"Ini Zulfi kenapa Van.. Fli.. Hiks"
"Nanti aja nte sekarang kita bawa ke RS"
"Iya ayo Van.."
.
Di UGD
"Van kamu ceritain gimana ceritanya Zulfi bisa jadi kayak gitu"
"Ini semua ulah Gebi Efraim dan Natan"
"Kenapa apa yang mereka lakuin?"
"Mereka narik penahan atap rumah pohon kami nte terus atapnya jatuh nimpa kami dan bebannya besar rumah pohonnya gakuat roboh deh" ucap Rafli asal nyelocos
"Bener itu Van?"
"Bener nte"
"Itu semua gak bener ma" ucap Gebi yang tiba tiba datang
"Hah?"
"Justru kak Ervan dan Kak Rafli lah yang dorong kak Zulfi jatuh dari atas sana"
"Masa, ini harus percaya yangmana ini?"
"Aku aja ma kan aku anak mama"
"Pangkat tak menentukan suatu kebenaran tapi bukti menjadi alasan adanya kebenaran, nte kalo ga percaya Ervan tadi sempet rekam bentar" ucap ervan membuat yang lainnya terkejut dan mendelik
"Mana tantemau liat"
"Ini"
"Jangan ditarik.."
Sret.. Brugh buagh kreka aduh..
Dan seterusnya
"Gitu nte.."
"Kenapa sih kalian lakuin ini ke Zulfi"
"Kak Ervan yang nyuruh nte" ucap Nathan sambil menuding Ervan
"Bener Van?!"
"Salah nte mereka emang kasar ke kami bertiga Tante liat ini tadi karena Ulah si Nathan tanganku jadi kayak gini" ucap Rafli sambil menunjukkan tangannya yang terluka
"Sampai terjadi apa apa dengan Zulfi liat aja kalian" ucap Rafika Tegas
"Ma.. Maaf ma.."
"Kenapa kalian ini begini?"
"Kami iri ma kak Zulfi Kak Ervan ma Kak Rafli"
"Iri kenapa?"
"Mereka bertiga selalu bersama ma.. Jadi kami iri.. Dan kami punya dendam.."
"Apa maksud kalian?!"
"Maksut kam.."
"Keluarga pasien"
"Iya dok saya ibunya
" Pasien mengalami benturan benda tumpul pada bagian kepalanya"
"Jadi? Gapapa kan dok"
"Tidak apa pasien akan segera siuman dan saat pasien siuman saya mohon jangan diserbu dengan berbagai pertanyaan" anjir nih dokter gaul amat
"Baiklah dok terimakasih"
"Kalian bertiga, tante tunggu penjelasan kalian""Iya ma"
"Jangan panggil aku 'mama' "
.
ERVAN POV
Mereka bertiga ini gabisa dibiarin kalo terus terusan bisa hancur Rafli ma Zulfi.. Oh Tuhan.. Kenapa kau kirimkan mereka, aku menangis tersedu sedu didepanku Sahabatku terkulai lemas tak berdaya bagaimana aku tidak menangis tiba tiba sebuah gerakan kecil menyentuh tanganku
"Jangan nangis, ngapain kamu nangis" Ya.. Itu adalah suara bariton yang aku kenal Zulfi
"Fi.. Akhirnya kamu sadar" ucapku sambil memeluk tubuhnya yang sama sepertiku tidak gemuk dan tak kurus
"Awwhh jangan langsung aja van sakit tau.." ucapnya sambil terkekeh membuatku ingin tertawa
"Nih anak sakit masih bercanda aja"
Kataku sambil melihat mata Cokelatnya yang kurindukan beberapa menit yang lalu"Aku panggilin yang lain ya" ucapku beranjak pergi
"Iya"
.
"Nte.. Fli.. Udah siuman"
Berlari mereka masuk kedalam"Zulfi.." kulihat ibunya terharu dengan moment ini
"Mama.." ucapnya lirih seperti tak berdaya padahal tadi aja ngelawak
Biarin ah van kan aku ya pingin kayak dramatis gitu_Zulfi
Terserah deh_Ervan Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Yang Jauh Bukan Berarti Hilang
Não FicçãoPersahabatan dengan canda tawa suka duka berbagai cerita harus terpisahkan tapi Tuhan mempersatukan mereka meski tidak dengan waktu yang singkat, Keluarga yang kacau balau, Asmara yang penuh tipuan dan ekonomi yang naik turun tapi itulah yang memper...