Special Chapter 1

220 22 0
                                    

WARNING !
RATED 21+

Mugwang ♡ Maya
Unexpected couple

Kuda yang membawa Mugwang dan Maya telah sampai di sebuah desa kecil, tepatnya di depan sebuah rumah mungil. Ada sepetak sawah yang telah ditanami padi di sebelah kanan, dan kebun sayuran di sebelah kiri. Di belakang rumah ada bekas kandang ayam yang masih kosong.

Rumah ini milik orangtua Mugwang yang sudah lama tidak dihuni. Tanya memberikan sebuah rumah mewah di dekat istana untuk mertuanya, sementara Mubaek sudah lama meninggalkan rumah ini dan tinggal di Arthdal bersama istri dan anak-anaknya. Mugwang merenovasi rumah ini sebulan sebelum pernikahan, setelah Maya memutuskan untuk tinggal di desa setelah mereka menikah.

Mugwang turun lebih dulu, kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu istrinya turun. Ketika Maya membantu mengangkut barang-barang mereka ke dalam rumah, Mugwang menghentikannya.

"Istirahat saja di sini, biar aku yang membereskan semuanya," kata Mugwang sambil mendudukkan Maya di teras rumah.

"Lebih cepat selesai bila aku juga membantu."

"Tidak perlu, nanti kau lelah."

Maya menyemburkan tawanya.

"Mengapa tertawa?"

"Aku teringat saat menjadi pelayan Saya, aku mengerjakan banyak hal, membersihkan rumah, memasak, mengangkut barang-barang. Ketika aku meminta bantuanmu, kau selalu mengomel. Tapi sekarang kau memperlakukanku bak tuan putri."

"Kau kan memang Tuan Putri."

"Aku bukan Tuan Putri sekarang. Aku sudah menjadi rakyat biasa, istri dari seorang prajurit."

Mugwang menyelipkan sehelai anak rambut ke telinga Maya, "Kau tetap Tuan Putri bagiku."

Maya mengulum senyum malu-malunya.

"Tapi aku tidak mau diperlakukan seperti itu oleh suamiku. Aku ingin menjalani hidup seperti istri-istri orang lain, itu sebabnya aku pergi dari istana."

Jempol Mugwang membelai telapak tangan Maya yang masih terasa kasar meskipun sudah menjalani treatment kecantikan selama di istana.

"Aku tidak ingin istriku bekerja keras seperti mereka."

"Kalau aku ingin tetap diperlakukan seperti putri, seharusnya yang kupilih adalah raja ataupun pangeran dari kerajaan lain, bukannya seorang prajurit."

Tanpa sadar, Mugwang mengeraskan rahangnya. Ia teringat pada Raja Ipsaeng yang setahun lalu naik tahta menggantikan pamannya, dan sedang mencari permaisuri untuk pendampingnya. Ia beberapa kali bertandang ke istana Hwinsan dan mendekati Maya.

Tidak ingin gadis yang telah bertahta di dalam hatinya selama bertahun-tahun itu direbut lelaki lain lagi, ia pun nekad melamar Maya. Ia siap dengan resiko ditolak oleh Maya dan persahabatan mereka kemungkinan akan berakhir. Dan memang, persahabatan mereka berakhir, digantikan dengan ikatan pernikahan.

"Lantas, mengapa kau menolak pinangan raja dan malah menikahi prajurit rendah ini?"

Maya menatap dalam mata suaminya, "terlalu banyak alasan yang tak dapat kujelaskan satu persatu. Intinya, Kak Mugwang yang terbaik."

Masih saling menatap dalam keheningan, Mugwang seolah menunggu kalimat lain terucap dari bibir wanita itu, namun kalimat itu tidak pernah diucapkan oleh Maya, meskipun Mugwang telah ratusan kali mengucapkannya.

Ujung bibir Mugwang sedikit naik, berbarengan dengan kelopak matanya yang terturun. Apa lagi yang ia harapkan? Sudah bagus wanita itu tidak menolaknya.

Benetbeot [AC FF - IDN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang