Karena aku mau sok galak tapi ga tega sama kalian yang nunggu buku ini, sekalian mau ngasih hadiah biar kalian semangat menghadapi hari Senin besok, ini buat kalian~
Baekhyun menatap bangunan-bangunan yang bergerak melaluinya seiring dengan pergerakan mobil Audi A4 Quattro yang ia naiki itu dalam diam.
Hari ini adalah pertandingan basket final antar provinsi mereka, dan remaja mungil itu tidak bisa menolak untuk merasa gugup.
Apakah mereka akan berhasil?
Apakah mereka akan memenangkan medali emas kali ini?
Ataukah... mereka akan kalah dan ia akan mempermalukan ayahnya? Baekhyun tidak tahu.
Jemari lentiknya yang mungil itu meremat ujung jerseynya, kedua matanya terpejam selagi ia mencoba untuk menenangkan diri.
Ia dapat merasakan keringat yang bercucuran menuruni wajah dan jantung yang berdetak tidak karuan.
Ia merasa cemas. Ia takut—dan ia merasa benci karena ia tidak bisa melakukan apapun untuk menenangkan dirinya sendiri.
Seandainya Park Chanyeol disini...
Baekhyun menghela napasnya, matanya masih terpejam dan punggungnya ia sandarkan pada jok mobilnya yang lembut. Ia merutuki dirinya sendiri yang memaksa Jongin untuk mengantarnya daripada berangkat berdua dengan si jangkung itu.
Ia pikir, dengan berangkat secara terpisah, ia dapat merasa lebih tenang karena ia tahu berada dekat dengan Chanyeol akan memperburuk kondisinya—baik jasmani dan pikiran. Namun apa hasilnya sekarang?
Ia malah mengharapkan keberadaan si idiot itu di dekatnya saat ini.
Tolong fokus, Baekhyun! Sebentar lagi kau akan sampai dan akan bertanding! Tidak usah pikirkan makhluk kelebihan kalsium itu sekarang!
Tiba-tiba ponselnya bergetar, membuyarkan pikirannya yang sedang memperdebatkan hal tidak penting dengan dirinya sendiri itu. Baekhyun membuka matanya dan meraih benda pipih itu dari sakunya untuk melihat pesan apa yang masuk.
Dari: Park Idiot
Aku sudah sampai, kau dimana? Aku tidak akan masuk bila tidak bersamamu. Cepatlah, 30 menit lagi pembukaan.
Baekhyun menggigit pipi bagian dalamnya untuk mencegah senyuman bodoh yang akan terukir di wajah manisnya itu. Ia menghela napasnya sekali lagi, sebelum menggerakkan jari-jarinya untuk mengetik balasan pada pesan itu.
Di lain tempat, berdirilah seorang lelaki tinggi dengan topi kuning yang dikenakan untuk menutupi seluruh rambutnya di depan pintu masuk stadium besar itu sambil menyibukkan diri dengan ponselnya.
"Hoi, kenapa kau tidak masuk?" Youngho, yang kebetulan tadi memang berjalan keluar untuk membeli minuman menghampiri sahabatnya itu sambil menepuk pundaknya. "Nanti saja," jawab yang diajak bicara itu. "Aku sedang menunggu."
Youngho menatap sekelilingnya untuk mencari kira-kira siapa yang sedang ditunggu makhluk jangkung itu. "Kau menunggu kapten?"
Chanyeol menganggukkan kepalanya sebagai respon dan langsung memfokuskan pandangannya pada ponselnya yang kini menyala, sebagai sebuah pertanda ada pesan masuk.
Dari: Sudah Pendek, Galak Pula
Aku masih jauh! Kau masuk saja duluan!
Bibirnya tidak dapat ditahannya untuk mengulas senyuman geli. Ia tahu, hal itu hanya saja alasan yang dibuat-buat Baekhyun agar Chanyeol tidak bertemu dengannya karena ia malu bila ketahuan sedang gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
i. hello, angel • chanbaek (end)
Fanfic[BAKU; COMPLETED] Buku pertama dari seri "hello, angel". #4 in exok #5 in exom #6 in baekhyun #8 in chanbaek #9 in baekyeol #48 in exo #52 in highschool --- Dengan kekayaan orang tuanya yang melimpah, nilai-nilai akademik yang melambung tinggi, kedu...