Chapter 8

244 35 0
                                    

Saya berjalan pulang ke rumahnya di hutan dengan gontai. Ia dikawal oleh Mubaek. Terlalu banyak kejutan hari ini.

"Kau akan tinggal di Hwinsan. Tidak tahu bagaimana caranya, kau harus merayu Tanya hingga ia mau menikahimu. Jika kau ingin kuakui sebagai anakku, kau harus menikah dengan Ratu Hwinsan terlebih dahulu," terngiang kata-kata Tagon saat mereka kembali ke Arthdal setelah perjodohan dadakan tadi.

Tanya... Siapa dia?
Mengapa dia mirip sekali dengan Maya? Apakah mereka bersaudara? Atau... benetbeot?
Tunggu dulu, Maya sering bermimpi bahwa ia tinggal di istana, memakai gaun mewah dan perhiasan mahal, memerintah sebuah kerajaan...
Apakah dia sebenarnya sedang melihat kehidupan Tanya lewat mimpinya?

"Tanya..." Saya membuka suara, "bagaimana ia bisa menjadi anak angkat ayahku?"

"Tagon Niruha menemukannya di hutan saat masih bayi setelah mendiang Sanung Niruha membantu Asa Ron mengkudeta Hwinsan. Dia adalah anak dari pewaris Hwinsan, Asa Sin."

"Apakah Asa Sin hanya memiliki satu orang anak?"

Mubaek ragu-ragu untuk menjawab, "setahu saya iya, Asa Sin hanya memiliki satu putri. Tapi... tadi... ah, saya sendiri juga bingung."

"Mubaek, tadi kau sempat bertemu Maya kan?"

"Iya."

"Aku tahu apa yg kau pikirkan. Aku sama terkejutnya denganmu. Semua orang yang mengetahui ini pasti akan sama terkejutnya dengan kita. Jadi kurasa lebih baik kita rahasiakan dulu hal ini dari siapapun, termasuk Mugwang."

Mereka telah sampai di depan rumah. Maya berlari menghampiri Saya, diikuti oleh Mugwang.

"Aku minta maaf, aku belum bisa segera mengajak kalian tinggal di istana. Ayahku memberiku sebuah misi sebelum ia benar-benar mengakuiku sebagai anaknya."

Senyum ceria Maya mulai menghilang. Dengan langkah lesu, ia masuk ke dalam rumah. Saya hendak menyusulnya, namun Mugwang menahannya.

"Lalu aku? Aku mengerti jika Maya mungkin tidak bisa ke istana. Tapi aku? Bukankah aku adalah pengawalmu? Apakah aku sudah tidak diperlukan lagi?" Tanya Mugwang.

Saya menepuk bahu Mugwang, "justru karena aku membutuhkanmu untuk tetap di sini menjaga kekasihku."

Saya masuk ke dalam rumah dan menemukan Maya sedang melipat pakaian. Saya duduk di hadapannya.

"Maya, maafkan aku..."

Maya tersenyum tipis, "maaf untuk apa? Aku mengerti, dan aku sadar diri. Aku hanyalah seorang pelayan rendahan, betapa kurang ajarnya diriku bermimpi bisa tinggal di istana sebagai wanita terhormat."

Saya menggenggam tangan Maya, "tidak, kau tidak serendah itu..."

"Sepertinya kau adalah saudari kembar seorang ratu," kata Saya dalam hati.

Maya hendak melepas genggaman Saya, namun pria itu menarik dan meletakkan tangan Maya ke pipinya sendiri.

"Aku mencintaimu, Maya. Aku akan melakukan apapun untukmu. Aku akan mencari cara agar kau bisa tinggal di istana bersamaku. Tunggulah sebentar lagi."

"Bolehkah? Bolehkah aku berharap setinggi itu?"

"Harapanmu pasti akan terkabulkan. Percayalah kepadaku."

"Baiklah, aku percaya padamu dan akan menunggumu."

Saya mengecup punggung tangan Maya, kemudian perlahan ia menempelkan bibirnya ke bibir gadis itu.

Saya mengecup punggung tangan Maya, kemudian perlahan ia menempelkan bibirnya ke bibir gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benetbeot [AC FF - IDN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang