t e n

4.1K 687 36
                                    

LUPA UPDATE TERUS YA AMPUN MAKLUM UDH MULAI NGAMPUS :(

Sekarang adalah hari Rabu, dan Baekhyun masih belum menampakkan diri. Itu artinya ia sudah membolos dari sekolah selama dua hari.

Chanyeol mengakui, ia tidak terkejut sama sekali saat mengetahui bahwa sang penguasa sekolah—Raja (atau mungkin ratu?) Byun itu tidak menampakkan batang hidungnya di sekolah.

Semenjak ia mendapati lelaki mungil itu menangis di dalam pelukan adiknya, Yekong, ia tidak pernah melihat sosok angkuh itu lagi.

Sebenarnya, untuk membolos selama dua hari adalah hal yang sangat wajar dan tidak patut dicurigai. Namun, bila kita sedang berbicara tentang seorang Byun Baekhyun, membolos sampai dua hari lamanya—atau bahkan sekadar membolos saja sudah dalam batas tidak wajar.

Itu wajar bagi Chanyeol, namun sepertinya tidak bagi hampir seluruh penghuni sekolah ini.

Contohnya seperti sekarang, di saat Chanyeol sedang berkonsentrasi mati-matian dalam mendengarkan penjelasan guru Bahasa Inggris mereka mengenai penggunaan istilah-islitah dalam literatur inggris, pendengarannya harus terganggu oleh gosip gadis-gadis yang duduk di depannya.

"Aku tahu, sudah dua hari lamanya."

"Menurutmu, kira-kira ia kenapa?"

Gadis berambut panjang dengan poni yang seingat Chanyeol bernama Jung Yerin itu nampak berpikir sejenak. "Sepertinya ia sakit." jawab gadis itu kemudian. Tapi nampaknya, lawan bicaranya itu tidak setuju dengan pemikirannya itu.

Lawan bicara Yerin, Kim Sejeong, menggelengkan kepalanya. "Tapi Baekhyun tidak pernah sakit." ucap gadis itu dengan suara yang dikecilkan. "Kau ingat terakhir kali ia membolos?"

Yerin menatap Sejeong dengan pandangan yang berubah menjadi tegang. "Jadi maksudmu, ia bolos karena... itu?"

Sejeong menatap teman sebangkunya kembali dengan tatapan yang sama tegangnya, membuat Chanyeol yang tengah menguping pembicaran mereka mendegus emosi.

Jelas saja ia emosi—pertama, ia sudah kelewatan jauh mengenai literatur Bahasa Inggris dan yang kedua, ia sama sekali tidak mengerti apa yang kedua gadis itu bicarakan.

Lelaki jangkung itu memutuskan untuk kembali memerhatikan sang guru yang tidak berhenti-berhentinya berbicara dari dua puluh menit lalu sembari mengeluarkan buku tulisnya dan mulai mencatat segala hal yang tertulis di papan.

Chanyeol sudah cukup mengabaikan beberapa penjelasan penting di berbagai pelajaran dari hari pertama ia masuk hingga hari ini. Sekarang, ia harus bertobat untuk kenaikan nilainya sendiri.

Dengan bermodalkan kedua telinga yang berukuran sedikit lebih besar dari manusia lain pada umumnya, meskipun ia duduk di belakang, Chanyeol masih dapat mendengarkan penjelasan sang guru dengan jelas.

Yah, meskipun sebenarnya kemampuan menangkap ilmu tidak dinilai dari seberapa besar ukuran telinga seorang individu.

Daya tangkap sebenarnya tergantung situasi dan kondisi ruangan, seperti seberapa tenangnya ruangan itu hingga tidak ada suara pengganggu atau kondisi pelajarnya sendiri. Bila ia memilih untuk fokus—seperti yang Chanyeol aplikasikan beberapa menit yang lalu, ia pasti dapat menangkap ilmu yang diberikan guru.

"Thank you for today, class."

Setelah memberi salam dan membungkuk bersamaan, sang gurupun keluar dari kelas dan murid-murid dipersilakan untuk beristirahat.

Bila sebagian anggota kelas bersorak kegirangan, Chanyeol malah mendengus dengan kesal.

Pasalnya ia sudah benar-benar kelewatan banyak pelajaran kali ini, bukan karena ia membolos—astaga—dia bahkan selalu menghadiri setiap kelas yang ada di jadwalnya. Masalahnya hanya satu, ia tidak bisa konsentrasi.

i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang