f o u r t e e n

4K 718 164
                                    

Hello, trailer fanfic ini udah aku tambahin di chapter 'c h a r a c t e r s', monggo ditonton! 😎👍

Seorang wanita usia berkepala tiga sedang berdiri di hadapan sebuah pintu putih dengan raut wajah sendu. Butuh beberapa detik untuk wanita itu berpikir sebelum akhirnya mengulurkan tangan dan mengetuk pintunya.

"Baekhyun-ah, boleh Eomma masuk?" wanita itu akhirnya bersuara, namun tidak ada jawaban yang menyahutinya dari balik pintu itu.

Wanita itu semakin merasa gusar. Apa yang anaknya lakukan di dalam sana?

Byun Areum kembali mengetuk pintu kamar anaknya, kali ini dengan sedikit penekanan agar bunyinya semakin keras dan terkesan menuntut. "Sayang, tolong buka pintunya."

Tetap tidak ada jawaban.

Ia heran, padahal seingatnya tadi anaknya sudah pulang. Apakah anaknya itu sudah pergi lagi? Seingatnya, hari ini Baekhyun tidak memiliki jadwal les atau eskul apapun.

Wanita itu kembali mengangkat tangannya, namun tepat di saat itu, pintu putih itu tertarik ke belakang dan menampilkan seorang lelaki mungil yang sedang menatap ibunya dengan tatapan datar namun matanya sembab.

"Astaga, Baekhyun! Kenapa tidak menyahut tadi?!" Areum berkacak pinggang dan menatap anaknya nyalang, hampir saja ia berpikiran yang tidak-tidak mengenai anak satu-satunya itu.

Yang diomeli hanya mengangkat kedua bahunya acuh. "Aku sedang di kamar mandi."

Areum menatap anaknya dengan sendu. Semakin hari, anaknya itu semakin menyerupai mayat. Datar, pucat dan tidak memiliki energi sama-sekali, sangat berbeda dengan sikapnya sepuluh tahun lalu.

"Eomma ingin mewakili Appamu untuk meminta maaf." hening, lelaki mungil itu tidak mengatakan apa-apa selain menatapnya datar.

Areum menghela napasnya. "Appamu itu kelelahan, jadi mudah emosi. Ia tidak bermaksud untuk-"

"-menyebutku sebagai kekecewaan terbesar dalam keluarga. Tenang saja, Eomma, hal itu memang kenyataan."

Wanita itu terdiam, tidak tahu lagi harus berbuat apa. "Baiklah, sekarang Eomma bisa pergi." ucapan anaknya itu sebelum kembali menutup pintu kamarnya membuat hati Areum semakin sakit.

Mengabaikan luka batin itu, akhirnya ia membalikkan badannya untuk menatap dua gadis yang sedang berdiri tidak jauh darinya lalu mengangguk dan melangkah pergi.

Kedua gadis itu kembali mengangguk padanya dan berlari kecil ke arah pintu kamar Baekhyun tadi, lalu salah satu dari mereka yang berambut pirang kembali mengetuk pintunya.

"Baekhyun! Ini aku dan Joohyun!"

Lalu hati Areum semakin teriris begitu melihat pintu kamar anaknya langsung terbuka, mempersilakan kedua gadis itu masuk sambil memekik dan tertawa-tawa.

Di dalam kamar Baekhyun, Sana dengan tidak tahu dirinya langsung melempar dirinya di atas ranjang empuk Baekhyun dan mendesah nikmat, membuat kedua sahabatnya itu mengernyit jijik.

Joohyun tiba-tiba teringat sesuatu, kemudian ia bersuara. "Baek, tadi pagi kau dipanggil ke ruangan Guru Min, bukan?"

Yang ditanya hanya mengangguk sambil duduk di karpet untuk menyisiri bulu anjing besar yang ada di kamar itu.

Sana mendudukkan diri di ranjang Baekhyun dan menatap lelaki mungil itu dengan khawatir. "Lalu, apa yang terjadi?"

Baekhyun mengangkat wajahnya untuk menatap Sana, lalu ia mendengus. "Tidak ada. Aku hanya meminta agar video itu dihapus sampai tak berjejak agar Appa tidak mengetahui apapun."

i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang