f o r t y - s i x

4.2K 764 264
                                    

Mau dong vote chapter ini sampe 300+ votes lagi :(

Pagi ini, pukul delapan, Chanyeol sudah bangun dari tidurnya.

Namun bukannya turun dari tempat tidur dan sarapan atau mandi, lelaki jangkung itu masih termagu di ranjangnya sambil menatap layar ponselnya dalam diam.

Baekhyun benar-benar mengabaikan semua pesan dan panggilannya. Apakah sikapnya beberapa minggu lalu sudah keterlaluan? Tetapi Chanyeol itu heteroseksual, wajar saja bukan, bila ia terkejut dan merespon seperti itu? Harusnya ia dimaklumi!

Harusnya ia yang menjauh, harusnya ia yang menghindar.

Harusnya ia yang marah.

Tetapi kenapa sekarang justru Baekhyun yang mengabaikannya? Bahkan lelaki mungil itu tidak pernah muncul di hadapannya lagi selama hampir sebulan.

Baekhyun tidak pernah setidaknya berpapasan dengannya—bahkan ia meragukan bahwa Baekhyun masih ingat sekolahnya sendiri.

Kapten basketnya itu seperti tidak pernah masuk ke sekolah, sialan!

Chanyeol memandangi pesan-pesan kirimannya yang terabaikan itu kemudian menghela napas dan mengunci layar ponselnya.

Kemudian ia bangkit berdiri dan berjalan ke arah lemarinya, memakai kaus dan celana training berwarna hitam, menyambar baseball cap hitamnya lalu melangkah untuk keluar dari kamar.

Baru saja ia membuka pintu kamarnya, ia sudah terkejut dengan ibunya yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya entah sejak kapan dengan wajah terkejut.

"A- ah, Chan! Eomma baru saja ingin membangunkanmu." wanita itu tersenyum lebar seketika.

Chanyeol mengangkat sebelah alisnya, namun tidak mengomentari kelakuan ibunya yang aneh itu. Sejak kapan Yoona ingin turun tangan sendiri untuk membangunkannya?

Biasanya Yekonglah yang diminta untuk membangunkan Chanyeol kalau deringan telepon tidak mempan (Yoona selalu menelepon ponsel Chanyeol untuk membangunkan atau memanggilnya, karena menurut wanita itu, kamar Chanyeol sangat berantakan dan jelek untuk dilihat jadi ia tidak ingin masuk).

"Aku ingin pergi sebentar." Chanyeol kemudian berkata dengan raut wajah datar.

Yoona menatap anaknya itu dengan raut wajah yang tidak terbaca—karena senyumannya tidak luntur dan demi apapun Chanyeol sedikit kesulitan untuk menerka maksud dari ibunya itu. "Apakah akan lama?" tanya wanita itu kemudian.

Chanyeol menghela napasnya dan mengangkat bahu, "Tidak tahu, tergantung."

Kemudian lelaki jangkung itu berjalan melewati ibunya dan mengambil kunci mobilnya yang terletak di meja buffet berwarna cokelat itu. "Aku pergi."

"Chanyeol-ah," Yoona terlihat mengejar anaknya sedikit. "Kau ingin kemana?"

Chanyeol masih terus berjalan menuruni tangga dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku—tidak menjawab untuk beberapa detik—sebelum akhirnya, "Rumah Baekhyun."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang