Chapter 1

647 50 8
                                    

Seekor kuda berlari di atas tumpukan salju yang tebal, menembus butiran salju yang masih berjatuhan dan dihembus angin kencang. Dua orang duduk di punggung kuda itu, seorang gadis dengan gaun putih panjang yang membalut tubuh rampingnya, ditutupi dengan jubah besar yang dikenakan oleh pemuda yang duduk di belakangnya.

Badai salju semakin kuat menerpa mereka. Kuda yang sudah tak kuat menahan dingin, terjatuh. Pemuda itu memeluk erat tubuh sang gadis dan mereka berguling di atas tumpukan salju.

"Apakah kau baik-baik saja, Tuan Putri Asa Sin?"

Gadis yang mulai tampak kedinginan itu mengangguk.

Pemuda itu menoleh ke sana dan kemari, hingga akhirnya menemukan sebuah celah goa kecil di bawah lembah.

"Kita sembunyi di sana dulu sampai badainya reda," ajak pemuda itu sambil memapah Asa Sin.

Goa itu gelap dan lembap. Mereka tidak bisa menyalakan api unggun karena semua kayu bakar basah oleh salju. Tubuh Asa Sin gemetar hebat karena bajunya basah kuyup. Pemuda itu hendak membungkus tubuh sang Putri dengan pakaiannya, tetapi pakaiannya sendiri juga basah.

"Risan... Risan..." bibir gadis yang gemetaran dan membiru memanggil nama pemuda itu.

"Aku di sini, Tuan Putri," kata Risan sambil memeluk erat tubuh Asa Sin.

"Aku tidak kuat lagi..."

"Bertahanlah..." Risan menggosok-gosok tangan Asa Sin dengan kedua tangannya.

Kepala Asa Sin lunglai di dalam pelukan Risan dan matanya mulai terpejam.

"Tuan Putri, jangan tertidur. Kau harus tetap sadar! Kau bisa mati jika tertidur."

Asa Sin berusaha membuka kelopak matanya, namun ia tak sanggup.

"Tuan Putri... Tuan Putri Asa Sin..." Risan memanggilnya sambil mengguncang-guncang tubuhnya, namun gadis itu tak menjawab.

"ASA SIN!!!"

~~~

Beberapa bulan sebelumnya...

Dua orang yang sama-sama mengenakan tudung hitam bertemu diam-diam di suatu tempat.

"Niruha..." salah seorang dari mereka menunduk hormat dengan meletakkan ujung telapak tangan di dahinya.

Pria yang satu lagi terkekeh, "sebentar lagi posisi kita akan sama, Asa Ron."

Asa Ron menyeringai, "terima kasih anda sudah mendukungku, Sanung Niruha."

"Kita akan memulai serangan di pesta musim dingin tiga bulan lagi. Bersiaplah."

~~~

Hwinsan adalah sebuah kerajaan yang tertua pada zaman prasejarah, terletak di wilayah Gunung Putih, gunung tertinggi yang puncaknya selalu ditutupi salju. Kerajaan ini didirikan oleh Asa Cho dari Klan Asa, seorang wanita yang dipercaya bisa berkomunikasi dengan para dewa. Selain itu, ia juga memiliki berbagai kemampuan paranormal seperti meramal, membaca pikiran orang lain, mengendalikan cuaca dan sebagainya. Kemampuan ini hanya diturunkan kepada anak perempuan secara turun temurun.

Kini kerajaan itu dipimpin oleh Ratu Asa Sakan. Ia memiliki dua orang anak, anak sulungnya laki-laki bernama Asa Ron, dan anak bungsunya yang baru menginjak usia delapan belas tahun bernama Asa Sin. Asa Sin mewarisi kemampuan meramal melalui mimpi. Meski memiliki kakak lelaki, namun dialah yang dilantik sebagai pewaris tunggal kerajaan Hwinsan. Ia dikawal oleh seorang prajurit terbaik bernama Risan.

Sementara itu, meskipun tidak mewarisi kemampuan paranormal, Asa Ron berambisi untuk menaiki tahta Kerajaan Hwinsan. Sebelum Asa Sin lahir, ia mengira dirinya bisa menggantikan posisi ibunya kelak, karena ia adalah anak tunggal. Tetapi menjelang menopouse, Asa Sakan akhirnya melahirkan seorang anak perempuan.

Benetbeot [AC FF - IDN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang