Chapter 21

223 27 2
                                    

Satu jam sebelum Asa Ron tertangkap...

"Yon," panggil Asa Ron.

"Ya, Niruha?"

"Kaburlah bersama istrimu. Bawa pasukan Shahati bersamamu."

"Tapi... kami harus melindungimu, Niruha."

"Kurasa aku tak bisa lari lagi dari masalah ini. Aku juga sudah terlalu tua. Kau, putra semata wayangku, lanjutkan cita-citaku."

Asa Yon tertegun, "Ni... Niruha..."

"Mereka tidak pernah tahu bahwa aku memiliki seorang putra dari wanita selain mendiang istriku. Mereka hanya tahu aku hanya memiliki dua putri, Asa Mot dan Asa Moo. Aku tidak bisa mewariskan misi ini kepada mereka, karena mereka juga pasti akan ditangkap."

Asa Ron menggenggam kedua tangan Asa Yon, "cepat pergilah, mereka akan datang sebentar lagi."

"Ayah..." mata Asa Yon mulai berkaca-kaca.

"Pergi!!!" Bentak Asa Ron tepat ketika pintu gerbang istana didobrak paksa.

Asa Yon menyelinap dan berbaur dengan para pelayan bersama istrinya, Jina. Ia juga menyaksikan ketika Tanya menyiksa ayahnya di halaman istana. Jina menggenggam tangan suaminya yang terkepal erat.

☆☆☆

Denyut nadi di pergelangan tangan Tanya mengetuk-ngetuk jemari Chaeeun yang sedang memeriksanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Denyut nadi di pergelangan tangan Tanya mengetuk-ngetuk jemari Chaeeun yang sedang memeriksanya.

"Bagaimana? Apakah dugaanku benar?" Tanya sang Ratu.

"Iya, benar," jawab Chaeeun dengan senyum lebar.

Senyum yang sama lebarnya juga terpancar di wajah Tanya. Perlahan tangannya bergerak ke atas perutnya.

"Oh, astaga, sebentar lagi aku akan menjadi bibi!" Seru Maya kegirangan.

Saat itu, Yangcha baru masuk ke dalam kamar dan heran melihat Maya yang melonjak-lonjak sambil menjerit senang.

"Sayang, kemarilah," panggil Tanya sambil melambaikan tangannya.

Yangcha menghampirinya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Aku ingin makan berry hutan, bisakah kau mengambilkannya untukku?"

"Tapi ini bukan musim berry."

"Tapi anakmu ingin makan buah berry yang dipetik langsung oleh tangan ayahnya," kata Tanya sambil mengelus perutnya.

Terkesiap, Yangcha berjongkok di sisi ranjang, menatap perut rata istrinya dengan kebahagiaan yang membuncah. Disentuhnya perut itu perlahan, seperti sedang menyentuh benda yang mudah rapuh.

"Anakku..."

"Ya, anak kita," kata Tanya sambil membelai rambut suaminya yang kini sedang mengecup perutnya.

Benetbeot [AC FF - IDN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang