t w o

6.4K 911 120
                                    

Joohyun menepuk bahu Baekhyun agar sahabatnya itu berhenti melamun sambil menatap jendela. Sebenarnya ia tahu penyebab murungnya Baekhyun hari ini, sudah pasti karena klub basket mereka yang sekarang kekurangan anggota. Seluruh penjuru sekolah sudah mengetahui hal itu sekarang karena entah kenapa gosip memang menyebar lebih cepat dari virus.

Yang ditepuk bahunya menoleh sebentar sebelum kembali untuk melamun lagi. Baekhyun menopang dagunya dengan telapak tangannya di atas meja dengan cara yang sangat blak-blakan menunjukkan bahwa ia tidak sedang memerhatikan wali kelas mereka yang sedang berbicara.

Di meja Joohyun sendiri, laptopnya terbuka dan menampilkan beberapa desain poster. Ya, dalam rangka membuat sahabatnya semangat kembali, ia berniat untuk membantu mendesain poster untuk mencari anggota basket baru. 

Tentunya ia sudah mendapat ijin dari coach basket Baekhyun dan Baekhyun sendiri.

Karena merasa usahanya tidak mampu membuat sahabatnya berhenti melamun, Joohyunpun kembali terfokus pada laptopnya. Tangannya sedang dengan cepat mengetikkan kata-kata di dalam poster tersebut jika namanya tidak dipanggil.

"Bae Joohyun?" Guru Choi menatapnya tajam, membuat tangan gadis itu secara relfeks menutup kasar laptopnya. "Ya, Guru Choi?" sahutnya dengan wajah tanpa dosa, ia bahkan berani untuk menyengir.

Pria yang berumur kepala tiga tersebut melipat tangannya. "Apakah kau mendengarkanku daritadi?"

Joohyun menggelengkan kepalanya, terlalu jujur. Guru Choi menghela napas dan memijit pangkal hidungnya melihat respon muridnya yang satu itu. "Kalau begitu, berdiri di depan dan dengarkan."

Gadis itu mendecih kesal namun tidak protes akan hukuman tersebut. Iapun berjalan maju ke depan kelas dengan santai dan melakukan seperti yang dipinta tanpa mengatakan sepatah kata apapun. 

Guru Choi sampai bingung, antara ia terlalu penurut atau terlalu sering dihukum sampai ia sudah terbiasa, namun ia  berdeham dan memilih untuk melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti tadi. 

"Maka dari itu, saya mohon kalian dapat bekerja sama untuk membimbing teman baru kalian." pria itu menoleh pada pintu kelas dan menganggukkan kepalanya.

Beberapa detik kemudian pintu kelas terbuka dan seorang lelaki jangkung dengan penampilan acak-acakan memasuki kelas tersebut, menyita perhatian seluruh penjuru kelas, termasuk Baekhyun yang kebetulan sudah selesai melamun.

Lelaki bersurai abu-abu itu mengernyit melihat penampilan sang murid baru. Rambut hitamnya yang berantakan seperti tidak disisir membuat Baekhyun ingin menghampiri lelaki itu dan menyisir rambutnya. Ia bahkan tidak mengenakan rompi, dasar tidak tahu peraturan!

Lelaki itu memasuki kelas dengan santai dan senyuman menawan yang terpampang di wajahnya, membuat gadis-gadis di kelas tersebut membelalakkan mata mereka dan langsung berbisik-bisik. 

"Perkenalkan dirimu." perintah Guru Choi, dan lelaki jangkung itu mengangguk. "Selamat pagi semuanya-"

"Selamat pagi!" jawab para makhluk hawa di penghuni kelas tersebut dengan cepat, memotong pembicaraan lelaki itu.

Namun ia tidak marah, malahan ia tertawa akan respon teman-teman sekelas barunya itu. "-namaku Park Chanyeol. Aku dipindahkan kesini karena digosipkan berpacaran dengan seorang guru di sekolah lamaku- dan aku bersumpah, itu tidak benar."

Tawa murid-murid di dalam kelas itupun terpecah, namun tidak dengan Baekhyun dan Guru Choi yang menganggap hal itu terlalu bodoh untuk dibahas di depan umum, serta Joohyun yang hanya memilih untuk memerhatikan lelaki itu dalam diam. 

"Umurku 16 tahun. Aku suka bermain musik seperti gitar, drum dan piano. Lalu..." lelaki bernama Chanyeol itu berhenti sebentar untuk berpikir, sebelum akhirnya mengatakan, "Kurasa sekian, semoga kita semua dapat menjadi akrab." kemudian ia membungkukkan badannya.

i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang