Tahun pertama masa pemerintahan Tanya diwarnai dengan berbagai pemberontakan. Ada yang masih belum percaya bahwa Tanya adalah keturunan langsung meskipun sudah dibuktikan di sidang keramat. Ada pula yang tidak setuju diperintah oleh anak remaja usia lima belas tahun.
Atas saran Tagon, Tanya merombak kabinet pemerintahannya. Dari menteri, pejabat, pengawal, sampai pelayan yang diduga memihak Asa Ron disingkirkan, diganti dengan orang-orang yang dipilih langsung oleh Tagon, dan kebanyakan berasal dari Arthdal. Pelan-pelan Tagon mulai menancapkan kekuasaannya di Hwinsan dengan dalih demi menjaga keselamatan Tanya.
Tanya tidak punya pilihan lain selain menuruti ayah angkatnya. Dia masih belum dapat membuat keputusan penting sendiri. Selama ini dia hanya belajar lewat buku secara teoritis dan pada prakteknya sangat berbeda jauh dari teori yang ia pelajari. Semua terjadi begitu cepat dan rumit, hingga ia terpaksa memasrahkan segalanya kepada sang ayah.
Dan kini lima tahun telah berlalu. Satu-satunya keputusan yang ditetapkan oleh Tanya sendiri tanpa campur tangan Tagon dan berhasil adalah peningkatan hasil pertanian di tanah Hwinsan. Ia bisa memprediksi kapan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen. Selama lima tahun hasil panen Hwinsan melimpah ruah.
Akan tetapi, rakyat Hwinsan tidak sepenuhnya bisa menikmati kelimpahan itu. Karena sebagian hasil panen diberikan kepada Arthdal. Hal ini sudah terjadi sejak masa pemerintahan Asa Ron. Penggantian pemimpin rupanya tidak memberi banyak perubahan.
Suatu hari dua orang pejabat sedang mengobrol di dalam perpustakaan yang sepi sambil minum minuman keras untuk menghangatkan tubuh.
"Sepertinya semakin lama, Arthdal semakin berkuasa atas kita," kata seorang pejabat istana.
"Benar, secara tidak langsung kita seperti sedang dijajah. Rakyat telah bersusah payah bercocok tanam, mereka tinggal mengambil hasilnya," timpal pejabat lainnya.
"Tidak hanya pertanian, hasil tambang kita juga mereka ambil, emas, batu keras, timah.".
"Tetapi kalau timah sih, kita mendapat hasilnya juga, mereka mengirimkan kembali dalam bentuk pedang perunggu. Hanya kerajaan Hae yang bisa membuatnya."
Pejabat itu mengibaskan tangannya, "tapi tetap saja, kerugian yang kita terima lebih banyak daripada keuntungan."
Kemudian ia menyuruh temannya untuk mendekat dan mulai berbisik, "Tahun yang lalu aku bekerja di bagian keuangan. Aku menemukan beberapa hal yang aneh."
"Aneh bagaimana?"
"Jangan bilang siapa-siapa, ya. Janji?"
"Aku bersumpah."
"Sepertinya para atasan kita mengambil keuntungan untuk diri mereka sendiri."
Temannya terkesiap dan pejabat itu segera membungkam mulutnya.
"Ini masih dugaan, karena antara yang tercatat di laporan dengan realisasinya berbeda. Dan ketika aku menanyakan hal ini kepada rekanku, tiba-tiba saja aku dipindahkan ke perpustakaan ini, menjamur bersama gulungan-gulungan yang berbau apak ini."
"Tetapi kau harus tetap bersyukur, untung saja hanya pekerjaanmu yang dipindahkan, bukannya jiwamu yang dipindahkan ke dunia lain."
"Iya, kau benar. Kudengar lima tahun yang lalu banyak menteri dan pejabat yang diganti karena diduga mendukung raja sebelum Tanya Niruha. Entah apakah benar seperti yang dituduhkan, atau kejadiannya sepertiku, mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak boleh diketahui. Atau mereka memang sengaja diganti dengan orang-orang dari Arthdal, tidak peduli mereka melakukan kesalahan atau tidak."
Pejabat itu meneguk minumannya dan bergumam, "kupikir kerajaan ini akan makin membaik setelah pergantian pemimpin, tetapi ternyata sama saja, bahkan lebih buruk. Rasanya ingin kembali ke masa lalu saja, tidak peduli pemimpinnya tidak bisa berkomunikasi dengan dewa. Toh pemimpin yang sekarang juga sama saja, lebih mendengarkan perkataan raja kerajaan lain daripada suara dewa. Aku bertaruh, tidak sampai setahun lagi, Hwinsan akan hancur dan dikuasai sepenuhnya oleh Arthdal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benetbeot [AC FF - IDN] ✔
RomanceRated 19+ Tanya diserang oleh pembunuh misterius. Tiba-tiba seorang gadis yang wajahnya mirip dengan Tanya muncul dan berpura-pura menjadi dirinya. Yangcha terpaksa berpura-pura tidak tahu, sembari mencari siapa pelaku sesungguhnya yang telah menyer...