f o r t y - o n e

4K 712 223
                                    

Aku udah publish lagi ff barunya! Monggo monggo diliatt~

"Ada sesuatu yang sudah diketahui Eomma... tapi kau belum."

Tuan Byun memandang bingung istrinya yang langsung menunduk. Kemudian ia menolehkan kepalanya kembali pada anak semata wayangnya dengan alis yang terangkat sebelah, "Dan apakah itu?" tanyanya kemudian, memberikan Baekhyun tatapan penuh selidik.

Baekhyun menggigit bibir bawahnya. Lelaki mungil itu meletakkan sumpitnya di atas mangkuk dan menarik napas untuk mempersiapkan diri. Ia memejamkan matanya sebentar, lalu menatap ayahnya dengan berani. "Apakah... Appa sayang padaku?"

Pria berumur kepala empat itu masih terlihat bingung sebelum kemudian terbahak, berpikir bahwa pertanyaan anaknya yang satu itu sangat bodoh. Ia tertawa dengan lepas, namun tidak ada yang berani ikut tertawa bersamanya.

Sampai akhirnya setelah acara tertawanya usai, ia berdeham dan kembali duduk dengan tegak untuk menatap Baekhyun. "Pertanyaan macam apa itu? Mana ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya?" pertanyaan itu terdengar polos, namun rasanya Baekhyun ingin meninju wajah orang tuanya itu bila ia tidak ingat status mereka.

Yang berusia paling muda di meja makan itu mencengkram ujung bajunya. "K- kalau Appa menyayangi aku, Appa akan menerima aku apa adanya... iya, kan?"

Areum yang sedari tadi masih menunduk akhirnya kembali mengangkat kepalanya, menolehkan kepala pada suaminya untuk melihat respon atas pertanyaan anaknya itu. Ah, masalah penderitaan mental Baekhyun, ia sudah mengetahuinya namun suaminya belum.

Rasanya wanita itu ingin tertawa saja, bagaimana hubungan antara anggota keluarganya bisa menjadi kacau seperti ini? Ia ingin memperbaikinya, namun ia tidak tahu harus mulai dari mana.

Tuan Byun menatap anaknya itu dalam diam untuk beberapa lama sebelum kembali sibuk dengan hidangan malamnya. "Langsunglah berkata pada intinya, Baekhyun." ucap pria itu setelah selesai meneguk minumannya.

Baekhyun menatap ayahnya dengan tatapan sendu namun juga kesal. Tetapi begitu melihat ibunya tersenyum hangat dan mengangguk padanya, rasa-rasa negatif itu segera meluap. Ia kembali berdeham, menjadi lebih percaya diri.

Ibunya ada di pihaknya dan akan mendukungnya.

"Appa," Baekhyun kembali bersuara, "Aku tidak tertarik dengan perempuan."

Hening.

Baik para pelayan, Areum dan bahkan Tuan Byun sendiri, tidak ada yang bersuara. Namun Baekhyun dapat melihat bagaimana para pelayan meneguk ludah mereka dengan gugup atau ibunya sendiri yang juga terlihat resah sambil sesekali melirik sang suami.

Namun pergerakan tangan ayah Baekhyun yang tadinya ingin mengambil potongan daging terhenti untuk beberapa detik, sebelum akhirnya melanjutkan aktivitasnya tadi seperti tidak terjadi apa-apa.

"Hanya mengatakan itu saja kau sampai berbasa-basi?" Tuan Byun bersuara lagi setelah selesai mengunyah makanannya. "Tidak apa, umurmu masih panjang. Kita akan cari perempuan yang sesuai dengan kriteriamu setelah kau lulus."

Baekhyun mengernyit. "Apa? Bukan itu maksudku."

"Lalu?"

Entah kenapa rasa takutnya sedikit berkurang sekarang. Baekhyun rasanya ingin mendecakkan lidah bila itu Chanyeol yang sedang berbicara dengannya—tetapi ini bukan Chanyeol, ini ayahnya. Ia harus sopan.

Tunggu, kenapa ia malah memikirkan Chanyeol di saat seperti ini?!

Lelaki mungil itu menghela napasnya. Ia melirik ke arah ibunya yang hanya diam, namun tetap menatap ayahnya dengan waspada. "Maksudku adalah, aku tidak tertarik dengan-"

i. hello, angel • chanbaek (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang