Update lagi cie
"Yuna.." panggil Renjun lirih.
Yuna tersenyum simpul, menatap mata Renjun yang tengah memandangnya lamat.
"Welcome back, sweetheart." Renjun mengacak rambut Yuna pelan sambil tersenyum, kemudian mendekap tubuh gadisnya ini ke dalam rengkuhannya.
Keduanya larut dalam perasaan masing-masing. Rasanya seperti dunia milik berdua, mereka tak lagi mempedulikan tatapan orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Dasar dua anak muda yang sedang dimabuk cinta memang suka lupa dunia.
Setelah beberapa saat, Yuna melepaskan rengkuhannya dari badan Renjun. Gadis itu mengerucutkan sedikit bibirnya, memandang Renjun dengan tatapan kesal.
"Ini nih yang kemarin bilangnya mau gap year? Sekarang kok malah disini? Dasar tukang boong." Yuna mendekatkan tangannya ke arah perut Renjun kemudian mencubitnya pelan.
Renjun meringkih kecil sambil menahan tangan Yuna agar tidak mencubit lebih dalam. "Ampun Nyai." mohonnya pada Yuna dengan muka memelas. Namun malah terlihat imut di mata Yuna.
Yuna menyerah, tatapan Renjun membuatnya berhasil lemah. Ia menghela nafas kecil, mau tak mau ia menjauhkan tangannya dan menempatkannya di posisinya semula.
"Aku gak ngasih tau kamu biar jadi kejutan, eh malah aku yang kaget sekarang." ujar Renjun.
Yuna tertawa pelan, "Gimana? Kaget gak?"
"Gak sih, biasa aja." Yuna menatap Renjun sinis, tangannya yang bebas memukul pelan lengan kiri Renjun.
Entah kenapa beberapa tahun begaul dengan Jaemin membuat Yuna jadi sering memukul sesuatu. Tingkah Jaemin yang mengesalkan membuatnya terbiasa memukul pemuda itu. Dan sekarang ia bahkan memukul pacarnya sendiri.
Tentu saja masih dalam konteks bercanda.
"Dih, kamu kok suka mukul sih sekarang?" tanya Renjun penasaran. "KDRT tau. Gak baik diliatin banyak orang."
"Ya abis kamu ngeselin kayak Jaemin." jawab Yuna ketus.
Renjun terkekeh, "Oh jadi gara-gara Jaemin. Gini aja, daripada tangan ini kamu buat mukul aku," Cowok itu mendekat lalu mengambil tangan kanan Yuna dan menggenggamnya erat. "Mending buat genggam tangan aku aja."
Yuna mengeluarkan senyum yang tertahan, dalam hatinya ia merasa malu melihat perlakuan Renjun yang terlihat sangat cheesy. Tapi gak apalah, toh Yuna senang dengan semua perlakuan cowoknya ini.
Yuna balas menggenggam tangan Renjun sambil membawa pemuda itu berjalan menuju sebuah taksi yang berhenti tak jauh dari posisi mereka berdiri.
"Jaemin yang ngasih tau?" tanya Renjun memulai percakapan.
"Ngasih tau apa?"
"Ngasih tau kalo aku balik ke sini."
Yuna mengangguk, "Iya dia yang ngasih tau. Lagian pacar kamu Jaemin atau aku sih? Kok yang dihubungin malah Jaemin, bukan aku?" tanya gadis itu ketus.
"Kan tadi udah bilang kalo aku mau ngasih kejutan. Aku juga sementara bakal nginep di rumah Jaemin sampe dapet apart di sini, mangkanya aku ngehubungin dia." jelas Renjun.
"Ngapain nginep di rumah Jaemin? Di apart ku kan bisa."
Renjun melotot, sedikit terkejut dengan pernyataan Yuna yang terdengar sedikit.. Err-frontal?
"Ma-maksud kamu gimana?" tanya Renjun sedikit terbata.
"Kamu nginep aja di apart aku." Yuna mengerjapkan matanya polos, sedangkan Renjun terdiam dengan muka memerah.