita pulang, kasih tau yang lainnya"

"Iya ayo.."

.

"Pa ma.. Zulfi masuk RS"

"Loh kenapa?!"

"Ayo kesana"

.

"Kak Al.."

"Iya... Apaaa..."

"Zulfi.."

"Zulfi kenapa? Cepet Zulfi kenapa?!"

"MaSuk RS"

"APA?!!! KOK BISA MASUK RS!!"

"Kepalanya kak pendarahan"

"Siapa yang bikin pendarahan"

"Gebi"

"Ayo kesana sekarang"

"Iya kak"

.

"Zulfi.. Kamu kok bisa kayak gini sih.."
Alda datang bukannya jutek malah manja ya dia suka sekali mengerjai Zulfinya itu

"Gapapa kok kak.."

"Ini kakak bawain makanan kesukaan kamu dimakan ya Fi.."

"Iya kak Makasih ya.."

"Iya, Nte.. Suapin dia.. Aku gamau udah dia sakit kurus lagi"

"Iya Al makasih ya"

"Iya" ucapnya dengan wajah pucat

"Kakak sakit?"

"Enggak fi.."

"Terus.."

"Kakak khawatirin kamu Fi.." Alda menangis

"Kakak ngapain nangis aku gapapa kok kak.. Gak lama lagi udah boleh pulang kok.."

"Bener Al.. Jan nangis"

"Iya tan Fi makasih"

.

"Rafli ayo ikut papa mama keluar sebentar"

"Kemana pa?"

"Ke lobby papa mama mau bicara"

.

"Ada apa ma?"

"Kamu tuh jahat banget ya jadi temen" buka ibunya

"Maksut mama?" Rafli bingung karena gak tau apa apa emang

"Kamu gausah pura pura gatau, mama kecewa sama kamu" ucap ibunya membuat airmatanya mengalir

"Aku emang gatau apa apa ma pa.. Hiks hiks" dia menangis

"Papa udah denger semua dari natan, kamu jongkrok in zulfi dari atas terus kamu robohin itu semua sampai njatuhin Zulfi"

"Enggak pa..eng.."

"Kamu masih bohong aja kan.. Kecewa papa ma kamu"

"Fli.. Kamu kenapa, pa ma Rafli kenapa kok nangis?"

"Kak Felis.."

"Iya? Ada apa?"

"Fel.. Jaga adik kamu ini.. Masih smp udah bikin anak orang masuk rumahsakit  sahabtnya sendiri lagi"

"Papa tau darimana itu semua"

"Dari natan"

"Pa.. Itu nggak bener aku nggak .."

"Diem kamu!"

"Ma.. Kasihan dia masih Smp"

"Apa?! Kasihan kasihan ke dia dia aja gak kasihan ke Zulfi, untung ada Natan yang nolongin Zulfi"

"Ma dia anak mama juga"

"Anak apa kek dia" ucap Horjel

"Aku bisa hidup sendiri udah kakak jangan tengkar lagi" ucap Rafli lalu pergi

"Tuh liat.."

"SEBENERNYA ANAK KALIAN ITU AKU MA RAFLI APA NATAN SIH HAH?!"

"BERANI KAMU BENTAK PAPA?!"

"BERANI KARENA AKU BENAR"
"KALAU RAFLI GAK ADA DIRUMAH MAKA INGET JANGAN ANGGAP AKU DAN DIA ANAK KALIAN LAGI!" Felis pergi dengan emosinya

Mendengar ada keributan Ervan pun keluar mengecek situasi

"Ada apa om?"

"Nggak ada papa kok.."

"Oke"

.

ZULFI POV
22.18

"Zulfi bangun"

"Ya? Siapa?"

"Ini papa"

"Owh.. Ada apa pa.."

"Papa kecewa ma kamu.."

"Kenapa?"

"Kamu bikin drama kayak gini cuman biar semua orang benci ma natan gebi ma efraim , tapi maaf papa udah tau semua itu"

"Maksut papa apa?"

"Kamu pura pura kan pura pura sakit kek gini supaya semua orang benci ke mereka bertiga"

"Enggak pa.. Lagian kalo aku pura pura ngapain aku sampek kek gini kalao aku pingin fitnah mereka Ku bisa pakai cara lain kan.." Zulfi menangis

"Tuh ngaku akhirnya"

"Aku bukan ngaku, aku membel.."

"Udah papa kecewa sama kamu, besok papa akan kasih tau mama kamu"

"Jangan pa.."

"Bodoamat" lanjutnya lalu pergi meninggalkannya seorang diri

Aku harus apa aku gatau apa apa kenapa sih mereka jahat banget ke aku aku udah mereka bikin kayak gini sekarang mereka fitnah aku yang masih dalam keadaan kek gini

Jarak Yang Jauh Bukan Berarti HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang