t w e n t y - t h r e e

4.1K 740 198
                                    

KAGET GA TIBA" AKU UPDATE LAGI?! Hehe karena aku targetin buku ini kelar saat natal, aku mau ganti sistem updatenya, bukan Senin & Kamis lagi.

Hal pertama yang dilakukan pelayan rumah Baekhyun begitu membukakan pintu adalah melotot dan menganga. Bagaimana tidak, setelah hampir dua minggu menghilang, kini tuan mudanya berdiri di hadapannya dengan wajah berseri-seri.

"Aku pulang!"

Begitu mendengar suara yang begitu dikenali seisi rumah, para pelayan berlari tergopoh-gopoh untuk menyambut tuan muda mereka yang tiba-tiba memutuskan untuk pulang tanpa memberikan informasi apapun, karena mereka berani bertaruh kalau Areum sendiri tidak mengetahui rencana kepulangan anaknya.

Yuri, anak dari kepala pelayan itu berhasil untuk sampai di pintu dan berdiri paling depan untuk menyambut kepulangan Baekhyun. "Selamat datang kembali, tuan muda!" seru gadis kecil itu dengan senyuman manisnya.

Baekhyun menganggukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya untuk memasuki bangunan megah yang disebutnya rumah itu. Sebenarnya ia memang merindukan 'rumah'nya itu sejak lama, namun ia hanya tidak dapat merasa nyaman disana karena ia terlalu kesepian.

Jujur saja, sebenarnya alasan ia kabur dari rumah dan tinggal di rumah Jeno selain ingin melarikan diri dari orang tuanya adalah untuk mencari keramaian dan teman untuk berbicara. Tidak mungkin, kan, ia mengajak anjingnya itu mengobrol setiap hari?

"Silakan masuk, tuan muda." Yuri melangkah mundur untuk mempersilakan yang punya rumah untuk masuk. Ia kemudian mengulurkan tangannya ke depan dan menerima ransel yang tadi digunakan Baekhyun. "Saya akan menginformasikan kepulangan anda pada nyonya."

Baekhyun menganggukkan kepalanya dan menolehkan kepalanya ke belakang. "Mau sampai kapan kau berdiri disitu seperti orang bodoh?"

Chanyeol, yang masing sibuk memandangi luasnya halaman depan Baekhyun yang lebih terlihat seperti hutan dengan air mancur yang indah itu tersentak. "Ah, maaf. Halamanmu keren sekali." ucap si jangkung itu jujur.

Ia kemudian berjalan untuk mengikuti Baekhyun masuk dan tidak dapat menahan dirinya untuk tidak terkesima.

"Demi apapun," Chanyeol kembali membuka suaranya sambil melihat-lihat sekitar, "jika rumahku seperti ini, aku tidak akan pernah kabur."

Baekhyun menatap lelaki jangkung itu remeh. "Kau kampungan sekali."

"Memang." jawab Chanyeol tanpa menatapnya balik. Ia masih sibuk mengagumi suasana interior rumah Baekhyun yang sudah seperti istana di matanya.

"Ini temanku, Park Chanyeol. Sedikan makanan untuk dia juga." ucap Baekhyun kemudian pada pelayan-pelayannya yang mengangguk patuh.

Lelaki mungil itu kemudian melangkah untuk pergi dan langsung diikuti oleh raksasa di belakangnya. "Kau punya anjing, kan?" Chanyeol bertanya selagi berjalan di belakangnya "Siberian Husky?"

Yang ditanya hanya mengangguk. "Di kamarku." jawabnya singkat.

Mereka menaiki tangga sampai ke lantai dua, kemudian saat Baekhyun melangkahkan kakinya untuk kembali naik sampai ke lantai tiga, Chanyeol menghentikannya. "Dimana ibumu?" tanya si jangkung tiba-tiba.

Baekhyun menatapnya bingung. "Di kamarnya." Kemudian lelaki mungil itu melanjutkan langkahnya dan sialnya harus dihentikan lagi.

"Kenapa kau tidak mendatanginya?" Chanyeol terus bertanya. "Setidaknya untuk memberitahunya kalau kau sudah pulang."

"Ia akan tahu." jawab Baekhyun, mulai merasa jengah. "Para pelayan akan memberitahunya. Lagipula ini bukan urusanmu, kenapa kau ikut campur?"

Lelaki mungil itu kemudian membalikkan tubuhnya dan kembali menaiki tangga ke atas, berniat untuk meninggalkan bila si jangkung itu tidak mengikutinya.

i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang