Pecinta Yang Dibenci

16 7 2
                                    

"Halo nte"

...

"Iya Rafli dah pulang kok.. Lagian dah sore juga"

...

"Lah? Rafli kelas IX aja dah pulang apalagi Trivenna yang kelas VII"

...

"Trivenna belum pulang"

...

"Aku gatau nte, tapi tadi terakhir aku ketemu dia naik ke kelas IX katanya terus kan Rafli makan ma temen pas Rafli balik ada 3 cewe turun dari lantai 4"

...

"Iya Rafli bantu cari, Rafli cari di sekolah"

...

Ada ada aja sih_Rafli

"Assalamualaikum"

"Wa alaikum salam, fli tumben kamu main kerumah aku?"

"Gapapa fi.. Aku minta tolong gih.."

"Apa yang aku bisa bantu buat sahabat aku yang terrrr baik ini hmm?" Zulfi mengacak rambut Rafli

"Hehe, bisa anterin aku ke sekolah ga?"

"Gabisa, papa keluar mama arisan kakak gaada"

"Yah... Gimana dong.."

"Ayo kerumah ervan mungkin dia bisa bantu"

.

"Permisi"

"Iya sebentar eh den Rafli den Zulfi"

"Bi yam ervannya ada?"

"Ada den.. Mari masuk dulu.. Mau disini di ruang tamu apa ke kamarnya?"

"Langsung ke kamarnya aja bi bi yam ke dapur aja" Ucap Zulfi enteng

"Iya den makasih"

Tok tok tok

"Masuk.." Ucap Ervan malas dengan memainkan hapenya diatas kasur

"Hai Van"

"Loh kalian aku kira kakak maaf maaf aku tinggal hp an" Ervan menaruh apel kotaknya itu lalu duduk diatas kasur dan sahabatnya pun sama

"Ada apa kok kesini?"

"Nih si Rafli"

Rafli murung

"Ada apa fli? Kok sampe nyari aku hm?"

"Gini Van kan kita tadi pulang terakhir ya"

"Terus?"

"Trivenna sampai sekarang belum pulang dan aku disuruh liat ke sekolahan sekarang tapi gaada yang nganter nah kakakmu bisa nganter ngga?"

"Gatau kalo kak alda tapi kalo kak elda lagi kencan aneh kencan sore sore gini, bentar aku tanya kak Alda"

Jarak Yang Jauh Bukan Berarti HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang