Jangan diplay dulu ya mulmednyaYuna meneguk ludahnya kasar saat mendapati Renjun semakin menghimpit badannya di antara sofa. Gadis itu merutuki dirinya sendiri.
"Jun.." panggil Yuna lirih namun seakan tak digubris oleh Renjun.
Renjun hanya diam dengan pandangan mata tajam yang mengarah tepat pada wajah Yuna. Jarak mereka yang terlalu dekat membuat Yuna perlahan memejamkan matanya takut. Bahkan ia bisa merasakan nafas Renjun mulai menyapu wajahnya.
Ini beneran Renjun kan? Renjun yang Yuna kenal gak kayak gini, ini pasti bukan Renjun.
Yuna baru saja akan bergerak namun aktivitas Renjun berhasil membuatnya membeku.
Cup
Perlahan, Yuna mulai membuka matanya yang sedari tadi tertutup dan mendapati wajah Renjun yang sedang memandangnya sambil tersenyum. Pipi gadis itu bersemu merah saat menyadari kalau Renjun baru saja memberikannya kecupan manis di dahinya.
Melihat ekspresi Yuna yang menggemaskan, Renjun tertawa kecil. Ia perlahan mulai beringsut dari sofa dan kembali duduk seperti semula.
Renjun mendekat, mengelus rambut Yuna lembut. "Becanda sayang. Aku gak bakalan macem-macem, kamu tenang aja. Maaf ya bikin kamu takut." ucapnya lembut.
"Dih kamu ya, hampir aja aku jantungan tau gak. Ngeselin banget sih." Yuna menjauhkan diri dari Renjun, memojokkan diri di ujung sofa yang membuat Renjun kembali tergelak.
"Maaf Yunaa, abis kamu polos banget sih. Masa berani ngajak cowo ke apartemen kamu, berdua lagi. Untung ini aku, kalo cowo lain gimana?"
Yuna mengerucutkan bibirnya, kemudian berbalik menatap Renjun.
"Aku gapernah ngajak orang lain ke apartemen aku, apalagi cowo. Cuma kamu doang."
"Bener nih?"
"Ck yaudah kalo ga percaya."
Renjun kembali tersenyum, "Iya percaya kok, sini deketan. Jauh banget kaya orang lagi ujian."
"Bodoamat aku ngambek."
"Mana ada orang ngambek bilang-bilang, Yun."
"Ada tuh, ini aku buktinya." jawab Yuna kekeuh.
"Yaudah iya, aku mah salah mulu, kamu yang bener." Renjun mengehela nafasnya pelan, harus ekstra sabar kalau sedang menghadapi pacarnya yang lagu mode galak ini. Galak sih tapi masih gemesin.
"Kamu ada makanan gak? Atau mau aku masakin?" tanya Renjun sambil beranjak dari sofa menuju ke dapur.
"Ada bahan-bahannya doang sih, eh tapi kamu emang bisa masak?" sahut Yuna ragu, menghampiri Renjun yang sedang berdiri di depan kulkas.
"Ey, kamu gak percaya aku bisa masak?"
"Kalo masak air doang aku percaya."
"Dih dasar, udah sana kamu diem aja liatin aku masak."
Yuna diam-diam tersenyum, melihat Renjun dengan setelan apron warna hitam senada membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan. Apalagi saat cowok itu mulai menunjukkan kelihaiannya dalam memakai pisau. Hampir saja Yuna mati berdiri melihatnya.