t h i r t y - s e v e n

4.7K 715 199
                                    

Yg baca tapi gamau vote, mending shut up and go awayyy~

Btw ini chap panjang bgt gils. Kalo kepanjangan blg yaa 😭

Chanyeol menyipitkan matanya yang masih terpejam dan membalik posisi tidurnya agar tengkurap—untuk membelakangi sinar matahari yang tiba-tiba menerpa wajahnya.

Langkah kaki terdengar mendekatinya, namun Chanyeol tidak merasa tubuhnya diguncang untuk dibangunkan.

Malah, ia samar-samar mendengar bunyi gelas yang diletakkan pada meja nakasnya sebelum kemudian langkah itu terdengar menjauh, disusul dengan suara pintu yang ditutup perlahan.

Lelaki jangkung yang tadi sempat sedikit terbangun itu akhirnya kembali lagi pada posisi tidur nyenyaknya untuk beberapa menit ke depan, sampai ponselnya bergetar.

Sekali bergetar, ia abaikan. Dua kali, tetap diabaikan.

Sampai akhirnya pada getaran ketiga, lelaki berambut berantakan itu mengerang kesal dan mengambil ponselnya dan meletakkan benda pipih itu pada telinganya, tidak mengatakan apapun.

"YAK! KAU DIMANA, ANAK BADUNG?!"

Mendengar suara melengking ibunya itu, Chanyeol sontak membuka matanya—mendadak tersada sepenuhnya dan langsung mengerang sambil memijat pelipisnya sendiri begitu rasa sakit kepala yang hebat menyerangnya.

"PARK CHANYEOL, JAWAB EOMMA!" ibunya memekik sekali lagi, membuat lelaki jangkung itu menjauhkan ponselnya dari telinga guna menyelamatkan indra pendengarannya. Selain itu, kepalanya juga sedang sakit sekarang, jadi pendengarannya semakin sensitif.

"PARK-"

"Eomma, kecilkan suaramu." Chanyeol memaksakan dirinya untuk duduk di ranjang tempat ia beristirahat itu dan menyenderkan punggungnya pada kepala ranjang, masih sibuk memijat pelipisnya. Matanya sendiri belum terbuka seutuhnya, pengelihatannya masih samar.

Terdengar suara tangisan Yekong yang pecah di ujung sana begitu ibunya kembali meneriakinya, membuat Chanyeol benar-benar ingin membanting ponsel dan kepalanya karena ia benar-benar sensitif dengan suara kencang sekarang. "Kepalaku sakit, nanti kuhubungi lagi."

"Kau dimana, Chanyeol-ah?! Kenapa semalam tidak pulang dan tidak mengabari Eomma?!" Yoona menurunkan volume suaranya, namun masih terdengar marah. "Sudah tidak ingin punya keluarga lagi?!"

Chanyeol mendecakkan lidahnya dan perlahan membuka mata, ia mengumpat begitu sinar matahari yang benar-benar terarah padanya dari gorden jendela besar yang terbuka itu menampar wajahnya secara langsung.

Tunggu dulu.

"Hei, Chan-"

Lelaki jangkung itu memutus hubungan telepon dan menurunkan ponsel dari telinganya. Tidak sopan memang, tetapi kepalanya bisa benar-benar meledak bila ia terus mendengar teriakan ibunya dan tangisan kencang adiknya itu.

Ia mengerjap-ngerjap bingung, kepalanya bergerak untuk melihat sekelilingnya. Kamar yang ia tempati begitu besar dan rapih, terlihat mewah dan juga bersih.

 Kamar yang ia tempati begitu besar dan rapih, terlihat mewah dan juga bersih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang