t h i r t y - n i n e

4.2K 744 172
                                    

YANG GAVOTE SADAR DIRI AJA YH :)

Chanyeol berdiri di posisinya, memandang gadis di hadapannya itu dengan ekspresi yang tidak dapat terbaca. Sementara Seungwan, ia hanya dapat menatap kakak kelasnya itu dengan tatapan penuh harap—namun dipaksakan untuk tetap tersenyum manis.

Di belakang Chanyeol, Sehun, Mingyu dan Youngho menonton diam-diam di balik dinding, menyaksikan pernyataan cinta gadis itu sambil mengonsumsi makanan masing-masing yang gadis itu belikan sebagai alat bayaran.

"Semangat!" Sehun menggerakkan mulutnya yang penuh dengan sushi salmonnya itu sambil mengancungkan ibu jarinya dan kembali makan dengan rakus—berbeda dengan Youngho hanya menonton dalam diam sambil menyedot Strawberry Banana Smoothienya.

"Apa menurutmu mereka akan berpacaran?" tanya Mingyu tanpa melepaskan padangannya dari Chanyeol dan Seungwan.

"Entah," jawab Youngho sebelum kembali menyedot minumannya. "Aku tahu gadis itu menyukai Chanyeol, tapi aku tidak tahu bagaimana perasaan Chanyeol padanya."

Sehun kemudian berhenti mengunyah dan menoleh kepada teman-temannya. "Kalau Chanyeol menolaknya, apakah kita harus membayar ini semua lagi?" wajahnya mengerjap-ngerjap polos, pipinya masih menggembung karena penuh.

Mingyu menatap Sehun dengan sinis, kemudian mendecakkan lidahnya. "Kita kabur saja kalau ditagih!"

Demi apapun, mereka benar-benar memanfaatkan kesempatan. Belanjaan makanan mereka banyak sekali—hampir memborong isi seluruh café dan vending machine di sekolah. Tapi mau bagaimana lagi, kesempatan ditraktir itu tidak datang dua kali!

"Ssst, dengar itu Chanyeol sedang berbicara!" Youngho menyenggol kedua temannya dan berbisik sedikit kencang agar dapat mendiami kedua bocah yang berbeda warna kulit itu.

Seketika mereka langsung kembali diam, memfokuskan pandangan dan pendengaran masing-masing meskipun mereka hanya dapat melihat punggung Chanyeol yang membelakangi mereka.

Chanyeol berdeham, kemudian mengulurkan tangannya untuk menerima kotak cokelat pemberian gadis itu. "Terima kasih, aku tidak menyangka kau menyimpan perasaan seperti itu padaku," ia terkekeh pelan, membuat Seungwan semakin menggembangkan senyumannya.

Kemudian keheningan menimpa mereka, membuat si gadis yang mulai merasa percaya diri itu kembali bersuara. "B- bagaimana denganmu?" ia mendongakkan kepalanya untuk menatap si jangkung.

"Aku?" Chanyeol menunjuk dirinya sendiri, raut wajahnya begitu polos. Seungwan mengangguk, "Apa kau merasakan... h- hal yang sama?" suaranya mengecil dan wajahnya memerah, benar-benar merasa malu karena ia tidak sedang menjadi dirinya sendiri.

Lelaki jangkung itu menatap si gadis dengan senyuman tipis, "Bila kau mengininkan aku menjadi kekasihmu, maaf, jawabannya tidak."

Seungwan menatap Chanyeol dengan terkejut, keningnya mengerut. "Kenapa tidak? Apa kau sudah menyukai gadis lain?" gadis itu spontan bertanya, perasaannya sudah merasa tidak enak.

"Tidak," jawab Chanyeol spontan, karena memang itu kenyatannya.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya begitu mendengar jawaban Chanyeol, sebuah nama muncul di pikirannya secara langsung. "A- atau... lelaki lain?"

"Apa maksudmu?" Chanyeol memandang Seungwan aneh, alisnya terangkat kemudian ia menampilkan raut tidak suka. "Kau pikir aku menolakmu karena aku gay?" tanyanya dengan ketus, membuat Seungwan dengat cepat menggelengkan kepala.

Seungwan akhirnya dapat menghembuskan napas yang selama ini ia tahan, senyumannya kembali mengembang. "Kalau begitu, bisakah kau memberikan aku kesempatan? Kurasa kita jarang menghabiskan waktu bersama—makanya kau belum memiliki rasa untukku."

i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang