Chapter 19

203 31 0
                                    

Lagi, Saya terbangun dari tidurnya dalam keadaan tubuh basah oleh keringat. Ia tak pernah bisa tidur nyenyak sejak merenggut nyawa keluarganya sendiri. Ia terus memimpikan kejadian itu.

Hari masih tampak gelap saat ia menoleh ke jendela. Tampaknya ia hanya tertidur sebentar setelah mengantarkan makanan untuk Maya. Ia pun memutuskan untuk berjalan-jalan, dikawal oleh Gilsun.

"Di mana Mugwang?"

"Tadi dia izin ke jamban, tapi belum kembali. Mungkin dia sedang sembelit."

Saya berjalan memasuki ruang singgasana, duduk di kursi tahtanya. Kursi ini yang ia inginkan dan impikan, namun setelah mendapatkannya, entah mengapa hatinya merasa hampa.
Diliriknya kursi di sebelah tahtanya, kursi untuk permaisuri.

"Mungkin karena tidak ada dia di sisiku..."

Ini adalah impian mereka berdua, namun ia meraihnya sendirian.

"Mengapa kau begitu keras kepala, Maya?"

Saya keluar dari ruang singgasana, menuju menara. Ia berhenti sejenak, menengadah, sebelum memasukinya. Dan ia terkesiap saat melihat penjaga menara itu telah tak sadarkan diri, dan gembok telah tergeletak di lantai. Ia mendapati ruangan tempat ia menyekap kekasihnya telah kosong. Kata-kata umpatan keluar dari mulutnya dengan penuh amarah.

~~~

Sekutu yang pertama kali datang dan memihak Tanya adalah Kerajaan Momo yang dipimpin oleh Ratu Karika, salah satu sahabat Tanya. Mubaek telah memberitahu kebenaran ini kepada rekan-rekan Daekannya yang ia percaya, salah satunya adalah Yeonbal, ayah tiri Karika. *

"Sudah kuduga, kau tidak mungkin melakukan hal itu. Aku telah mendengar semuanya dari ayahku," kata Karika.

"Terima kasih, sudah percaya kepadaku."

"Sejak awal aku sudah percaya kepadamu. Hanya saja, aku tidak tahu keberadaanmu. Kerajaan Momo akan bergabung. Prajurit kami akan melayani dan melindungimu."

Beberapa hari kemudian, Ratu Choseol dari Kerajaan Iark, beserta suaminya, Yeolson datang. Putra mahkota Kerajaan Ago, Ipsaeng, juga bersama dengan mereka. Dia yang memprovokasi huru-hara di Ddoldambul sehingga budak Ago dan Iark melarikan diri dari tempat penambangan berlian itu.

"Kerajaan kami telah hancur. Rakyat kami tersebar di seluruh Arthdal sebagai budak. Namun kami akan berusaha semaksimal mungkin membantu anda, Tanya Niruha," kata Ratu Cheosol.

"Kami akan membantu dalam memproduksi persenjataan. Kami berhasil membuat pedang dari besi yang lebih kuat dari perunggu," sambung Yeolson.

"Kami, para ksatria Ago juga selalu siap untuk anda, Tanya Niruha," kata Ipsaeng.

Orang-orang dari suku Neanthal juga muncul. Kerajaan Neanthal dimusnahkan berpuluh tahun yang lalu, hanya menyisakan sedikit rakyatnya yang bersembunyi di goa-goa. Saat ini mereka dipimpin oleh Ragaz.

"Mendiang Ratu Asa Sakan telah banyak membantu kami, sudah sepantasnya kami membalas budi."

Dan terakhir, dan yang paling ditunggu-tunggu adalah Raja Hae Mihol dari kerajaan Hae, kerajaan ketiga yang terbesar selain Arthdal dan Hwinsan. Beberapa raja dari kerajaan kecil lainnya menyusul di belakang.

"Ketika aku melihat kepala gadis pelayan yang membunuh anak dan cucuku, saat itu aku tahu bahwa Asa Ron lah dalangnya. Aku mengenal gadis itu, Seena, ia juga pernah kusewa sebagai mata-mata. Jika yang mati hanya Tagon, aku tidak akan terlalu peduli. Tetapi aku tidak bisa tinggal diam saat putri tunggal dan cucu kesayanganku tewas mengenaskan."

Bibir Mihol bergetar menahan amarah yang siap meledak. Air mata yang menggenang di ujung matanya tak juga meluncur. Begitu dalam penyesalan yang ia rasakan. Ia marah kepada dirinya sendiri yang gagal melindungi kerajaannya, hingga putrinya yang masih remaja terpaksa menikahi duda tua, mendiang Raja Sanung. Dan ketika putrinya mulai meraih kebahagiaan bersama lelaki yang ia cintai, nyawanya harus terenggut bersama buah hatinya.

Benetbeot [AC FF - IDN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang