Chapter 11

219 35 0
                                    

Pasukan Daekan datang untuk membantu mengusir Shahati dari Hwinsan. Chaeeun menumpang pada kuda Mubaek untuk dapat kembali ke Hwinsan. Ia memeluk erat pinggang pria itu yang melarikan kudanya dengan sangat cepat.

Ketika ia turun dari kuda Mubaek, ia melihat kudanya sendiri telah sampai lebih dulu. Ia menghampiri kudanya, dan saat itulah ia melihat Yangcha sedang terisak sambil memeluk Tanya.

Ia berlari menghampiri mereka dan terkesiap sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dengan gemetar ia mengecek denyut nadi di leher Tanya.

"Dia masih hidup!" seru Chaeeun.

Entah bagaimana caranya Tanya masih bisa bertahan hidup meski sudah jatuh dari balkon istana yang cukup tinggi itu. Mungkin karena Tanya menindih tubuh mayat gadis Shahati, atau tumpukan salju membuat tubuhnya tidak membentur tanah terlalu keras.

"Oh tidak..." gumam Chaeeun saat melihat darah yang mengalir dari bawah rok Tanya.

"Cepat bawa dia ke rumah ayahku!"

Yangcha segera menggendong tubuh Tanya. Chaeeun naik lebih dulu ke atas kuda, kemudian menerima tubuh Tanya yang ia peluk dengan erat, kemudian Yangcha menaiki kuda itu, duduk di depan Chaeeun. Chaeeun menggenggam erat rantai yang melilit pinggang Yangcha begitu pria itu melarikan kudanya.

~~~

Mubaek menyaksikan ketika Yangcha dan Chaeeun membawa tubuh Tanya pergi. Sebelumnya ia juga sempat mendengar pembicaraan mereka di depan markas Daekan. Setelah memaksa Chaeeun mengatakan segalanya, ia baru mengetahui bahwa Yangcha dan Tanya memiliki hubungan spesial sampai menghasilkan seorang janin. Ia tak menyangka adik kecilnya bisa membuat skandal sebesar ini.

Ia menghampiri tempat kejadian perkara dan melihat sosok mayat lain di sana. Ia mendorong mayat yang tertelungkup itu. Wajah mayat perempuan itu agak rusak karena terjatuh membentur batu dan tertindih oleh Tanya.

Kemudian ia meraih mantel yang tadinya dikenakan oleh Tanya, yang tertinggal di sana, sambil memikirkan sesuatu.

~~~

"Tuan Saya, Tuan Saya..." Mubaek menepuk-nepuk pipi Saya.

Perlahan Saya membuka matanya, ia sudah berada di dalam kamar. Ia terkesiap dan bangun.

"Tanya... Apakah dia baik-baik saja?"

"Tanya Niruha meninggal."

Saya tertegun.

"Ia jatuh dari balkon lantai tiga."

Saya menjambak rambutnya sendiri.

"Di mana mayatnya?"

Mubaek mengantar Saya menuju sebuah ruangan. Sesosok mayat terbaring di atas ranjang, tertutup oleh selimut. Saya membukanya, namun menutupnya kembali. Wajah mayat itu rusak parah, Saya tidak tega melihatnya.

"Apakah ayahku sudah tahu tentang kematiannya?"

"Belum, baru akan saya laporkan."

"Tunggu, jangan laporkan dulu kalau Tanya Niruha sudah meninggal."

"Mengapa?"

"Aku memiliki sebuah rencana."

~~~

Yangcha dan Chaeeun sampai di rumah tabib Harim, tabib terbaik di Hwinsan. Ia dan istrinya segera memeriksa Tanya begitu tubuhnya diletakkan di ranjang.

Yangcha menggenggam kedua tangan Chaeeun, matanya menyiratkan bahwa bagaimanapun caranya, Tanya dan anak mereka harus selamat.

Chaeeun menepuk punggung tangan Yangcha, "kami akan berusaha semaksimal mungkin. Orang tuaku adalah tabib terbaik."

Benetbeot [AC FF - IDN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang